https://banyuwangi.times.co.id/
Berita

Menggali Lebih Dalam Program Unggulan SMS Pisan Pemkab Banyuwangi

Selasa, 15 Oktober 2024 - 16:53
Menggali Lebih Dalam Program Unggulan SMS Pisan Pemkab Banyuwangi drh. Nanang Sugiharto, Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner, Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi. (Foto: Ikromil Aufa/ TIMES Indonesia)

TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Program SMS PISAN (Sapi Manak Setahun Sepisan). Program ini adalah hasil inovasi Pemkab Banyuwangi yang dirancang untuk mendorong produktivitas sapi indukan agar dapat melahirkan minimal sekali dalam setahun, sehingga berdampak langsung pada peningkatan keuntungan peternak.

Menurut Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Banyuwangi, drh. Nanang Sugiharto, program ini ditujukan untuk penanganan gangguan reproduksi dengan harapan sapi dapat bereproduksi secara maksimal dan produktivitasnya juga semakin meningkat.

“Dalam hitungan satu tahun, masa sapi bunting kurang lebih 9 bulan 10 hari. Kemudian sisa 2 bulan adalah fase interval untuk istirahat. Nanti yang di bulan ke-3, ketika anakan sapi sudah mulai disapih, indukan sapi tadi sudah mulai bunting kembali,” katanya saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (15/10/2024).

Nanang menjelaskan, kategori sapi yang bisa dilakukan untuk melaksanakan program ini adalah sapi yang mengalami gangguan reproduksi. Gangguan reproduksi yang dimaksud ialah sapi yang ketika dikawin 1 kali tidak jadi, dikawin 2 kali tidak jadi, dengan kondisi body condition score (BCS) yang bagus dan ketika diperiksa kondisinya adalah fausta atau yang berarti bisa diobati.

“Setelah kita nyatakan bahwa sapi ini bisa diobati dengan status fausta, sapi tersebut akan kita terapi. Sehingga, nanti ketika dilaksanakan perkawinan bisa langsung bunting,” ujarnya.

Selama 9 bulan 10 hari, lanjut Nanang, sapi akan terus dipantau dan diberi hormon, mineral, dan obat-obatan yang dirancang untuk mendukung kesehatan reproduksi sapi indukan. Pada usia bunting ke 5 bulan akan diperiksa kembali untuk memastikan bahwa benar bunting atau tidak.

Dalam program ini, petugas di lapangan adalah petugas yang sama dengan tim penanganan penyakit mulut dan kulit (PMK). Sehingga, petugas yang biasanya melakukan pengobatan juga mengetahui adanya sapi yang sudah pernah dikawin 2 kali atau 3 kali tetapi tidak jadi bunting. 

“Bagi peternak baru yang sapinya  mengalami gangguan reproduksi bisa lapor ke puskeswan yang sudah tersebar di 11 titik se-Kabupaten Banyuwangi. Masyarakat tidak perlu khawatir dengan biaya, karena program ini adalah gratis,” ucapnya.

Sebelum melaksanakan program ini, petugas lapangan akan mengecek hewan ternak tersebut benar-benar bisa diobati atau tidak. Jika hasil pemeriksaan masih ragu, maka kesimpulannya adalah tidak bisa melaksanakan program ini.

“Biaya yang kita keluarkan untuk satu ekor secara matematis sekitar 350 sampai 400 ribu. Dengan biaya yang cukup mahal ini, kondisi sapi yang meragukan kita tinggal dan lebih baik mencari sapi lainnya yang kondisinya bisa diobati,” paparnya.

Perlu diketahui, program SMS Pisan inovasi dari Pemkab Banyuwangi melalui Dispertan sudah berjalan sejak tahun 2021 silam yang dikhususkan untuk peternak rumahan. Pada tahun ini, target 1 ribu ekor sapi dapat terlayani dengan rata-rata 25 sampai 50 ekor per kecamatan dengan melihat populasi sapi di wilayah tersebut.(*)

Pewarta : Syamsul Arifin
Editor : Ferry Agusta Satrio
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Banyuwangi just now

Welcome to TIMES Banyuwangi

TIMES Banyuwangi is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.