TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Miris nasib pasangan Muji dan Sariyati, warga Lingkungan Watu Ulo, RT 02 RW 02, Kelurahan Bakungan, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, Jawa Timur. Rumah mereka yang berada ditepi kali Rinjani terancam longsor lantaran sepadan sungai tak tersentuh pembangunan.
Kenyataan itu cukup menyayat hati serta menggugah rasa keadilan. Bagaimana tidak, kondisi fisik Muji sang suami Sariyati, kini sudah tidak sempurna lagi alias cacat. Kaki sebelah kanannya putus akibat kecelakaan.
Apa jadinya jika rumah mereka sampai ambrol gegara kurangnya perhatian pemerintah terhadap pembangunan sepadan sungai. Meskipun disitu jelas mengancam keselamatan warga.
Muji yang dalam kondisi cacat bersama istri tercinta, Sariyati dan sejumlah warga lain yang bermukim dipinggiran sungai Rinjani, Lingkungan Watu Ulo.
“Dapur dan kamar mandi kami sudah longsor, hampir setahun lalu, saat aliran sungai deras. Kami berharap pemerintah bisa membangun plengsengan, agar saat terjadi banjir rumah kami tidak longsor,” ucap Sariyati, Selasa (26/8/2025).
Diceritakan, beberapa bulan lalu sebenarnya Sariyati dan Ketua RT 02, Sulisno, sudah melaporkan kondisi sepadan sungai yang makin membahayakan keselamatan warga tersebut.
Bahkan, Camat Glagah, pihak Kelurahan Bakungan dan perwakilan Dinas PU Pengairan Banyuwangi, sudah melakukan pengecekan ke lokasi.
Namun entah mengapa, hingga kini sepadan sungai tersebut masih belum tersentuh pembangunan.
Yang membuat makin geleng-geleng kepala, sekitar 50 meter dari rumah pasangan Muji dan Sariyati, Dinas PU Pengairan Banyuwangi, justru membangun saluran irigasi.
Proyek infrastuktur Dinas PU Pengairan Banyuwangi tersebut bernama Pembangunan Tanggul Sungai Saluran Pembuang Sumber Lalangan, Lingkungan Watu Ulo, dengan nilai Rp147.709.000,- dari APBD Banyuwangi tahun 2025.
Bisa dipastikan proyek yang dikerjakan oleh CV Makmur Jaya itu tingkat urgensi tidak sebanding dengan ancaman keselamatan yang membayangi warga disepanjang sepadan kali Rinjani.
“Kami senang daerah kami disentuh pembangunan, tapi harapan kami, pembangunan plengsengan disepadan kali Rinjani bisa diprioritaskan, disitu dapur dan kamar mandi warga sudah longsor, kini rumah warga terancam longsor. Disitu ada keselamatan warga yang terancam,” ungkap Sulisno, Ketua RT 02 RW 02, Kelurahan Bakungan.
Dia berharap Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani Azwar Anas, bisa terus pro terhadap Wong Cilik. Termasuk dalam menentukan lokasi program pembangunan. Tentunya dengan mengutamakan pembangunan yang mengedepankan sisi manfaat.
“Kami berharap sepadan kali Rinjani bisa segera diplengseng, kasihan jika sampai rumah warga longsor,” beber Sulisno.
Dari pantauan TIMES Indonesia dilapangan, kondisi sepadan kali Rinjani, Lingkungan Watu Ulo, Kelurahan Bakungan, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, memang sangat memprihatinkan. Selain aliran sungai yang curam, sepadan sungai juga kian menyempit lantaran sudah pernah longsor sekitar hampir setahun lalu.
Kala itu, dapur dan kamar mandi milik pasangan Muji, pria cacat kaki dan Sariyani, longsor. Kini dengan keadaan sepadan yang makin menyempit, rumah mereka terancam ikut ambrol ke jurang sungai.
Namun herannya, sepadan sungai itu tetap tidak tersentuh pembangunan. Padahal sudah dilaporkan pada Camat, Lurah dan Dinas PU Pengairan Banyuwangi. (*)
Pewarta | : Syamsul Arifin |
Editor | : Imadudin Muhammad |