TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Polemik siswa dikeluarkan pasca kegiatan Study Tour tujuan Jakarta – Bandung – Jogjakarta yang digelar SMAN 1 Genteng, Banyuwangi, Jawa Timur, terus menjadi perhatian para tokoh Bumi Blambangan.
Kali ini datang dari As’ad M Nagib, gerbong Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Banyuwangi. Menurutnya, apa yang dilakukan lembaga satuan pendidikan di bawah kepemimpinan Kepala Sekolah (Kepsek) Minarto, tersebut terindikasi sebagai bentuk cuci tangan pihak sekolah.
“Study Tour yang dilakukan SMAN 1 Genteng, merupakan tanggung jawab sekolah, apalagi itu dibawah pengawasan guru – guru. Ketika ada siswa yang diduga melakukan kesalahan, itu kan mencerminkan bahwa sekolah telah gagal dalam mendidik, mendampingi dan mengawasi siswa. Dan agar sekolah bersih (cuci tangan), maka siswa yang disalahkan,” ucapnya, Jumat (14/3/2025).
Seperti diketahui, sejumlah siswa SMAN 1 Genteng telah dikeluarkan dari sekolah pasca mengikuti kegiatan Study Tour tujuan Jakarta – Bandung – Jogjakarta, yang digelar pada tanggal 2 – 8 Februari 2025. Mereka divonis dikeluarkan lantaran diduga telah melakukan kesalahan saat mengikuti kegiatan Study Tour tersebut.
Padahal, selama Study Tour, para siswa dalam dampingan dan pengawasan sejumlah guru dan Kepsek SMAN 1 Genteng. Yang tentunya, apa pun yang terjadi pada siswa selama Study Tour merupakan tanggung jawab pihak sekolah. Namun faktanya, ketika ada siswa yang melakukan kesalahan pihak sekolah justru cuci tangan.
“Bahwa pemberhentian siswa adalah sebuah tindakan keceroboaan dan diluar nalar. Karena telah merusak masa depan siswa. Jika sekolah berdalih siswa telah merusak nama baik sekolah, itu alasan yang dibuat – buat, karena kesalahan yang dibuat tidak mempengaruhi sekolah,” cetus As’ad, sapaan akrab As’ad M Nagib.
Dia juga menyampaikan, jika pun siswa memang melakukan kesalahan, perlu dilihat kebelakang. Misal, apakah kesalahan sebelumnya pernah dilakukan?.
“Dan tentunya kan ada tata tertib dan aturan yang harus dilalui sebagai prosedur sebelum keputusan final. Mungkin dengan beberapa kali peringatan lisan atau tertulis. Bila sudah ditegur dengan surat, dan bila siswa tetap melakukan kesalahan yang sama, maka sekolah boleh memberikan sangsi skorsing,” cetus As’ad.
“Intinya siswa tidak boleh diberhentikan dari sekolah dengan alasan apapun,” imbuhnya.
Pentolan Sekretariat Bersama (Sekber) mengingatkan pihak SMAN 1 Genteng, bahwa Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 45) telah mengamanatkan untuk mencerdaskan bangsa melalui pendidikan nasional.
“Untuk itu, sebagai semangat bersama memperbaiki dunia pendidikan, Inspektorat harus turun tangan memeriksa pihak sekolah yangg telah secara sepihak mengeluarkan siswanya,” tandasnya.
Kronologi Polemik Study Tour SMAN 1 Genteng
Polemik terkait study tour di SMAN 1 Genteng mencuat setelah sejumlah siswa dikeluarkan secara sepihak oleh pihak sekolah. Mereka diduga melakukan kesalahan saat pelaksanaan study tour ke Jakarta–Bandung–Yogyakarta yang berlangsung pada 2–8 Februari 2025.
Padahal, kegiatan study tour tersebut berada di bawah pendampingan dan pengawasan guru. Namun, ketika ada siswa yang disinyalir melakukan kesalahan, pihak sekolah bukan meminta maaf atau bertanggung jawab kepada wali murid, melainkan justru menyalahkan siswa.
Berdasarkan penelusuran TIMES Indonesia, salah satu siswa yang dikeluarkan oleh pihak SMAN 1 Genteng setelah study tour adalah E, siswa kelas XI. Ia merupakan putra dari HS, warga Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng, Banyuwangi.
Dalam study tour, peserta diinapkan selama dua malam di hotel yang lokasinya dekat dengan Jalan Braga, Bandung. Padahal, kawasan tersebut dikenal memiliki banyak tempat hiburan malam.
Karena rasa penasaran, sejumlah siswa mengunjungi kafe yang menyajikan minuman keras hingga akhirnya mabuk. Kejadian ini diduga terjadi karena pada malam kedua menginap di Bandung, para siswa dibiarkan berjalan-jalan tanpa pengawasan dari guru pendamping Study Tour.
Begitu ketahuan mabuk, sejumlah siswa langsung dikeluarkan oleh pihak sekolah. Salah satunya E, siswa kelas XI SMAN 1 Genteng.
Namun, hingga berita ini ditulis, Kepala SMAN 1 Genteng, Minarto, belum memberikan tanggapan atas konfirmasi yang diajukan TIMES Indonesia. (*)
Pewarta | : Syamsul Arifin |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |