TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Dalam membendung disinformasi yang tersampaikan kepada masyarakat. Pemkab Banyuwangi, Polresta Banyuwangi dan Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Koordinator Daerah (Korda) Banyuwangi bersinergi, dengan bersama-sama membangun peradaban digital yang positif di wilayah paling ujung timur Pulau Jawa.
Sinergi tiga pilar tersebut diwujudkan dalam sebuah kegiatan Forum Group Discussion (FGD) yang bertajuk ‘Membangun Peradaban Positif di Era Digital: Memahami Kinerja dan Etika Jurnalisme Profesional’ pada Sabtu, (6/12/2025) di Hotel Santika Banyuwangi.
Dalam FGD tersebut dihadiri oleh jajaran Forkopimda dan pejabat penting Bumi Blambangan. Diantaranya seperti Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol. Rama Samtama Putra S.I.K., M.Si., M.H., Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Pemkab Banyuwangi M.Yanuar Bramuda, S.Sos., MBA., MM., Dandim 0825 Banyuwangi Letkol (Arm) Triyadi Indrawijaya S.H., M.I.P., Wakil ketua DPRD Banyuwangi Michael Edy Hariyanto S.H., M.H.

Foto bersama dengan seluruh yang hadir FGD. (FOTO : Polresta Banyuwangi For TIMES Indonesia)
Selain itu, perwakilan dari unsur lainya seperti Danpuslatpur 7 Marinir Lampon, Mayor Marinir Zainal Arifin Tanjung, perwakilan Lanal Banyuwangi serta Perhutani KPH Banyuwangi Selatan.
Semakin istimewa, FGD tersebut juga dihadiri langsung oleh tokoh pers nasional, yaitu Ketua Komisi Pengaduan dan Penegakan Etika Pers Dewan Pers, Muhammad Jazuli dan Ketua Umum IJTI, Herik Kurniawan, termasuk Ketua Pengurus Daerah (Pengda) IJTI Jawa Timur Ahmad Wilyanto. Kegiatan ini tidak hanya melibatkan pejabat, tetapi juga mengundang berbagai elemen masyarakat, termasuk Komunitas Banyuwangi Positif, seluruh perwakilan organisasi profesi, hingga organisasi mahasiswa di Banyuwangi.
Dalam sambutannya, Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol. Rama Samtama Putra menyampaikan bahwa, derasnya arus informasi di era digital membawa risiko baru yang perlu diantisipasi. Salah satunya ialah disinformasi yang kini tidak lagi hanya menjadi isu komunikasi, melainkan juga telah berkembang menjadi persoalan yang berdampak langsung pada stabilitas sosial dan citra daerah.
“Satu unggahan yang tidak akurat dapat memicu keresahan dan memengaruhi kepercayaan publik. Dampaknya bisa meluas hingga menghambat program pembangunan,” katanya, Sabtu (6/12/2025).
Salah satu pembina IJTI Korda Banyuwangi itu juga menambahkan, Banyuwangi sebagai daerah yang tengah bertumbuh pesat juga tidak terlepas dari potensi gangguan tersebut.
“Kita bangun Banyuwangi dengan memperkuat literasi digital pada masyarakat, guna mengkal disinformasi,” tegas Kombes Pol. Rama.
Di kesempatan yang sama, Kapolresta Banyuwangi mengutarakan apresiasinya kepada Komunitas Banyuwangi Positif. Bagaimana tidak, komunitas tersebut selalu aktif mengkampanyekan literasi digital dan menyajikan konten-konten verifikatif di media sosial.
“Upaya menangkal disinformasi tidak dapat dilakukan oleh satu pihak, melainkan membutuhkan kolaborasi antara pemerintah daerah, aparat keamanan, akademisi, pelaku usaha, hingga komunitas jurnalis dan digital,” terang Kombes Pol. Rama.
FGD ini, masih kata Kombes Pol. Rama, diharapkan menjadi ruang dialog yang mempertemukan kepentingan publik, sekaligus memperkuat jejaring kerja untuk membangun ekosistem informasi yang sehat.
Acara FGD yang menjadi rangkaian dari Muskorda IJTI Banyuwangi ini, menegaskan kembali posisi pers sebagai mitra strategis kepolisian dalam menjaga kualitas informasi publik. “Jurnalis profesional yang memegang teguh kode etik adalah garda terdepan dalam memastikan masyarakat menerima informasi yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan,” tegas Kombes Pol. Rama.
Tak luput acungan jempol juga diberikan kepada Kepala Biro TIMES Indonesia, Syamsul Arifin alias Mas Bono atas pengabdiannya yang memimpin IJTI Korda Banyuwangi periode 2022–2025. Termasuk selalu memberikan edukasi tentang jurnalisme positif.
“Terimakasih mas Bono selalu memberikan edukasi kepada masyarakat dan lainya tentang jurnalisme positif,” tutur Kombes Pol. Rama.
Kombes Pol. Rama mengatakan, penguatan literasi digital merupakan bagian dari upaya jangka panjang untuk mewujudkan ruang digital yang lebih sejuk dan konstruktif. Melalui kegiatan ini, Polresta Banyuwangi berharap masyarakat semakin mampu melakukan verifikasi informasi, memahami risiko disinformasi, dan berpartisipasi aktif dalam menyebarkan konten positif.
“Ruang digital yang sehat adalah fondasi bagi pembangunan daerah yang berkelanjutan,” ujarnya. (*)
| Pewarta | : Anggara Cahya |
| Editor | : Faizal R Arief |