TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Menteri Pemuda dan Olahraga RI (Menpora), Dito Ariotedjo, memberikan apresiasi tinggi terhadap keberhasilan penyelenggaraan Tour de Banyuwangi Ijen (TdBI) yang memasuki edisi ke-10 pada tahun ini.
Acara yang digeber Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi, Jawa Timur, tersebut tidak hanya menarik perhatian para pecinta sepeda domestik, tetapi juga menarik 99 pembalap dari 24 negara di dunia.
Dalam pidatonya, Menpora Dito mengungkapkan kekagumannya terhadap konsistensi Banyuwangi dalam menyelenggarakan satu-satunya event ini selama sepuluh tahun berturut-turut.
Menurut Dito, keberhasilan tersebut tak lepas dari dukungan kuat masyarakat setempat, yang menjadikan TdBI tidak hanya sebagai acara olahraga, tetapi juga sebagai wadah untuk memperkenalkan keindahan alam dan budaya Banyuwangi ke dunia internasional.
"Ini adalah prestasi luar biasa. Menggelar event internasional seperti Tour de Ijen selama sepuluh tahun bukanlah hal yang mudah. Konsistensi ini patut diapresiasi, dan yang paling penting adalah dukungan masyarakat Banyuwangi yang luar biasa," katanya, Kamis (31/7/2025).
Hadir dalam pemberangkatan Etape 4 TdBI di RTH Maron, Kecamatan Genteng, Banyuwangi, pada Kamis (31/7/2025), Dito juga menyoroti sinergi yang terjalin antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta di Bumi Blambangan.
Dito yang juga berkesempatan melepas pembalap pada Etape 4 ini menyebut, di banyak daerah, sebuah acara besar seperti ini seringkali menghadapi tantangan berupa penolakan atau protes dari masyarakat, namun hal tersebut tidak terjadi di Banyuwangi.
"Banyuwangi berhasil membuktikan bahwa kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta bisa menciptakan acara yang bermanfaat bagi semua pihak. Inilah yang harus dicontoh oleh daerah lain," ujarnya.
Dikatakan Dito, pada edisi ke-10 ini, TdBI tercatat diikuti oleh 20 klub sepeda internasional dari 24 negara, angka yang meningkat signifikan dibandingkan dengan edisi sebelumnya yang hanya melibatkan 10 klub.
Event ini turut menarik perhatian pecinta olahraga sepeda internasional, terutama yang mengagumi tantangan medan dan keindahan alam Kawah Ijen, yang menjadi salah satu daya tarik utama dalam acara tersebut.
Meningkatnya Popularitas TdBI
Keberhasilan TdBI, menurut Dito, tak hanya berdampak pada sektor olahraga, tetapi juga mempengaruhi sektor pariwisata di Banyuwangi. Dengan semakin banyaknya negara yang terlibat, nama Banyuwangi pun semakin mendunia sebagai destinasi wisata yang memiliki keindahan alam luar biasa.
"Banyuwangi menjadi sorotan dunia, dan Ijen dengan kawahnya yang menakjubkan semakin dikenal luas. Ini adalah langkah besar untuk mempromosikan Indonesia di tingkat internasional," tuturnya.
Menpora berharap, di tahun depan, ajang balap sepeda yang masuk dalam kalender resmi Union Cycliste Internationale (UCI) ini akan semakin berkembang dengan lebih banyak lagi peserta internasional, serta bisa mendatangkan dampak positif bagi ekonomi lokal dan memperkenalkan potensi alam Indonesia lebih luas lagi.
Tantangan Cuaca Menambah Seru
Meski diwarnai dengan cuaca hujan yang datang menjelang balapan dimulai, Menpora menyatakan hal tersebut justru menambah tantangan yang lebih menarik bagi peserta. Menurutnya, kondisi seperti ini semakin memperkaya pengalaman peserta dalam mengikuti event internasional.
"Saya berharap ke depan, semakin banyak klub dan peserta yang ikut, serta lebih banyak waktu untuk menikmati acara ini. Saya juga akan berusaha hadir lebih lama tahun depan," tutupnya, disambut tepuk tangan meriah penonton yang memadati RTH Maron.
Acara Tour de Banyuwangi Ijen ke-10 ini menjadi bukti bahwa Banyuwangi tidak hanya dikenal sebagai daerah yang kaya akan keindahan alam, tetapi juga sebagai contoh keberhasilan daerah dalam mengorganisir event internasional yang memberi manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan pariwisata Indonesia. (*)
Pewarta | : Syamsul Arifin |
Editor | : Imadudin Muhammad |