https://banyuwangi.times.co.id/
Berita

Tak Hanya di Atas Gunung Raung, Penampakan Meteor Jatuh Juga Terlihat di Merapi

Sabtu, 05 Juni 2021 - 19:58
Tak Hanya di Atas Gunung Raung, Penampakan Meteor Jatuh Juga Terlihat di Merapi Ilustrasi - Bintang Jatuh. (Grafis: Agung Sedana/ TIMES Indonesia)

TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Pada Jumat (4/6/2021) kemarin, sekitar pukul 19.51 WIB sebuah cahaya misterius mirip meteor nampak jatuh di langit Banyuwangi, Jawa Timur. Tepatnya di atas Gunung Raung. Penampakan serupa rupanya juga ditemukan di atas Gunung Merapipada Kamis (27/5/2021) lalu.

Kedua penampakan cahaya misterius ini jika diamati sekilas memang mirip seperti meteor jatuh. Keduanya menghasilkan cahaya terang di atas langit layaknya batu asteroid terbakar saat memasuki atmosfer bumi.

Penampakan Mirip Meteor di Gunung Merapi

Penampakan-cahaya-mirip-meteor-jatuh-di-Gunung-Merapi.jpgPenampakan cahaya mirip meteor jatuh di Gunung Merapi. (FOTO: Instagram Ginarto_song)

Foto penampakan cahaya kilat mirip meteor jatuh di atas ini sudah beredar secara luas di media sosial. Foto ini diambil oleh Gunarto_song dan mendapatkan ribuan reaksi dari warganet.

"Meteor Jatuh di Puncak Gunung Merapi, Kali Adem, Cangkringan, Yogyakarta(27 Mei 2021) : Ginarto_song," tulis akun Twitter @merapi_uncover seperti dikutip TIMES Indonesia pada Sabtu (5/6/2021).

Saat pengambilan foto, Gunarto mengaku telah melihat kilatan cahaya terang melalui lensa kamera miliknya. Cahaya tersebut bergerak dari langit menuju daratan Bumi. Dari tangkapan kamera, kilatan tersebut mendarat di Gunung Merapi.

Peristiwa ini bukan kali pertama diabadikan Gunarto. Sebelumnya dia mengaku sering mengambil foto laju meteor di angkasa. Namun kali ini, adalah momen pertama baginya melihat dengan jarak paling dekat dan jelas. Gunarto hanya mengaku melihatnya saja tanpa mendengar dentuman setelahnya.

Penampakan Mirip Meteor di Gunung Raung

Penampakan-cahaya-mirip-meteor-jatuh-di-Gunung-Raung.jpgPenampakan cahaya mirip meteor jatuh di Gunung Raung. (FOTO: PPGA Raung)

Diberitakan sebelumnya, belum diketahui secara pasti sumber cahaya misterius tersebut. Namun apabila dilihat secara kasat mata, dugaan penyebabnya adalah benda langit yang jatuh ke bumi. Ditambah lagi, ada sebuah dentuman keras yang tak berselang lama terdengar dari peristiwa tersebut.

Ketua Pos Pengamat Gunung Api (PPGA) Raung, mendapatkan laporan dari masyarakat di pintu akses pendakian Raung. Banyak warga di Kecamatan Kalibaru yang mendengarkan dentuman tersebut. Namun keseluruhannya, tidak mengetahui jika sebelum dentuman terjadi ada sebuah cahaya misterius di atas Gunung Raung.

Seberkas cahaya ini berlalu sangat cepat. Setidaknya hanya dalam satu detik saja. Saat terjadi kilatan tersebut, sejenak langit di atas Gunung Raung menjadi sangat terang.

"Memang benar ada kilatan di atas Gunung Raung. Itu terekam dalam CCTV kami. Banyak laporan adanya suara dentuman. Dari Kalibaru Banyuwangi dan sekitar wilayah Kabupaten Bondowoso," kata Mukijo, Sabtu (5/6/2021).

Berdasarkan laporan Mukijo, dalam beberapa waktu terakhir ini Gunung Raung dilaporkan tidak mengalami kenaikan status. Baik kegempaan maupun aktivitas vulkanik terpantau normal pada amplitudo 0,5. Suhu udara di antara 17 derajat hingga 23 derajat.

Meski tidak mengetahui penyebab pasti dari cahaya kilat misterius tersebut, namun PPGA memastikan jika cahaya tersebut bukan berasal dari aktivitas vulkanik Gunung Raung.

"Status Raung masih waspada II, namun tidak ada aktivitas yang menonjol. Tupoksi kami tidak mengamati benda langit, hanya kebetulan kamera kami menangkap fenomena tersebut," ungkap Mukijo.

Kajian Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional

Sementara Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Andi Pangerang, peneliti pusat sains antariksa Lapan menyebutkan jika berdasarkan data International Meteor Organization (IMO) yang diaksesnya dari website, mulai April hingga Juni ini akan ada hujan meteor.

Pertama, hujan meteor Eta Aquarid (031 ETA). Fenomena ini ditandai sejak 19 April hingga 28 Mei 2021 lalu. Puncaknya pada 6 Mei pukul 03 UT dengan intensitas 50 meter per jam ketika di Zenit. Kecepatannya mencapai 66 kilometer per detik. Hujan meteor ini dapat disaksikan saat malam hari dengan titik radian yakni pada titik kemunculan hujan meteor yang berada di dekat konstelasi Aquarius.

Kedua, hujan Meteor Arietid (171 ARI). Fenomena ini ditandai sejak 14 Mei hingga 24 Juni nanti. Puncaknya diperkirakan pada 7 Juni besok dengan intensitas 30 meteor per jam ketika di Zenit. Kelajuan meteor mencapai 38 kilometer per detik. Hujan meteor ini dapat disaksikan saat siang hari dengan titik radian berada di dekat konstelasi Aries.

Kepada TIMES Indonesia, Kepala Lapan Balai Pasuruan, Dian Yudha Risdianto memperkirakan meteor tersebut tidak sampai menyentuh permukaan bumi.

"Kesimpulannya yang jelas benar ini meteor tapi persisnya tidak jatuh dimana. Kalau dari CCTV nampaknya saja jatuh disitu, tapi sebenarnya mengarah lebih jauh. Cuman ada laporan warga terdengar suara dentuman saja. Mungkin juga sudah terbakar habis saat di atmosfer," kata Yudha.

Dua kilatan cahaya misteriusyang berada di atas Gunung Merapi dan di atas Gunung Raungyang nampak dari Banyuwangi ini ramai dibicarakan netizen. Selain menduga jika keduanya adalah meteor yang jatuh, adapula netizen yang berspekulasi jika itu merupakan jejak pesawat UFO milik alien. Memungkinkan juga, pada 7 Juni besok banyak fenomena serupa yang akan di jumpai di Indonesia. (*)

Pewarta : Agung Sedana
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Banyuwangi just now

Welcome to TIMES Banyuwangi

TIMES Banyuwangi is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.