https://banyuwangi.times.co.id/
Forum Mahasiswa

Risiko Frustrasi Akademik dan Krisis Profesional

Rabu, 30 Juli 2025 - 15:39
Risiko Frustrasi Akademik dan Krisis Profesional Arum Dewi Masitoh, Mahasiswa Prodi Tadris Bahasa Indonesia, UIMSYA Blokagung, Banyuwangi.

TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Fenomena "salah jurusan" bukan sekadar masalah pribadi, melainkan sebuah isu sistemik yang mengancam kualitas sumber daya manusia bangsa. Ketika mahasiswa dipaksa atau terpaksa menempuh pendidikan di bidang yang tidak mereka minati, dampaknya akan terasa hingga ke ranah profesional, menciptakan lingkaran ketidakpuasan dan penurunan produktivitas.

Memilih jurusan kuliah sering kali dianggap sebagai keputusan krusial yang akan membentuk masa depan seseorang. Namun, tidak jarang mahasiswa terjebak dalam jurusan yang tidak sesuai dengan minat dan bakat mereka, entah karena tekanan sosial, ekspektasi keluarga, atau kurangnya pemahaman diri. 

Keputusan yang keliru ini bukan hanya berdampak pada frustrasi akademik selama masa perkuliahan, tetapi juga dapat memicu krisis profesional yang berkepanjangan setelah lulus, menghambat potensi dan kepuasan kerja.

Laporan mutakhir situs layanan harian Jogja, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli mengungkapkan bahwa sebanyak 1,01 juta lulusan universitas menganggur pada tahun 2025. 

Data ini selaras dengan Badan Pusat Statistik (BPS) yang sebelumnya mencatat bahwa jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,28 juta orang per Februari 2025, dengan jumlah pengangguran dari lulusan perguruan tinggi saja tercatat tembus hingga 1,01 juta orang.

Hal ini terjadi karena kurangnya motivasi intrinsik dalam mempelajari materi yang tidak diminati, berujung pada performa yang kurang optimal dan perasaan tertekan.

Akibatnya, mereka mungkin merasa terjebak dalam jalur karier yang tidak membahagiakan, bahkan setelah bertahun-tahun meniti profesi yang tidak relevan dengan passion mereka.

Di tahun 2025 ini, di tengah gemuruh transisi revolusi industri 5.0 dan disrupsi teknologi, permasalahan ini justru semakin relevan. Banyak profesi yang dulu dianggap bergengsi kini terancam otomatisasi, sementara kebutuhan akan keterampilan adaptif dan minat yang kuat dalam bidang yang relevan semakin mendesak. 

Mahasiswa yang hanya mengikuti tren tanpa mempertimbangkan minat sejati berisiko tinggi menjadi tenaga kerja usang atau kesulitan bersaing di pasar kerja yang sangat dinamis.

Faktanya, fenomena ini terlihat jelas di berbagai bidang. Ambil contoh, lulusan teknik yang kurang tertarik pada pemrograman atau desain, namun terpaksa bekerja di industri teknologi yang serba cepat, sering kali menunjukkan kinerja di bawah standar dan minim inisiatif. 

Demikian pula, banyak mahasiswa di bidang pendidikan, menjadi pendidik merupakan sebuah panggilan jiwa yang seharusnya di bekali dengan niat dan komitmen yang tertata. 

Mahasiswa yang salah jurusan sering kali menunjukkan penurunan motivasi dan kinerja akademis, yang pada akhirnya dapat memengaruhi profesionalisme mereka sebagai pendidik di masa depan, termasuk kualitas pengajaran dan dedikasi terhadap profesinya.

Parahnya lagi, banyak di antara mereka yang sudah terlanjur berinvestasi besar dalam biaya kuliah dan waktu, merasa tidak punya pilihan selain bertahan, meskipun setiap hari diliputi rasa penyesalan dan tidak bahagiaan.

Maka dari itu, bagi calon mahasiswa baru, inilah saatnya untuk benar-benar merenungkan diri dan tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan. Kenali minat, bakat, dan nilai-nilai yang kalian pegang teguh.

Jangan biarkan tekanan dari lingkungan, tren sesaat, atau gengsi yang semu menjerumuskan pada pilihan yang akan kalian sesali. Kuliah merupakan investasi jangka panjang untuk masa depan, dan memilih jurusan yang sesuai minat adalah langkah pertama menuju karier yang terarah dan memuaskan.

Pada akhirnya, memilih jurusan kuliah bukan sekadar formalitas akademik, melainkan fondasi penting bagi kebahagiaan dan kesuksesan profesional di masa depan. Frustrasi akademik dan krisis profesional adalah konsekuensi nyata dari keputusan yang tidak selaras dengan minat yang dimiliki. 

Oleh karena itu, para calon mahasiswa harus berani mendengarkan suara hati mereka, melakukan riset mendalam tentang potensi karier, dan jangan ragu mencari bimbingan. Ingatlah, pilihan cuma sekali, buatlah pilihan yang sesuai dengan yang kamu minati, agar tidak menyesal di kemudian hari.

***

*) Oleh : Arum Dewi Masitoh, Mahasiswa Prodi Tadris Bahasa Indonesia, UIMSYA Blokagung, Banyuwangi.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

 

Pewarta : Hainor Rahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Banyuwangi just now

Welcome to TIMES Banyuwangi

TIMES Banyuwangi is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.