TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Operasi pencarian hari kedua pasca insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya, pada Rabu (4/7/2025) masih belum membuahkan hasil. Untuk selanjutnya upaya akan dilakukan dengan operasi pencarian bawah laut.
Deputi Bidang Operasi Pencarian dan Pertolongan dan Kesiapsiagaan Basarnas, Laksamana Muda TNI (Purn) R. Eko Suyatno memaparkan, dihari kedua pencarian masih belum ada data ditemukan korban kapal KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di perairan Selat Bali.
“Kita ada dua OSC yaitu OSC Ketapang dan OSC Gilimanuk, dan masing-masing OSC yang terdiri dari SRU darat, laut dan udara hari ini, Jumat (4/7/2025) dari hasil pencarian dan pertolongan dari Pantai Gilimanuk, Pantai Ketapang, ASDP sampai selatan belum ada data-data ditemukan korban,” jelas Eko pada konferensi pers Jumat, (4/7/2025).
Menurutnya, masih banyak penyebab atau kendala dalam proses pencarian walaupun telah dikerahkan kekuatan tambahan dari TNI AL hingga Polri. Adapun sejumlah kekuatan yang telah dikerahkan seperti Helikopter CN235 Baharkam Polri, Heli Rescue 3606, Helikopter Panther dan Helikopter Polda untuk pantuan udara.
Sedangkan untuk pencarian di permukaan laut pencarian dilakukan dengan 17 kapal, diantaranya KN Sar Permadi, KN Sar Arjuna termasuk KN Sar dari KMP yang beroperasi di lintas Ketapang - Gilimanuk. Selain itu KRI Teluk Ende dan KRI Tongkol juga turut diperbantukan untuk, mempercepat dan memperluas operasi pencarian.
“Berdasarkan paparan BMKG gelombang biasa rata-rata 0,5 sampai 1,2 meter kali ini naik menjadi 2 sampai 2,5 Meter, ini jadi kendala,” ujar Eko.
Bukan hanya itu, masih kata Eko, di hari kedua jarak pandang atau visibilitas juga memendek akibat cuaca buruk seperti mendung disertai gerimis.
“Visibilitas yang semula bisa mencapai 10 Meter kini hanya 3 Kilometer saja,” terangnya.
Oleh sebab itu, pencarian di hari selanjutnya, pihak Basarnas bakal menggunakan 2 piranti Underwater Searching Device, satu dari Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) dan satunya dari TNI AL. Hal ini dilakukan untuk mempercepat dan memperluas proses pencarian khususnya di bawah laut.
“Alat tersebut besok masih akan didatangkan,” ungkapnya.
Diketahui, sesuai data manifest yang telah dirilis, total kapal tersebut mengangkut 65 orang yang terdiri 53 penumpang dan 12 kru kapal. Sementara jumlah kendaraan yang diangkut sebanyak 22 unit.
Untuk total penumpang atau kru yang berhasil dievakuasi dan diselamatkan dari tragedi Selat Bali yang menenggelamkan KMP Tunu Pratama Jaya sejauh ini sebanyak 36 orang. Terdiri dari 30 orang selamat dan 6 orang meninggal dunia. Artinya 29 orang masih dalam pencarian.
Adapun daftar orang selamat dari Banyuwangi yakni Sahroji, Mansun, Supardi, Abu Khoiri, M Farid Wajdi, Nurdin Yuswanto, Ricko Krafsanjani, Ansori, Wajihi, Syamsul Hidayat, Ely Mustain, Ibnul Vawait, Deni Hermanto, Bejo Santoso, Febriani, Imron, Eka Toniansyah, Wahyudi.
Kemudian yang dari Jember ada Saiful Munir, Ahmad Suyipno, Bahrul Ulum, Akhmad Rokhan, Muh. Kholil.
Selain itu korban selamat dari wilayah lain seperti Probolinggo ada Sandi dan Romi Alfa Hidayat. Asal Lumajang ada Erick Imbawani, dan Moh. Tri Wahyudi dari Wonosobo. Sementara itu ada dari Gilimanuk yakni Nanda Sinta AY, Riky Prayuda, dan Dimas Hadi. Jadi total korban selamat 30 orang.
Sedangkan untuk korban meninggal ada 6 orang yaitu, Anang Suryono dari Probolinggo, kemudian Eko Sastriyo, Elok Rumantini dan Cahyani beralamat di Banyuwangi. Lalu Fitri April Lestari dan Afnan A. Mustafa yang merupakan ibu dan anak asal Cluring Banyuwangi.
Diberitakan sebelumnya, KMP Tunu Pratama Jaya dikabarkan tenggelam pada Rabu 2 Juli 2025 sekitar pukul 23.20 WIB di perairan Selat Bali. (*)
Pewarta | : Syamsul Arifin |
Editor | : Imadudin Muhammad |