TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Pandemi Covid-19 memang memutar arus perekonomian dunia menjadi semakin tak terkendali. Tanpa terkecuali harga seafood di Banyuwangi yang terus mengalami penurunan.
Hal tersebut ternyata tak menyurutkan semangat dan perjuangan para nelayan Banyuwangi. Meski dalam kondisi seperti ini mereka tetap gigih mengupayakan stok ketersediaan pangan hasil laut yang ada.
Seperti yang dilakukan Muhsaeroni, nelayan asal Dusun Tegalpare, Desa Wringinputih, Kecamatan Muncar, Banyuwangi, kesehariannya ia berkeliling di areal teluk pangpang untuk menyediakan ratusan kilo pesanan para pengepul seafood.
"Dulu sebelum pandemi harga rajungan, kepiting, tiram, kerang hijau disini lumayan besar, tapi sekarang benar-benar turun, tapi kami berkomitmen terus semangat dan bangkit demi anak cucu kita," ungkap Saeroni yang juga Ketua Pokmaswas Bangkit Remaja, Rabu (3/2/2021).
Saeroni menyebutkan, awal Februari 2020 harga kepiting dan rajungan mencapai 125 ribu perkilo, berbeda jauh dengan sekarang yang hanya 60 dan 90 ribu. Begitupun tiram dan kerang hijau, masing-masing dibandrol 10 ribu dan 15 ribu sebelum pandemi, namun kali ini kisaran 7 hingga 8 ribu.
Menurutnya penurunan ini bukan sebagai penghalang untuk keberlangsungan aktifitas nelayan, justru hal tersebut menjadi motivasinya untuk terus menebar kebaikan disetiap langkah pencahariaannya.
Menariknya dalam segala situasi, termasuk merosotnya harga jual seafood, Saeroni dan para nelayan setempat berkomitmen untuk menyisihkan hasil keringatnya kepada orang yang lebih membutuhkan.
"Kami ini nelayan yang mengambil rizki di laut lepas, kami juga sadar bahwa tidak semua rezeki kami nikmati sendiri, jadi kami selalu pikirkan para kaum duafa, setiap bulannya kami upayakan untuk berbagi," ujarnya.
Saeroni meyakini meski harga seafood terbilang menurun, pundi-pundi penghasilan yang diraihnya setiap hari akan menjadi berkah dengan cara tersebut, selain itu juga bisa menjadi semangat optimisme para nelayan untuk terus menyediakan pangan dari laut di tengah pandemi Covid-19 ini. (*)
Pewarta | : Hafid Nurhabibi (MG-311) |
Editor | : Deasy Mayasari |