https://banyuwangi.times.co.id/
Berita

Kepincut Sejarah Kuno Banyuwangi, KSP Siap Dukung Komunitas Pegon

Selasa, 06 Juni 2023 - 18:13
Kepincut Sejarah Kuno Banyuwangi, KSP Siap Dukung Komunitas Pegon Founder Komunitas Pegon Banyuwangi, Ayung Notonegoro menujukkan salah satu kitab Kyai Shaleh Lateng, Banyuwangi, kepada Deputi Bidang Pembangunan Manusia KSP, Abetnego Tarigan dan Staf Ahli KSP, Handoko. (FOTO: Fazar Dimas/TIMES Indonesia)

TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Deputi II Bidang Pembangunan Manusia Kantor Staf Presiden (KSP), Abetnego Panca Putra Tarigan di Banyuwangi, Jawa Timur, kepincut dengan Komunitas Pegon.

Perlu diketahui, Komunitas Pegon merupakan sekumpulan orang yang bergerak dalam meneliti, mendokumentasikan dan mempublikasikan khazanah sejarah pesantren dan Nahdlatul Ulama (NU) di Bumi Blambangan.

Kesempatan kali ini, dalam program KSP mendengar, Abet mengunjungi koleksi kitab-kitab milik Ki Agus Muhammad Shaleh atau biasa dikenal Kyai Shaleh Lateng yang merupakan seorang pendiri Gerakan Pemuda Ansor dan Muasis Jam’iyah NU di kabupaten paling ujung timur Pulau Jawa.

Founder-Komunitas-Pegon-Banyuwangi-b.jpgDeputi Bidang Pembangunan Manusia KSP, Abetnego Tarigan dan Staf Ahli KSP, Handoko, menyaksikan proses digitalisasi kitab dan buku peninggalan Kyai Shaleh Lateng. (FOTO: Fazar Dimas/TIMES Indonesia)

Kedatangan Abet ke Masjid dan Makam Kyai Shaleh bersama dengan Tenaga Ahli KSP, Handoko dan didampingi oleh Ketua Projo Banyuwangi, Rudi Hartono Latief.

Pada saat melihat koleksi kitab-kitab Kyai Shaleh, Abet tertarik dengan apa yang dilakukan Komunitas beranggotakan 25 orang yang telah merawat dokumen-dokumen kuno dengan cara scanning atau digitalisasi buku, supaya generasi ke depan tidak buta dengan asal-usulnya.

Abet mengatakan, kepedulian masyarakat terhadap merawat dan melestarikan dokumen-dokumen sejarah penting sangatlah minim. Maka dari itu, Komunitas Pegon layak untuk diapresiasi.

“Keren komunitas ini, saya tertarik,” katanya, Selasa, (6/6/2023).

Menurutnya, pengarsipan peninggalan sejarah dan budaya adalah hal yang sangat penting. Selain untuk menambah pengetahuan, supaya anak-anak penerus bangsa bisa mengetahui proses berdirinya bangsa Indonesia.

Founder-Komunitas-Pegon-Banyuwangi-c.jpgNgobrol gayeng Founder Komunitas Pegon Banyuwangi, bersama Deputi Bidang Pembangunan Manusia KSP, Abetnego Tarigan dan Staf Ahli KSP, Handoko. (FOTO: Fazar Dimas/TIMES Indonesia)

“Kegiatan semacam ini penting. Karena generasi sekarang taunya Indonesia sudah seperti ini. Padahal untuk membangun negeri sampai seperti sekarang itu prosesnya lama sekali,” jelasnya.

Ke depan Abet berharap, peninggalan Kyai Shaleh Lateng Banyuwangi ini bisa dilakukan modernisasi. Salah satunya ada terjemahan bahasa indonesia dari awalnya bahasa Arab. Tentu hal ini akan menambah ketertarikan masyarakat untuk membaca.

“Kita akan memikirkan bagaimana cara mendukung Komunitas Pegon ini. Salah satunya nanti akan kami komunikasikan dengan Direktur Jendral (Dirjen) Pendidikan dan Kebudayaan, termasuk Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) dan Perpustakaan Nasional (Perpusnas),” urainya.

Sebagai informasi, ketertarikan Abet kepada peninggalan Kyai Shaleh tak luput dari campur tangan Tenaga Ahli KSP, Handoko. Ia merupakan putra daerah Banyuwangi asal Glenmore, yang memberitahu sejarah Kyai Shaleh Lateng dirawat oleh Komunitas Pegon.

Sementara itu, founder Komunitas Pegon banyuwangi, Barur Rohim alias Ayung Notonegoro, menyebut ada sekitar 500 kitab dan buku peninggalan Kyai Shaleh. Setelah usai melakukan proses digitalisasi, lanjut Ayung, pihaknya akan melakukan penerjemahan ke Bahasa Indonesia.

“Semoga dengan kehadiran KSP bisa mensupport kami, agar lebih berenergi dan terus melestarikan peninggalan lainnya di Banyuwangi,” imbuhnya. (*)

Pewarta : Fazar Dimas Priyatna
Editor : Ferry Agusta Satrio
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Banyuwangi just now

Welcome to TIMES Banyuwangi

TIMES Banyuwangi is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.