TIMES BANYUWANGI, BONDOWOSO – Kejaksaan Negeri Kabupaten Bondowoso (Kejari Bondowoso) mencatat, dari berbagai kasus peredaran pil terlarang, pemuda paling banyak menjadi korban peredaran. 

Hal itu diungkapkan oleh Kepala Kejaksaan Negeri Bondowoso, Dzakiyul Fikri Kajari saat pemusnahan barang bukti, Selasa (18/2/2025). 

Sejak Oktober 2024 hingga Februari 2025 Kejaksaan total ada 19 perkara yang berkekuatan hukum tetap. Semua barang bukti yang dimusnahkan merupakan kasus narkoba. 

Adapun BB yang dimusnahkan yakni 1.790 butir pil logo Y, kemudian 9.140 butir pil trihexyphenidyl, 39.281 butir pil SMP warna kuning, alat bong dan sejumlah barang bukti lainnya. 

Menurut Kajari, BB yang dimusnahkan ini diperoleh dari kasus yang sudah inkrah dan sesuai dengan putusan pengadilan. 

Menurutnya, ada BB yang dikembalikan pada pihak yang dirugikan seperti kasus pencurian. Kemudian ada dijual lelang yang hasilnya disetor ke kas negara. 

“Ada yang harus kita musnahkan. Kayak obat dan segala macam. Itu periodik, dua atau tiga bulan kita laksanakan. Kalau terlalu lama berisiko disalahgunakan, hilang dan ditukar,” jelas dia. 

Sementara untuk BB yang dimusnahkan Kejari Bondowoso hari ini didominasi pil terlarang. 

“Saya juga riskan ya, pil ini tidak jauh dari kaula muda. Bagaimana masyarakat Bondowoso dibangun ke depan, kalau anak mudanya terpengaruh obat, gak rasional berpikir, gak bisa punya pikiran membangun” ucap dia. 

Dia menginginkan dalam kasus narkoba yang ditangkap adalah bandarnya bukan hanya pemakai. Sebab pemakai juga merupakan korban. 

“Kalau pemakai korban bisa direhabilitasi. Di Bondowoso saya harapkan peredaran narkoba habis. Masa depan Bondowoso nanti bukan lagi kita,” tegas dia. (*)