https://banyuwangi.times.co.id/
Berita

UMKM di Banyuwangi Kelimpungan Dampak Naiknya LPG 3 Kg dan Bahan Pokok

Rabu, 15 Januari 2025 - 18:16
UMKM di Banyuwangi Kelimpungan Dampak Naiknya LPG 3 Kg dan Bahan Pokok Foto salah satu pelaku UMKM penjual gorengan di Banyuwangi. (FOTO: Ikromil Aufa/TIMES Indonesia).

TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menghadapi tantangan imbas naiknya harga Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 Kilogram (Kg) dan berbagai bahan pokok lainnya. 

Kondisi ini memukul usaha kecil yang sangat bergantung pada kedua komponen tersebut untuk mendukung operasional bisnis mereka.

Salah satu pelaku UMKM, Rosa (35), penjual gorengan di Kelurahan Penganjuran, Banyuwangi, mengaku bahwa kenaikan LPG bersubsidi pengaruhnya sebenarnya tidak terlalu berdampak. 

“Namun, imbas kenaikan Harga Eceran Tertinggi (HET) LPG 3 Kg tersebut akan berpengaruh jika bebarengan dengan naiknya berbagai bahan pokok,” katanya, Rabu (15/1/12025).

Dalam sehari, Rosa menghabiskan antara 1 hingga 2 tabung LPG 3 kg untuk mengolah makanan yang dijualnya. Saat ini, beberapa bahan untuk membuat gorengan seperti tepung terigu, minyak goreng dan cabai rawit mengalami kenaikan harga. Hal ini membuatnya harus dihadapkan beberapa pilihan agar usahanya tetap berjalan.

“Ini sebenarnya menjadi dilema, apakah saya harus menaikkan harga atau mengecilkan ukuran gorengan. Namun, untuk saat ini masih bertahan di harga dan ukuran yang sama namun ya mau tidak mau labanya (keuntungan) yang harus dipotong,” ujarnya.

Senada dengan Rosa, Imam Gazali, salah satu penjual cilok, mengatakan bahwa kenaikan harga bahan baku seperti tepung tapioka, daging ayam, dan bumbu-bumbu lainnya memaksanya untuk berpikir ulang dalam mengatur strategi bisnisnya.

“Saya tidak mau kehilangan pelanggan karena menaikkan harga terlalu tinggi, tapi kalau terus begini, keuntungan saya semakin tipis,” ungkap Gazali dengan nada cemas.

“Kadang saya juga berfikir apakah harus mengurangi takaran atau mencari bahan yang lebih murah, tapi itu juga berisiko mengurangi kualitas rasa,” imbuhnya.

Pemuda berusia 27 tahun itu, menambahkan bahwa kondisi ini memaksa pelaku usaha kecil untuk lebih kreatif dalam mencari solusi agar usaha tetap berjalan, meskipun tidak mudah. 

“Kita terpaksa putar otak. Kalau tidak, ya usaha kita bisa gulung tikar. Untuk kenaikan harga LPG 3 Kg, saya kira masih bisa kita terima namun stoknya harus tetap terjaga jangan sampai langka,” ucapnya.

UMKM sangat rentan terhadap fluktuasi harga bahan pokok dan energi. Pemerintah dan pihak terkait perlu memberikan solusi seperti subsidi tambahan atau program pendampingan agar usaha kecil bisa bertahan dan berkembang di tengah tantangan ekonomi yang begitu sulit. (*)

Pewarta : Syamsul Arifin
Editor : Imadudin Muhammad
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Banyuwangi just now

Welcome to TIMES Banyuwangi

TIMES Banyuwangi is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.