https://banyuwangi.times.co.id/
Berita

BI Disarankan Pertahankan Suku Bunga di Februari 2025

Selasa, 18 Februari 2025 - 21:42
BI Disarankan Pertahankan Suku Bunga di Februari 2025 Gedung Bank Indonesia. (Foto: Bloomberg)

TIMES BANYUWANGI, JAKARTA – Dengan sorotan pada pentingnya stabilitas makroekonomi, ahli-ahli dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) telah menyarankan Bank Indonesia untuk mengunci suku bunga referensinya di angka 5,75 persen saat pertemuan Dewan Gubernur merebak di bulan Februari 2025.

Teuku Riefky, pakar ekonomi dari LPEM UI, menyampaikan urgensi pengekalan tingkat bunga tersebut sebagai jawaban atas gejala ekonomi dan geopolitik global yang berpotensi menggoyahkan fondasi ekonomi nasional, sekaligus menanggapi fluktuasi nilai tukar rupiah yang tak kunjung padam.

“Salah satu sumber tekanan ekonomi global adalah deretan kebijakan yang dicetuskan oleh Presiden AS Donald Trump, yang mencakup pembatasan migrasi—potensi pemicu ketatnya lapangan pekerjaan AS—pengurangan tarif pajak bagi korporat, dan imposisi tarif impor,” urai Riefky, di Jakarta, Selasa (18/2/2025).

Kebijakan-kebijakan ini, menurut analisisnya, berkontribusi pada peningkatan inflasi di Amerika dan pembangkitan ketidakpastian ekonomi di seluruh dunia.

"Pendulum arus modal yang beralih ke dan dari Indonesia, beserta rentetan perubahan nilai tukar rupiah baru-baru ini, terutama berakar dari efek gabungan ini," ungkap Riefky.

Di sisi lain, ia menampilkan gambaran inflasi Indonesia yang berdiri tipis di 0,76 persen (yoy) pada Januari 2025. Meski berada dalam koridor aman dibanding target Bank Indonesia, terdapat bayang-bayang Ramadan dan Idul Fitri di cakrawala, yang secara tradisional mengaduk gelombang inflasi.

"Ketika mendekati bulan suci, umumnya lonjakan kebutuhan akan memacu harga-harga naik, yang tercermin dalam kenaikan Indeks Ekspektasi Harga Umum untuk Maret 2025," tandas Riefky.

Lebih lanjut, ia memfokuskan lensa pada peningkatan harga yang disulut oleh penyesuaian tarif komoditas global, khususnya di tengah-politik tarif impor yang diterapkan oleh AS ke beberapa negara utama. Kekuatan dolar Amerika yang bertambah, menurut Riefky, menambah keresahan atas volatilitas rupiah, mempermudah jalur bagi inflasi impor untuk merayap masuk.

Keterampilan BI dalam menavigasi nilai tukar rupiah yang terombang-ambing di pasar global dapat terlihat dari kenaikan yang dialami rupiah—mengukuh dari Rp16.360 menjadi Rp16.170—sebelum putusan The Fed mengirimkannya untuk terjun bebas ke tingkat yang lebih rendah.

Walau begitu, negosiasi terbaru dari Trump berkenaan tarif impor kembali memberikan rupiah kenyamanan untuk bernapas, membawanya ke posisi Rp16.255 pada pertengahan Februari, dengan penurunan tahunan mencapai 1,03 persen.

Riefky, dengan pandangan yang diwarnai oleh kerumitan faktor-faktor ini, memperjelas rekomendasinya: "Seraya mempertimbangkan semua faktor ini, posisi kami teguh bahwa Bank Indonesia hendaknya mempertahankan suku bunga di 5,75 persen pada pertemuan Rapat Dewan Gubernur bulan Februari ini," ujarnya. (*)

Pewarta : Antara
Editor : Hendarmono Al Sidarto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Banyuwangi just now

Welcome to TIMES Banyuwangi

TIMES Banyuwangi is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.