TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Kesadaran masyarakat Banyuwangi dalam menggunakan helm saat berkendara masih tergolong rendah. Hal ini terbukti dari banyaknya pelanggaran yang terjaring dalam Operasi Keselamatan Semeru 2025 yang digelar Satlantas Polresta Banyuwangi selama 14 hari.
Dalam operasi yang berakhir pada Senin (24/2/2025) kemarin, tercatat sebanyak 12.484 pelanggar lalu lintas terjaring. Dari jumlah tersebut, 773 pelanggar di antaranya tidak menggunakan helm Standar Nasional Indonesia (SNI), menjadikannya sebagai pelanggaran terbanyak.
Selama 14 hari pelaksanaan Operasi Keselamatan Semeru 2025, Satlantas Polresta Banyuwangi telah menjaring sebanyak 12.484 pengendara yang melanggar di jalan raya. Rinciannya, hasil penindakan ETLE statis sebanyak 747 pelanggar, ETLE mobile sebanyak 133 pelanggar, dan sisanya 11.604 penindakan pelanggaran lalu lintas (lalin) dengan teguran.
Sebanyak 9 target prioritas Operasi Keselamatan Semeru 2025 dari jenis pelanggaran lalin kendaraan roda 2. Tidak menggunakan Helm SNI saat berkendara, merupakan pelanggaran paling tinggi yang terekam, yaitu sebanyak 773 pelanggar.
Disusul dengan 15 pelanggar yang melawan arus dan 8 pelanggar berboncengan lebih dari satu. Sedangkan sisanya seperti penggunaan HP saat berkendara, berkendara di bawah pengaruh alkohol maupun narkoba, melebihi batas kecepatan, pengendara di bawah umur, kendaraan tidak sesuai spesifikasi teknis dan balap liar tidak ada pelanggar.
“Melihat fenomena tersebut, masih banyak masyarakat banyuwangi yang berkendara dengan tidak tertib,” kata Kasatlantas Polresta Banyuwangi, Kompol Elang Prasetyo melalui Baur Tilang, Aipda Ivan Hendro, Selasa (25/2/2025).
Penindakan selama Operasi Keselamatan 2025, naik dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun 2024 hanya menindak sebanyak 11.310 pelanggar, dengan rincian ETLE statis sebanyak 3.108 pelanggar, ETLE mobile sebanyak 79 pelanggar, dan teguran sebanyak 8.123 pelanggar.
Walau demikian, pelanggaran Lalin tidak menggunakan Helm SNI pada 2025 cukup menurun dari tahun 2024 yang terekam sebanyak 2.738 pelanggar. Hal ini tak luput dari hasil sosialisasi, pemberian helm kepada masyarakat hingga upaya preventif lainya oleh Polresta Banyuwangi yang sering digalakkan.
“Pelanggar tidak menggunakan helm saat berkendara Alhamdulillah menurun sebanyak 75 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” ungkap Aipda Ivan Hendro.
Tidak hanya itu, selain menyadarkan akan pentingnya keselamatan berkendara, operasi ini juga mampu menekan angka kecelakaan. Tercatat, adanya penurunan angka kecelakaan yang terjadi di Banyuwangi selama Operasi Keselamatan Semeru 2025. Dengan hasil hanya ada 6 insiden, sedangkan di tahun 2024 tercatat 19 insiden.
Perlu Peran Orang Tua
Aipda Ivan Hendro mengimbau, masih banyak tangkapan pelanggar kamera ETLE utamanya para orang tua yang antar jemput anaknya. Seharusnya, peran orang tua harus lebih peduli kepada keselamatan anaknya, yakni dengan tidak membiarkan anaknya berkendara tanpa menggunakan helm.
“Harapan kami, orang tua juga ikut berperan aktif untuk mengingatkan dan mewajibkan anaknya untuk tertib lalu lintas terutama dalam penggunaan helm,” tuturnya.
”Mari kita bersama-sama menjaga dan berhati-hati dalam berkendara. Sayangi nyawa agar tidak menjadi korban kecelakaan di jalan raya,” imbuh Aipda Ivan Hendro. (*)
Pewarta | : Anggara Cahya Kharisma |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |