https://banyuwangi.times.co.id/
Berita

KKN Angkatan ke-37 STKIP PGRI Pacitan Usung Tema Penguatan Peran Keluarga

Selasa, 11 Februari 2025 - 14:48
KKN Angkatan ke-37 STKIP PGRI Pacitan Usung Tema Penguatan Peran Keluarga Pelepasan mahasiswa KKN angkatan 37 STKIP PGRI Pacitan. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)

TIMES BANYUWANGI, PACITAN – Sebanyak 218 mahasiswa STKIP PGRI Pacitan siap menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) Angkatan ke-37 Tahun Akademik 2024/2025. Mengusung tema 'Penguatan Peran Keluarga dalam Menyongsong Indonesia Emas', mereka akan diterjunkan ke 17 desa yang tersebar di 11 kecamatan.

Seperti lazimnya KKN, para mahasiswa ini akan turun langsung ke masyarakat. Mereka tidak sekadar membawa buku catatan atau teori dari bangku kuliah, tetapi juga harapan dan tenaga untuk membantu desa-desa tempat mereka ditempatkan.

Ketua LPPM STKIP PGRI Pacitan, Sugiyono, M.Pd., menjelaskan bahwa KKN ini adalah bentuk nyata dari pendidikan yang tidak hanya mengasah ilmu, tetapi juga menguji kepedulian sosial mahasiswa.

 "Ini bukan sekadar program wajib, tetapi latihan hidup di tengah masyarakat. Mereka harus belajar dari warga dan sekaligus memberikan kontribusi yang nyata," ujarnya, Selasa (11/2/2025). 

Pelepasan-mahasiswa-KKN-angkatan-37-STKIP-PGRI-Pacitan-b.jpg

Menurut Sugiyono, KKN nantinya bukan hanya tentang memenuhi kewajiban akademik, tetapi juga ajang mengasah rasa dan kepedulian. 

"Para mahasiswa akan menjalankan program berbasis Tri Dharma Perguruan Tinggi—pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat," tambahnya. 

Ada dua jenis program yang mereka jalankan: program kerja individu dan program kerja kelompok. Program individu disesuaikan dengan bidang keahlian masing-masing mahasiswa. 

"Misalnya, ada yang akan memberikan edukasi wajib belajar, menyelenggarakan program kewirausahaan masyarakat, atau mengembangkan inovasi teknologi lokal," terang Sugiyono. 

Sementara itu, program kerja kelompok lebih luas cakupannya. Ada lima bidang utama yang akan digarap yakni:

  1. Pendidikan: Mendorong prestasi di bidang sains, teknologi, dan olahraga.
  2. Keagamaan: Membangun harmoni sosial dan toleransi antarumat beragama.
  3. Kesehatan: Edukasi peningkatan kualitas kesehatan masyarakat.
  4. Kewirausahaan: Mengembangkan ekonomi kreatif berbasis potensi lokal.
  5. Lingkungan Hidup: Edukasi mitigasi bencana dan kesadaran lingkungan.

Selain itu, mahasiswa juga diberi keleluasaan untuk menyesuaikan program tambahan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat.

Lebih lanjut, Sugiyono menekankan, KKN ini bukan sekadar berkemah atau kunjungan singkat. Para mahasiswa akan hidup di desa selama lebih dari sebulan. Jadwalnya pun ketat:

  • 3-5 Februari 2025 – Pembekalan
  • 6-10 Februari 2025 – Observasi lokasi
  • 11 Februari 2025 – Pemberangkatan simbolis
  • 12 Februari 2025 – Penyerahan ke lokasi
  • 13 Februari - 24 Maret 2025 – Pelaksanaan program
  • 25 Maret 2025 – Penarikan mahasiswa
  • 14-15 April 2025 – Ujian/responsi
  • 17 April 2025 – Pengumuman kelulusan

Donorojo hingga Pacitan, Mahasiswa Menyebar ke 17 Desa

Sebanyak 218 mahasiswa akan ditempatkan di 17 desa yang tersebar di 11 kecamatan. 

Beberapa di antaranya adalah Desa Sekar di Kecamatan Donorojo, di bawah bimbingan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Caraka Yoga Aprilya, M.Pd. Kemudian, ada Desa Mendolo Lor di Kecamatan Punung yang dibimbing oleh Tika Dedy Prastyo, M.Kom.

Di Kebonagung, mahasiswa akan menjalankan program di Desa Gembuk bersama Dr. Mukodi, M.S.I., di Desa Katipugal dengan Afid Burhanuddin, M.Pd., dan di Desa Gawang dengan Septian Ditama, M.Kom. Kecamatan Nawangan juga menjadi lokasi KKN, tepatnya di Desa Jetis Lor dengan DPL Dicky Alfindana, M.Or.

Sementara itu, Kecamatan Ngadirojo akan menjadi tempat belajar bagi mahasiswa di Desa Tanjunglor dengan bimbingan Taufik Hidayat, M.Pd. Kecamatan Sudimoro juga masuk dalam daftar, dengan mahasiswa ditempatkan di Desa Pager Kidul bersama Dr. Hasan Khalawi, M.Pd.

Di Kecamatan Tulakan, ada dua desa yang menjadi lokasi KKN, yaitu Ngumbul yang dibimbing oleh Danang Endarto Putro, M.Or., dan Jetak dengan DPL Riza Dwi Tyas Widoyoko, M.Pd. Di Kecamatan Tegalombo, mahasiswa akan diterjunkan ke Desa Ngreco bersama Sutarto, M.Pd.

Kecamatan Pringkuku juga menjadi wilayah pengabdian, di mana mahasiswa akan tinggal di Desa Sobo dengan bimbingan Sutarman, M.Pd., dan di Desa Poko dengan Kartiyas Argya Yoga Pradana, M.Pd. Kecamatan Arjosari juga mendapatkan dua desa sebagai lokasi KKN, yakni Pagutan dengan DPL Samsul Hadi, M.Pd., dan Temon yang dibimbing oleh Dr. Agoes Hendriyanto, M.Pd.

Terakhir, mahasiswa juga akan menjalankan program KKN di Desa Tambakrejo, Kecamatan Pacitan, dengan bimbingan Heru Arif Pianto, M.Hum., serta di Desa Bolosingo bersama Nofa Arief Wibowo, M.Pd.

Bagi mahasiswa, KKN bukan sekadar program akademik, tetapi juga kesempatan untuk mengenal kehidupan masyarakat secara langsung. Bukan tidak mungkin, selama di desa mereka akan belajar cara bercocok tanam, menangani konflik sosial, atau sekadar memahami dinamika kehidupan warga.

"Mahasiswa harus siap menghadapi tantangan. Bukan hanya tantangan akademik, tetapi juga sosial dan kultural. Ini adalah momen bagi mereka untuk membuktikan bahwa ilmu yang dipelajari di kelas memang berguna di masyarakat," kata Sugiyono.

Sementara itu, warga desa yang akan menjadi tuan rumah bagi para mahasiswa ini tentu berharap ada manfaat yang bisa dirasakan. Tak hanya sekadar program kerja, tetapi juga kebersamaan, cerita, dan pengalaman yang bisa dibagikan.

Dalam kesempatan yang sama, Plt Ketua STKIP PGRI Pacitan, Saptanto Hari Wibawa menekankan kepada peserta KKN dan DPL agar lebih berinovasi dengan berbagai program unggulan agar selaras dan seiring dengan program pemerintah. 

"Saya berharap mahasiswa menjadi penyambung lidah rakyat. Terutama dalam  pengentasan kemiskinan dan stunting dengan pelatihan-pelatihan. Peran DPL juga sangat menentukan program nanti berjalan," tuturnya. 

Melalui semangat "Penguatan Peran Keluarga dalam Menyongsong Indonesia Emas," mahasiswa STKIP PGRI Pacitan siap turun ke lapangan, belajar dari masyarakat, dan memberikan yang terbaik. 

"Karena ilmu yang sejati bukan hanya yang tertulis di buku, tetapi juga yang dirasakan dan diterapkan di kehidupan nyata," pungkasnya.. (*)

Pewarta : Yusuf Arifai
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Banyuwangi just now

Welcome to TIMES Banyuwangi

TIMES Banyuwangi is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.