TIMES BANYUWANGI, JAKARTA – Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, Minggu (17/11/2024) malam menyatakan tidak akan sudi mengakui Israel, meski ia mendapatkan tekanan dari banyak pihak.
Dilansir Al Jazeera, Anwar Ibrahim telah mengirimkan pesan solidaritas kepada masyarakat Palestina dan Lebanon untuk menghadapi tantangan Israel.
Anwar Ibrahim juga menegaskan, komitmen penuh negaranya untuk mendukung perjuangan Palestina dan mendukung rakyat Palestina di berbagai forum internasional.
Ia menekankan, bahwa Malaysia tidak akan mengakui Israel dalam keadaan apa pun.
Anwar Ibrahim mengindikasikan dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera, bahwa ia mengalami tekanan besar karena sikapnya yang menentang Israel.
Namun ia menekankan, bahwa negaranya akan melanjutkan pendekatan itu tanpa perubahan.
Dalam pidatonya, Perdana Menteri Malaysia mengibaratkan karir mantan kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh dan Yahya Sinwar dengan karir mendiang pemimpin Afrika Selatan Nelson Mandela, yang berjuang untuk membebaskan negaranya dari penjajahan rezim apartheid.
Anwar Ibrahim juga menyerukan perlunya mengeluarkan Israel dari PBB.
Ia mengungkapkan, bahwa saat ini Malaysia sedang mengerjakan rancangan resolusi untuk diserahkan ke Majelis Umum PBB sehubungan dengan berlanjutnya kejahatan Israel terhadap Palestina, termasuk menargetkan warga sipil dan rumah sakit.
Malaysia juga mengajukan permintaan ke Mahkamah Internasional untuk meminta pertanggungjawaban Israel atas kejahatannya di Jalur Gaza, dan menekankan bahwa negara tersebut akan melanjutkan upaya hukum dan diplomatiknya di semua forum regional dan internasional.
"Kami tidak akan meninggalkan forum internasional atau regional tanpa bersuara lantang untuk mendukung hak-hak rakyat Palestina, mendirikan negara merdeka, dan berupaya mengakhiri tragedi mereka," katanya.
Pada KTT Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik ( APEC ) di Peru, Anwar Ibrahim telah mengungkapkan posisi negaranya dalam mendukung Palestina kepada Presiden AS, Joe Biden dan Menteri Luar Negerinya, Anthony Blinken. "Namun mereka sepertinya "tidak mau mendengarkan," tegasnya.
Perdana Menteri Malaysia juga menuduh negara ini berkolusi dengan Israel karena diamnya mereka terhadap kejahatan yang sedang berlangsung di Jalur Gaza dan wilayah pendudukan sejak 7 Oktober 2023.
Ketika menulis di platform “X”, Anwar Ibrahim juga menyatakan bahwa Barat terus menutup mata terhadap hal ini, kekejaman yang dilakukan oleh Israel, dan hal ini menjadikannya mitra nyata dalam kejahatan terhadap kemanusiaan ini.
Anwar Ibrahim menekankan , bahwa negaranya terus mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza, termasuk merawat perempuan dan anak-anak yang terluka di rumah sakit Malaysia.
Ia memuji peran yang dimainkan oleh Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina ( UNRWA ) dalam memberikan bantuan kemanusiaan, dan mencatat bahwa Malaysia akan terus mendukung kegiatannya di sektor ini.
Diakhir pidatonya, Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim mengirimkan pesan solidaritas kepada masyarakat Palestina dan Lebanon, dan menyerukan mereka untuk bertahan menghadapi tantangan yang ada. "Tunggu sebentar, kami bersamamu, kami mendukungmu, dan kami berdoa untuk kemenanganmu," katanya.
Diketahui pula, bahwa Malaysia mengumumkan pada bulan Desember 2023 lalu, melarang kapal berbendera Israel dan mencegah kapal yang menuju ke Israel untuk bongkar muat barang di pelabuhannya.
Pemerintah Malaysia menjelaskan, bahwa langkah-langkah ini dilakukan sebagai tanggapan terhadap pelanggaran Israel terhadap hukum internasional dan prinsip-prinsip kemanusiaan yang sedang berlangsung.
Karena itu pula, Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim menegaskan, bahwa ia tidak akan sudi mengakui Israel, meski ia mendapatkan tekanan. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: PM Malaysia Tidak Sudi Akui Israel, Meski Mendapat Tekanan
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Deasy Mayasari |