Ekonomi

Ketiban Berkah Saat Bulan Ramadan, Begini Kisah Petani Buah Krai Khas Banyuwangi

Kamis, 23 Maret 2023 - 20:45
Ketiban Berkah Saat Bulan Ramadan, Begini Kisah Petani Buah Krai Khas Banyuwangi Petani sekaligus pedagang buah Krai asal Dusun Donosuko, Desa Badean, Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi, Supandi, sedang memegang hasil buah Krai seberat 3kilogram disawah. (Foto : Anggara Cahya /TIMES Indonesia)

TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Sudah menjadi ciri khas bagi masyarakat Banyuwangi pada saat Ramadan mengkonsumsi olahan dari buah Krai. Tentu saja hal itu memberikan keberkahan tersendiri kepada para petani buah Krai.

Seperti salah seorang petani sekaligus pedagang Krai asal Dusun Donosuko, Desa Badean, Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi, Supandi. Bila bisa disebut Supandi adalah gambaran dari petani sejati buah Krai. Bagaimana tidak, ia sudah menggeluti profesi sebagai petani Buah Krai turun temurun dari keluarga kurang lebih 30 tahun.

"Saya Sekolah Dasar (SD) kelas 3 sudah terjun didunia pertanian buah, terutama buah Krai. Karena memang terlahir keluarga petani," kata Supandi, sembari berleha-leha di gubuk keci tengah sawahnya, Kamis (23/03/2023).

Untuk membuat tanaman ini berbuah saat awal puasa, ternyata memang terdapat hitungan tersendiri. Supandi mulai menanam Krai pada awal bulan Ruwah dan paling lambat 25 Rajab, sehingga buah sudah bisa dipanen dan dipasarkan jelang Ramadan sudah kurang tiga hingga dua hari lagi.

"Ketika Ramadan buah ini paling banyak dicari," cetusnya.

Pria 40 tahun yang akrab disapa Pandi itu menyebut, jika buah Krai ini unik, bisa dibilang begitu karena buah yang serumpun dengan buah timun ini tidak bisa tumbuh selain di wilayah Badean. Alasanya, Buah Krai hanya cocok untuk ditanam pada dataran rendah dengan kondisi cuaca panas dengan intensitas hujan rendah.

"Buah Krai termasuk tanaman yang mudah perawatannya tapi tempat tumbuhnya pilih-pilih," imbuhnya.

Unik memang, lanjut Pandi, buah ini berkembang dan tumbuh baik hanya di Desa Badean, oleh karena itu Badean menjadi sentra buah Krai.

"Terjadi karena unsur tanah dan kondisi alam Badean mencukupi bagi tanaman Krai, selain itu wilayah pesisir memungkinkan terdapat kadar garam yang baik untuk tanaman ini mencukupi di sini," imbuhnya.

Buah Krai panen setiap hari saat pagi dan sore selama Ramadan atau sekitar 30 hari. Dalam satu hari, Pandi bisa memanen sebanyak 40 tumpuk bila berbuah banyak dan 13 tumpuk bila sedang sedikit berbuah, sedangkan satu tumpuk sendiri terdapat 5 hingga 7 buah denga variasi ukuran yang berbeda.

Dengan luas lahan Krai sekitar 2000 meter, biaya perawatan tanaman ini seperti pupuk NPK, Mutiara dan Perangsang daun menghabisakan Rp1.5 juta dengan sewa lahan selama dua bulan sebesar Rp1 juta, dengan pengeluaran tersebut, Pandi dapat menghasilkan sekitar Rp6 juta hingga Rp8 juta selama bulan Ramadan.

"Satu tumpuk tetap saya hargai Rp20.000, meskipun harga petani saat ini sedikit naik, karena ada yang menjual mulai dari Rp25.000 sampai Rp30.000," jelasnya.

Untuk saat ini, petani Krai sedikit mengeluh karena cuaca saat penanaman dihantam hujan, yang menjadikan busuk batang, sehingga membuat hasil panen sedikit berkurang.

Selain dilanda hujan, musuh Krai adalah musim hama. Tanaman Krai kerap diserang serangga lembing yang bisa membuat hancur. Oleh sebab itu, tahun ini Pandi memutuskan untuk tidak ingin menanam bibit Krai terlalu banyak.

Karena buah Krai ini termasuk unik dan jarang sekali dibudidayakan, Supandi membuat bibit tanaman Krainya sendiri. Dengan cara mengambil buah Krai yang besar, kemudian diambilnya semua bijinya, setelah terkumpul dilakukan pencucian, yang selanjutnya akan dilakukan penjemuran hingga biji kering dan dibungkus plastik hingga rapat.

"Biji Krai yang disimpan itu bisa tumbuh meski sudah dua tahun disimpan, lebih dari itu biji sudah tidak bisa tumbuh," terang Pandi.

Saat ini, Pandi ingin menggencarkan minat masyarakat luas tak hanya di Banyuwangi bahkan hingga luar kota terhadap konsumsi buah Krai selain saat Ramadan. Karena buah ini hanya laris hanya saat Ramadan dan hanya banyak dikenal juga di kalangan masyarakat Banyuwangi.

Padahal buah Krai, dinilai lebih memiliki keunggulan dari Buah Blewah, disamping harumnya buah, tekstur daging buah Krai lebih lembut dan bisa meresap gula sirup saat dijadikan Es Serutan Krai. Dari segi harga, buah ini juga dinilai lebih murah dari Blewah, Melon ataupun Semangka.

Selain dari rasa dan tekstur, buah Krai memiliki khasiat seperti menghilangkan dehidrasi karena memiliki kandungan air tinggi. Krai juga berserat tinggi untuk membantu memperlancar dan menjaga kesehatan pencernaan seperti membuang racun dan kotoran dalam tubuh. Yang paling menarik ialah menjaga kesehatan dan mempercantik kulit dari radikal bebas, polusi hingga sinar UV, dengan kandungan asam askorbat atau vitamin C sebagai antioksidan yang dimiliki buah Krai.

Bagaimana mulai tertarik mengkonsumsi buah ini, untuk dijadikan minuman penyegar saat berbuka puasa sembari menjaga kesehatan dan juga berkah bagi pula petani Krai di Banyuwangi.

Bila kalian ingin mengkonsumsi buah ini secara rutin kalian bisa langsung menghubungi kontak +62 821-3179-4344 dan juga siap melayani pengiriman buah Krai keluar kota dengan skala besar. (*)

Pewarta : Anggara Cahya Kharisma
Editor : Faizal R Arief
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Banyuwangi just now

Welcome to TIMES Banyuwangi

TIMES Banyuwangi is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.