TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Upaya pencegahan peredaran dan penggunaan minuman keras (miras) serta narkoba terus digencarkan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Banyuwangi. 

Instansi pemerintah di bawah naungan Drs. R. Agus Mulyono, MSi, kembali.menggelar kegiatan Sosialisasi Pencegahan Peredaran/Penggunaan Miras dan Narkoba dengan tajuk ‘Membangun Komitmen Bersama untuk Program Ketahanan Keluarga Bersih Narkoba (Bersinar)’ di Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Khoiroh, Dusun Pekarangan, Desa Kelir, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, Rabu (25/6/2025).

Acara ini merupakan bagian dari roadshow Bakesbangpol ke pondok pesantren, yang dinilai strategis untuk membentengi generasi muda dari bahaya miras dan narkoba. Hadir dalam kegiatan ini Plt. Camat Kalipuro, Puguh, Pengasuh Ponpes Nurul Khoiroh, KH. Taufik Hidayat, serta narasumber kunci dari berbagai instansi. 

Kepala Bakesbangpol Banyuwangi, Drs. R. Agus Mulyono, MSi, yang diwakili oleh Kepala Subbid Koordinator Kewaspadaan dan Ketahanan Bakesbangpol Banyuwangi, Yudhi Erwanto, menjelaskan bahwa kegiatan ini memiliki tujuan ganda yakni dalam rangka sosialisasi pencegahan miras dan narkoba, sekaligus meningkatkan indeks ketahanan keluarga besar Ponpes dan santri yang ada di Banyuwangi.

“Kami berharap melalui kegiatan ini bisa memberikan pemahaman terkait pencegahan miras dan narkoba, tidak hanya di lingkungan ponpes, tapi juga memberikan pemahaman di keluarga mereka, sehingga program pemerintahan terkait pencegahan penyalahgunaan miras dan narkoba bisa terukur dalam pencegahan," ujarnya. 

Demi memastikan wawasan benar-benar berbobot. Bakesbangpol Banyuwangi menghadirkan dua narasumber yang berkompeten yakni Kepala BNNK Banyuwangi, Kombes Pol Faisol Wahyudi, S.I.K, dan KH Abdul Haris, Pengasuh Ponpes Darus Sholah Tegalpare, Kecamatan Muncar.

Dalam sesi materi, Kombes Pol Faisol Wahyudi, S.I.K, dari BNNK Banyuwangi, secara lugas memaparkan tentang bahaya narkoba, narkoba dalam kedok agama, hingga peran santri dalam P4GN (Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan, dan Peredaran Gelap Narkotika). 

“Santri bisa berkontribusi dengan membentuk program teman sebaya dan ikut dalam pembentukan satuan tugas anti narkoba,” terangnya. 

Sementara itu, KH Abdul Haris memberikan perspektif keagamaan, menekankan bahwa miras dan narkoba adalah hal yang diharamkan dalam Islam dan merusak masa depan. Dia menjelaskan, QS. Al-Ma’idah Jus 5 ayat 90 yakni Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.

“Meskipun ayat ini secara spesifik menyebut khamar (minuman keras), para ulama sepakat bahwa illat (sebab hukum) pelarangannya adalah karena memabukkan. Narkoba memiliki efek yang lebih merusak daripada khamar, sehingga hukumnya jauh lebih haram,” tegasnya. 

Menariknya di akhir sesi materi, para santri terlihat antusias menyimak materi dan aktif bertanya, menunjukkan tingginya kesadaran mereka terhadap isu ini. Bahkan, Pengasuh Ponpes Nurul Iman Giri, KH. Syaifudin Syuhri, juga turut memberikan tambahan wawasan kepada para santri.  

Ketua Yayasan Ponpes Nurul Khoiroh, KH. Masrun, menyampaikan apresiasinya. Menurutnya, kegiatan ini sangat bermanfaat bagi para santri, khususnya dalam menambah wawasan pencegahan dan bahaya Miras dan Narkoba. 

“Acara seperti ini kalau bisa terus digalakkan satu tahun minimal 3 kali,” kata KH. Masrun. (*)