https://banyuwangi.times.co.id/
Berita

Petani di Banyuwangi Minta Ipuk Fiestiandani Lanjutkan Program Pertanian

Jumat, 01 November 2024 - 11:14
Petani di Banyuwangi Minta Ipuk Fiestiandani Lanjutkan Program Pertanian Ipuk Fiestiandani bersama sejumlah petani Banyuwangi foto bersama (Foto: Dokumentasi TIMES Indonesia)

TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Kiprah Ipuk Fiestiandani dalam memimpin Banyuwangi selama 3,5 tahun terakhir telah mencuri perhatian para petani. Berbagai program inovatif yang digulirkan, tak hanya meningkatkan produktivitas pertanian, tapi juga memberikan kesejahteraan bagi petani.

Salah satu program yang paling dirasakan manfaatnya adalah penyediaan Pupuk Organik Cair (POC) secara gratis. 

Arif Afandi, seorang petani dari Dusun Jalen, Desa Setail, Kecamatan Genteng, mengaku, berkat POC, tanahnya menjadi subur dan hasil panennya meningkat signifikan.

Selain itu, program yang di gagas oleh paslon cabup dan cawabup nomor urut 1 ini dinilai menjadi solusi disaat pemerintah pusat mengurangi kuota pupuk subsidi.

“Pupuk organik ini benar-benar bikin tanah kami lebih subur, dan hasil panen juga makin bagus,” kata Arif, Jumat (01/11/2024).

Ipuk secara rutin menyalurkan bantuan pupuk organik cair ke kelompok tani di seluruh kecamatan, dengan anggaran mencapai Rp15 miliar per tahun. 

Tidak hanya itu, Bupati Banyuwangi periode 2020-2024 ini  juga aktif mendorong petani untuk beralih ke sistem pertanian organik, dengan mendirikan Rumah Layanan Pupuk Alternatif (RUPA) di setiap kecamatan agar petani bisa memproduksi pupuk sendiri.

Ipuk-Fiestiandani-a.jpgIpuk Fiestiandani duduk bersama Sejumlah Petani Banyuwangi (Foto: Dokumentasi TIMES Indonesia)

Berkat inovasi ini, banyak kelompok tani kini berhasil mengolah limbah organik seperti kulit nanas dan kotoran hewan menjadi pupuk Nitrogen Pospor Kalium (NPeK) dan biogas. 

Biogas ini nggak cuma jadi pupuk, tapi juga bisa dipakai sebagai bahan bakar pengganti LPG untuk memasak dan penerangan.

Tak ketinggalan, Banyuwangi juga menerapkan pertanian presisi. Melalui alat canggih bernama Jinawi, petani bisa menguji kualitas tanah dan mendapatkan rekomendasi pemupukan secara real-time. Ini membantu mereka mengoptimalkan hasil pertanian.

Salah satu inovasi yang juga berpengaruh besar adalah pembangunan Rubuha (rumah burung hantu) di lahan pertanian. Ini membantu mengatasi masalah hama tikus. 

“Dengan adanya Rubuha, hasil panen kami meningkat karena hama tikus bisa ditekan,” ujar Arif.

Sementara itu, Fahrurozi menambahkan program tang selama ini digagas oleh Ipuk Fiestiandani benar-benar bisa dirasakan. Khususnya dikalangan petani.

“Kami harap semua program ini bisa dilanjutkan dan ditingkatkan,” ujar dia.

Ipuk menyampaikan, bahwa sektor pertanian adalah salah satu prioritas utama. Ia mengapresiasi kerja keras petani yang telah menjadikan Banyuwangi sebagai salah satu lumbung pangan nasional. 

“Alhamdulillah, berkat kerja keras para petani, Banyuwangi setiap tahun selalu surplus hasil pertanian,” katanya.

Dengan semangat untuk terus mendukung petani, Ipuk berkomitmen untuk melanjutkan program-program yang pro-petani agar kesejahteraan mereka semakin meningkat. 

“Ke depan, kami akan terus galakkan semua program yang mendukung petani, agar hasil panen lebih baik dan kesejahteraan meningkat,” tegas Ipuk. (*)

Pewarta : Syamsul Arifin
Editor : Ferry Agusta Satrio
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Banyuwangi just now

Welcome to TIMES Banyuwangi

TIMES Banyuwangi is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.