TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Kasus tragis penganiayaan hingga tewas yang menimpa Bintang Balqis Maulana, seorang santri Pondok Pesantren Al-Ishlahiyah di Kranding, Mojo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, terus mengguncang masyarakat. Bahkan, pengasuh pesantren di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, juga turut menyuarakan keprihatinan mereka terhadap peristiwa tersebut.
Salah satu pengasuh dari Pondok Pesantren Bumi Blambangan, Dr. KH. Ahmad Munib Syafa'at L.C,.M.E.I, anggota dewan pengasuh salah satu pesantren terbesar di Banyuwangi, yakni Pondok Pesantren Darussalam Blokagung, menyerukan untuk penegakan hukum yang tuntas terkait kasus yang mencoreng citra pesantren.
"Gus Munib," panggilan akrabnya, mengajak aparat hukum untuk melakukan penyelidikan menyeluruh dan menindak pelaku sesuai dengan hukum yang berlaku," ujarnya pada Rabu (28/2/2024).
Sebagai anggota DPRD Banyuwangi, ia juga berharap Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dapat memberikan pendampingan kepada keluarga korban yang berasal dari Banyuwangi, tepatnya Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore.
Menurut Gus Munib, langkah ini penting sebagai bentuk perlindungan terhadap masyarakat dan juga untuk menjaga marwah pesantren sebagai lembaga pendidikan tradisional yang berjasa bagi bangsa.
"Meski belum sempurna, pesantren tetap menjadi tempat yang baik untuk belajar. Bukan hanya agama, tetapi juga ilmu pengetahuan umum dan moralitas yang baik," tambahnya.
Bintang Balqis Maulana, santri Pondok Pesantren Al-Ishlahiyah, meninggal dunia setelah diduga mengalami penganiayaan oleh sesama santri. Jasadnya ditemukan dalam kondisi terbungkus kain kafan dengan tanda-tanda kekerasan pada Jumat (23/02/2024) malam, yang mengejutkan banyak pihak. (*)
Pewarta | : Syamsul Arifin |
Editor | : Imadudin Muhammad |