TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Fenomena bunuh diri menjadi isu serius yang perlu mendapatkan perhatian lebih dari masyarakat. Pencegahan bunuh diri harus dimulai sejak dini dengan meningkatkan kesadaran mental serta membangun lingkungan yang mendukung.
Direktur Biro Tulip Psikologi Banyuwangi, Dhea Dana Mariska, S.Psi, M.Psi, Psikolog, mengungkapkan bahwa penting untuk memahami beberapa penyebab utama dari tindakan bunuh diri serta langkah-langkah yang bisa diambil untuk mencegahnya.
“Seseorang yang tidak menyadari atau memahami kondisi mentalnya, cenderung menutup diri dan menarik diri saat menghadapi masalah. Mereka seringkali enggan berbicara tentang masalah yang dihadapinya, hal ini dapat memperburuk kondisi mereka,” kata Dhea, sapaan akrabnya, Selasa (11/2/2025).
Menurut Dhea, ada beberapa faktor penyebab seseorang mengambil tindakan untuk mengakhiri hidup. Diantaranya, masalah ekonomi, tekanan sosial, pengalaman bullying, masalah asmara, hingga gangguan mental seperti depresi dan kecemasan berkepanjangan.
“Depresi sendiri merupakan gangguan yang dapat memengaruhi kesehatan medis, pola pikir, dan pengambilan keputusan seseorang,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Dhea, depresi merupakan salah satu pemicu utama tindakan bunuh diri. Depresi bukan hanya sekadar rasa sedih biasa, melainkan gangguan mental yang memengaruhi cara berpikir, bertindak, dan merasakan sesuatu.
Pengurus Himpunan Psikologi Indonesia Sekaresidenan Besuki & Lumajang (HIMPSI SEKARKIDJANG) itu menjelaskan, penting untuk menyadari kondisi mental kita dan tidak mendiagnosis diri sendiri berdasarkan informasi yang didapat secara mandiri tanpa berkonsultasi dengan yang profesional.
“Membicarakan masalah dengan orang yang dipercaya atau profesional kesehatan mental juga dapat membantu meringankan beban mental dan memberikan solusi yang tepat,” cetusnya.
Untuk mencegah tindakan bunuh diri, Dhea menekankan pentingnya peran keluarga, teman, dan lingkungan sekitar dalam memberikan dukungan emosional. Memberikan dukungan dengan perhatian kecil dan tidak memaksa untuk bercerita sangat penting.
“Pendampingan yang tepat dapat membantu individu merasa nyaman dan percaya untuk berbagi masalah mereka,” tuturnya.
“Hal-hal kecil seperti menanyakan kamu butuh apa? Sudah makan apa belum? Justru membuat mereka lebih nyaman dan pada akhirnya mau bercerita apa yang sedang mereka alami,” imbuhnya.
Dengan memberikan perhatian dan dukungan, seseorang akan merasa lebih nyaman untuk berbicara tentang masalah mereka dan mendapatkan bantuan dia butuhkan. Bunuh diri adalah masalah serius yang memerlukan penanganan komprehensif.
Dengan meningkatkan kesadaran mental, memahami gejala-gejala awal, serta memberikan dukungan kepada individu yang membutuhkan, kita dapat mencegah tragedi ini sejak dini. Mari bersama-sama membangun lingkungan yang peduli dan mendukung kesehatan mental setiap insan. (*)
Pewarta | : Muhamad Ikromil Aufa (MG) |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |