https://banyuwangi.times.co.id/
Berita

Melihat Produksi Kue Precet, Kudapan Khas Ramadan Ala Warga Banyuwangi

Jumat, 07 Maret 2025 - 22:43
Melihat Produksi Kue Precet, Kudapan Khas Ramadan Ala Warga Banyuwangi Foto. Kue Khas Ramadhan Precet Banyuwangi (Foto: Ikromil Aufa/TIMES Indonesia)

TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Bulan suci Ramadan selalu identik dengan berbagai kuliner khas yang menggungah selera. Di Banyuwangi, Jawa Timur, punya salah satu kudapan khas untuk berbuka puasa yakni Kue Precet.

Ya, kue Precet merupakan menu favorit berbuka bagi masyarakat ujung timur pulau jawa. Teksturnya yang lembut sangat cocok menjadi pengganjal perut setelah seharian menahan lapar dan dahaga.

Uniknya, kudapan ini hanya bisa ditemukan selama bulan Ramadan, menjadikannya sebagai hidangan langka yang dinanti-nanti.

Salah satu pembuat Kue Precet adalah, Mariyanah (58), warga Kelurahan Singonegaran, Banyuwangi. Dia sudah sudah berkecimpung di pembuatan Kue Precet ini sejak tahun 1986 yang lalu sejak dirinya masih berusia sekitar 39 tahun.

“Kue Precet ini unik. Munculnya hanya di bulan Ramadan saja. Sehingga saya pun produksinya juga pas puasa seperti saat ini,” kata Mayik sapaan karibnya, Jum’at (7/3/2025).

Dijelaskan Mayik, cara membuat Kue Precet terbilang cukup mudah, pisang kepok sebagai bahan baku utama, mulanya dikupas lalu diolah dengan cara direbus.

Selanjutnya, bahan yang sudah matang kemudian dicetak dengan cara menekan pisang dengan sebuah alat dari batok kelapa yang telah dilubangi sehingga bulir pisang akan terbentuk seperti mi.

Biasanya, jajanan satu ini dihidangkan saat berbuka puasa. Tapi tidak dihidangkan begitu saja, melainkan agar menambah cita rasa manis atau gurih, Kue Precet ditambah guyuran kuah santan manis atau asin.

Melihat animo warga yang cukup tinggi, dalam sehari pada bulan Ramadan, Mayik dengan dibantu karyawannya mampu membuat sekitar 150 Kue Precet dengan menghabiskan bahan baku 4 cengkeh atau sisir pisang kepok.

Seperti halnya kue tradisional lainnya, Kue Precet buatan Mayik, dibanderol cukup ramah dikantong. Kemasan isi 2 biji Precet hanya dihargai seharga Rp 5.000 saja.

“Sehari saya bisa jual sampai 75 hingga 80 kemasan. Artinya, penghasilan sehari bisa sampai Rp 400 ribu,” cetus Mayik.

Penjualan Kue Precet ini, lanjut Mayik, akan semakin meningkat pada 7 hari terakhir bulan Ramadan. Apalagi pada saat malam takbir hari raya Idul Fitri.

“Penjualan paling laris itu 2 hari pertama bulan puasa dan menjelang akhir Ramadan. Karena, di waktu itu jarang yang berjualan Kue Precet ataupun kue tradisional lainnya,” tuturnya.

Dengan keunikan dan cita rasa khasnya, Kue Precet menjadi simbol kekayaan kuliner lokal yang terus dijaga oleh masyarakat Banyuwangi, khususnya di bulan Ramadan. 

Dedikasi Mayik dan para pembuat Kue Precet lainnya menunjukkan betapa tradisi dan rasa dapat menyatukan kenangan indah setiap bulan puasa. Semoga Kue Precet terus lestari, menjadi pelengkap momen berbuka yang istimewa bagi generasi mendatang.(*)

Pewarta : Syamsul Arifin
Editor : Imadudin Muhammad
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Banyuwangi just now

Welcome to TIMES Banyuwangi

TIMES Banyuwangi is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.