TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Nuansa gembira serasa ada kala Inpres nomer 9 Tahun 2025 tentang Percepatan Pembentukan Koperasi Merah Putih di kalangan masyarakat meski juga banyak yang pesimis dengan rencana besar Presiden Prabowo ini yang akan dibentuk di 80.000 desa dan kelurahan seluruh Indonesia.
Percepatan ini tentu menjadi semangat karena sebagai soko guru perekonomian Indonesia serta sebagai sistem ekonomi yang di pandang paling sesuai bagi Indonesia, meski ada sejarah pendirian Koperasi Unit Desa di jaman orde baru yang sekarang sudah hampir tidak ada keberadaannya karena salah kelola atau bangkrut.
Keberadaan koperasi Merah Putih ke depan tentu menjadi salah satu sumber pendapatan asli desa, di samping Bumdes yang lahir lebih dulu di bandingkan Koperasi Merah Putih.
Semangat pemerintah yang berharap Koperasi Merah Putih ini menjadi kekuatan ekonomi desa harus ditangkap sebagai salah satu good will pemerintah untuk mensejahterakan rakyatnya lewat Koperasi ini.
Koperasi yang sudah dilengkapi dengan tujuh unit bisnis, mulai dari sembako, pupuk, gas LPG, digitalisasi layanan sampai dengan penguatan UMKM dan pangan lokal.
Kita semua berharap Koperasi Merah Putih ini tidak hanya gagah di kertas tapi loyo dan akhirnya mati suri di tatanan pelaksanaan.
Beberapa hal yang perlu menjadi pemikiran bersama agar Keberadaan Koperasi Merah Putih bisa berjalan sesuai dengan cita cita luhur Pemerintah maka ada beberapa hal yang perlu diwaspadai sebagai ekses Koperasi Merah Putih ini antara lain.
Koperasi Merah Putih hendaknya tidak bertabrakan atau tumpang tindih dengan Bumdes yang selama ini sudah berjalan, sehingga tidak menggarap ceruk yang sama dan saling berlawanan di bawah.
Pelaksanaan musdesus yang terkesan kejar kejaran dengan waktu, cenderung menghasilkan manajemen yang tidak profesional hal ini harus menjadi catatan pihak Kementrian Koperasi agar segera menyiapkan pendidikan dan latihan bagi para pengurusnya, agar potensi salah kelola bisa diminimalisir.
Dalam beberapa penyampaiannya Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menyampaikan bahwa Koperasi Merah Putih akan mendapat kucuran pinjaman modal dari Bank Himbara sebagai pembiayaan Koperasi Merah Putih tentu tata kelola dengan dasar kehati-hatian harus dilaksanakan para pengurus, jangan sampai pinjaman tersebut menjadi beban.
Dengan penyeragaman paket usaha dari pusat tentu ini juga menyulitkan, karena tiap desa mempunyai kekhasan masing masing yang tidak bisa di genarilisir sama paket usahanya.
Dan kemungkinan yang paling rawan dengan Koperasi yang di biayai negara, dengan struktur modal yang besar akan sangat rawan di susupi berbagai agenda politik. Ini harus dijaga bersama agar niat baik ini tidak tercederai kepentingan segelintir elit.
Dan yang harus dipikirkan bahwa keberadaan Koperasi Merah Putih ini tidak memberangus UMKM yang ada di desa dan menjalankan usahanya bertahun tahun bisa gulung tikar jika tidak di antisipasi sejak awal.
Ini yang harus pemerintah maupun pengurus Koperasi Merah Putih antisipasi agar niatan baik ini tidak menjadi bumerang tapi betul betul berdaya guna bagi kemaslahatan masyarakat. Dan kita sebagai bagian civil society juga harus memastikan agar Keberadaan Koperasi Merah Putih on the track dan ingat dengan besaran modal injeksi pemerintah via Himbara itu sudah menjadi domain KPK untuk memelototi penggunaan dan pelaksanaan Koperasi Merah Putih.
Sehingga mari kita bersama sama saling menguatkan akan keberadaan Koperasi Merah Putih berdaya guna untuk kepentingan masyarakat desa.
***
*) Oleh : Fajar Isnaeni, Akademisi/Puket III STAI Darul Ulum Banyuwangi, Sekretaris PC ISNU Kabupaten Banyuwangi dan Mahasiswa S-3 Program Doktor Ilmu Ekonomi UNTAG Surabaya.
*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id
*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.
Pewarta | : Hainor Rahman |
Editor | : Hainorrahman |