TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Rute yang dilewati peserta Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) 2022 cukup panjang. Para talent harus berjalan sekitar dua kilometer lebih untuk mencapai garis akhir.
Adapun jalur yang harus dilalui para talent Banyuwangi Ethno Carnival yakni dari start Lorong Bambu Gesibu Blambangan ke arah utara hingga simpang empat Gedung Djuang 45, dilanjutkan ke arah barat hingga perempatan Taman Sritanjung, kemudian belok ke selatan menuju finish di depan kantor Pemerintah Daerah (Pemda) Banyuwangi.
Meskipun lintasan yang dilalui cukup panjang dan membawa beban kostum berat disertai teriknya panas matahari, kontestan Banyuwangi Ethno Carnival tetap profesional serta mampu memukau masyarakat Bumi Blambangan.
Menariknya, hampir dari seluruh peserta Banyuwangi Ethno Carnival tidak persiapan khusus seperti berjalan dengan membawa beban berat, lari, ataupun latihan fisik lainnya.
Siswa kelas 4 SD menjadi peraga kostum Etnis Madura. (Foto: Fazar Dimas/TIMES Indonesia)
Hal tersebut diungkapkan peserta cilik BEC 2022 dengan memakai kostum bertema etnis Madura, bernama Melodi Violita Yuandira. Siswi kelas empat Sekolah Dasar (SD) ini mengaku tidak ada pesiapan fisik yang dilakukan sebelumnya untuk melintasi jalan sepanjang itu.
“Tidak ada persiapan fisik yang sebelumnya saya kerjakan,” katanya pada saat sampai finish dengan nada terengah-engah pada TIMES Indonesia, Sabtu (10/12/2022).
Siswi yang sedang duduk dibangku kelas dua Sekolah Menengah Pertama (SMP), Nadin Izza Millati Putri, mengatakan sama dengan peserta BEC cilik itu.
“Sebelumnya pada tahun 2019 saya sudah pernah ikut BEC. Jadi sudah terbiasa, hanya ada rasa sedikit capek tapi saya senang dan bangga bisa sampai finish. Meskipun tidak ada Latihan khusus,” ujar talent BEC 2022 peraga busana ethnis Madura.
Selaras dengan model BEC lainya, talent busana etnis Suku Osing dengan membawa kostum seberat 15 sampai 20 kilogram bernama Dinda sari. Ia juga menyebut tidak ada persiapan fisik yang dilakukan, hanya saja mengonsumsi vitamin untuk menjaga kesehatan.
“Syukur tidak ada kesulitan. Semua berjalan lancar,” tuturnya.
Hasil pantauan TIMES Indonesia, atusiame warga Banyuwangi sangat luar biasa untuk menyaksikan pagelaran kostum tradisional berbalut modern itu. Banyak dari masyarakat yang meminta foto kepada para talent. Tentunya, hal itu membuat para model sempat kesulitan untuk berjalan.
Talent BEC bertema ethnis Suku Osing di depan Kantor Pemkab Banyuwangi. (Foto: Fazar Dimas/TIMES Indonesia)
Meski kondisi demikian, Model kostum BEC 2022 memaklumi serta menganggap positif. Pasalnya, parade tersebut sudah dinanti-nanti oleh masyarakat Bumi Blambangan setelah dua tahun sempat tidak diadakan akibat covid-19.
Ketiga peserta tersebut mengungkapkan, semangat dari orang tua, sahabat dan antusias penonton membuatnya tetap terus berjalan meski rasa capek mulai datang.
“Banyak dari penonton yang meminta foto yang membuat sedikit merasa capek. Tapi, kami senang ketika penonton selesai berfoto bersama kami merasa Bahagia,” imbuhnya.
Perlu diketahui, parade Banyuwangi Ethno Carnival sudah memasuki satu dekade ini memang digarap dengan konsep yang berbeda dengan edisi sebelum-sebelumnya. Namun, tetap mengusung nilai-nilai lokal Banyuwangi sebagai iconnya. Untuk tahun depan, rencananya BEC mengangkat tema Ijen Geopark. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Talent BEC 2022 Banyuwangi Tampil Memukau dengan Kostum Beratnya
Pewarta | : Fazar Dimas Priyatna |
Editor | : Deasy Mayasari |