TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Polemik terkait siswa SMAN 1 Genteng, Banyuwangi, Jawa Timur, yang dikeluarkan dari sekolah setelah kegiatan study tour terus bergulir.
Terbaru, Ketua Komite SMAN 1 Genteng, Supriyadi, mengungkap bahwa dalam perjalanan ke Jakarta-Bandung-Yogyakarta pada 2–8 Februari 2025, para siswa hanya dikenakan biaya Rp2 juta untuk tur. Padahal, setiap siswa telah membayar Rp2,5 juta.
Kepada TIMES Indonesia, Supriyadi menjelaskan bahwa tambahan Rp500 ribu yang dibebankan kepada siswa bukan bagian dari biaya study tour, melainkan untuk program Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), yang rencananya akan dilaksanakan pada Mei 2025.
"Rp2,5 juta itu terdiri dari dua program. Pertama, study tour observasi ke Jakarta-Bandung-Yogyakarta sebesar Rp2 juta. Yang Rp500 ribu itu untuk kegiatan P5 pada bulan Mei," ujar Supriyadi, Rabu (19/3/2025).
Jika di kemudian hari ada surat edaran dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur yang menghapus kegiatan P5, maka dana Rp500 ribu yang sudah dibayarkan siswa akan dikembalikan.
Alternatif lainnya, dana tersebut akan dialokasikan sebagai sumbangan sekolah untuk kepentingan siswa SMAN 1 Genteng.
"Jika ada edaran baru yang menghapus P5, maka uang itu (Rp500 ribu) akan dikembalikan atau dialokasikan sebagai sumbangan yang lebih bermanfaat bagi siswa," jelasnya.
Polemik Study Tour SMAN 1 Genteng
Seperti diketahui, polemik terkait study tour di SMAN 1 Genteng mencuat setelah sejumlah siswa dikeluarkan secara sepihak oleh pihak sekolah. Mereka diduga melakukan pelanggaran selama kegiatan tur ke Jakarta-Bandung-Yogyakarta pada 2–8 Februari 2025.
Salah satu siswa yang dikeluarkan adalah E, siswa kelas XI, yang merupakan putra dari HS, warga Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng.
Dalam study tour tersebut, peserta diinapkan selama dua malam di hotel yang lokasinya dekat dengan Jalan Braga, Bandung. Kawasan ini dikenal memiliki banyak tempat hiburan malam yang menyediakan minuman keras hingga wanita penghibur.
Diduga karena rasa penasaran, sejumlah siswa mengunjungi kafe yang menyajikan minuman keras hingga akhirnya mabuk. Peristiwa ini diduga terjadi pada malam kedua di Bandung, ketika para siswa berjalan-jalan tanpa pengawasan guru pendamping.
Begitu ketahuan mabuk, beberapa siswa langsung dikeluarkan oleh pihak sekolah, termasuk E.
DPRD Banyuwangi Minta Evaluasi Study Tour
Menanggapi polemik ini, anggota Komisi IV DPRD Banyuwangi, Dr. Zaki Al Mubarok, M.Si, berharap SMAN 1 Genteng lebih bijak dalam mempertimbangkan manfaat dan risiko dari kegiatan study tour.
"Ke depan, kami berharap SMAN 1 Genteng bisa lebih mempertimbangkan antara manfaat dan mudarat dalam kegiatan study tour. Jika terjadi masalah, penyelesaiannya harus menjunjung tinggi perlindungan anak dan prinsip keadilan," ujarnya.
Ia juga berharap kejadian ini menjadi perhatian bagi Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.
"Kami berharap kejadian di SMAN 1 Genteng ini bisa menjadi catatan untuk Ibu Gubernur Jatim, Ibu Khofifah Indar Parawansa," tutur politisi PKB Banyuwangi yang akrab disapa Gus Dewan ini. (*)
Pewarta | : Syamsul Arifin |
Editor | : Imadudin Muhammad |