TIMES BANYUWANGI, LUMAJANG – Wajah senyum hangat menyambut penumpang di setiap gerbong, itulah keseharian dari Pramugari Kereta Api Oktavia Dwi Untari (23) yang akrab disapa dengan Via.
Perempuan cantik asal Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, yang kini berdomisili di Semarang ini telah menorehkan jejak kesuksesan yang bukan sekadar karier, melainkan janji tulus pada pilar tunggal hidupnya.
Dalam hal ini perjuangan mahasiswi S1 Ilmu Hukum di Universitas Terbuka dimulai sejak usia 8 tahun, ketika sang ayah tiada. Untuk meringankan beban sang ibunda, dirinya sejak kecil menunjukkan bakat luar biasa.
Momen pramugari Oktavia Dwi Untari bersama rekan di acara BUMN. (FOTO: Via for TIMES Indonesia)
"Saya mulai menjadi atlet lari dari umur 9 tahun dan mendapatkan uang dari hasil tersebut tanpa meminta uang saku untuk sekolah dari mama," kenangnya dalam wawancara eksklusif bersama TIMES Indonesia, pada Rabu (3/12/2025).
Prestasi atletik lari kid di tingkat Kabupaten hingga lolos ke Provinsi, serta pengalaman menjadi mayoret Drumband SMP, membentuknya menjadi pribadi disiplin, ulet, dan memiliki ketahanan fisik serta mental tinggi. Ia juga menyempatkan diri berjualan online shop saat SMA demi membantu keluarga.
Jalur Cepat ke Angkasa (Rel)
Keputusan Via untuk langsung bekerja setelah lulus SMA didorong oleh keinginan untuk tidak membebani ibunya yang berjuang sendiri. Ia menempuh pendidikan di lembaga penerbangan di Jember pada 2021.
Pintu rezeki terbuka saat ada lowongan Prama/Prami pada event Angkutan Lebaran PT RMU. Pemilik akun media sosial Instagram@oktaviadwi26_ dan TikTok @vya26_ mencoba mendaftar dan alhamdulillah berhasil lolos.
"Awalnya saya hanya kontrak daily worker selama satu bulan, tapi Alhamdulillah diangkat menjadi PKWT," tutur Via. Berkat dedikasi dan kerja kerasnya, setelah satu tahun menjadi PKWT, ia direkomendasikan dan diamanahkan sebagai Captain Train Attendant hingga saat ini.
Peluang, Tantangan, dan Dukungan Keluarga
Menjadi seorang pramugari kereta api menurut Via, memberikan peluang luar biasa untuk mengembangkan komunikasi dan merasakan keragaman budaya berbagai kota sebagai bagian dari pekerjaan.
Namun Via yang hobi olahraga dan memasak ini tak menampik adanya tantangan. Katanya jam tidur tidak teratur dan dituntut ketahanan emosional tinggi untuk tetap profesional menghadapi berbagai tipe penumpang, termasuk saat situasi darurat.
Dukungan terbesar datang dari sang ibu, seorang single parent yang sangat keras mendidik anak-anaknya agar tidak menjadi ibu yang gagal. Via mengakui bahwa ibunya selalu mendukung penuh pekerjaannya saat ini, demikian pula kakaknya, Mas Aris. "Saya tidak akan melupakan pengorbanan kalian selama ini," ucap Via, menegaskan rasa terima kasihnya.
Saat ini, lebih jauh di tengah kesibukannya dalam bertugas, Via tetap menyempatkan diri beribadah, berolahraga, dan mengerjakan tugas kuliah. Ia berharap generasi muda terus semangat untuk mengejar cita-cita.
"Terus semangat guna mengejar cita-cita yang diinginkan. Itu tidak mudah, tapi kita hanya bisa mengusahakan, semangat, tetap benahi diri, dan menjadi diri yang positif untuk teman-teman dan lingkungan sekitar," imbuhnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Kisah Pramugari Oktavia Dwi Untari Wujudkan Mimpi Ibunda, Pilar Tunggal Sejak Papa Tiada
| Pewarta | : Wandi Ruswannur |
| Editor | : Faizal R Arief |