TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Nasib petani cabai merah besar di sejumlah daerah, khususnya Kabupaten Banyuwangi tengah memprihatinkan. Harga jual cabai yang terus merosot tajam hingga di bawah harga pokok produksi (HPP) membuat mereka menjerit kesakitan. 

Kondisi ini mendorong Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Korda Jawa Timur untuk mengirimkan surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo.

Dalam suratnya, AACI mengungkapkan keprihatinan mendalam atas anjloknya harga cabai merah besar hingga menyentuh angka Rp3.000 – Rp3.500 per kilogram di tingkat petani. Padahal, biaya produksi yang harus ditanggung petani mencapai Rp15.000 per kilogram. Hal ini berarti petani mengalami kerugian yang sangat besar.

“Harga cabai yang sangat rendah ini sangat memukul petani,” kata Ketua AACI Korda Jawa Timur, Nanang Triatmoko.

Nanang menjelaskan, sejumlah faktor menyebabkan harga cabai merah besar merosot tajam. Diantaranya yakni, peningkatan produksi yang signifikan, panen raya serempak di berbagai daerah, serta masuknya petani baru menjadi beberapa penyebab utama. Selain itu, penurunan daya beli masyarakat juga turut memperparah kondisi pasar cabai.

Menanggapi situasi ini, AACI mendesak pemerintah untuk segera mengambil tindakan. Nanang berharap pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan yang mampu menstabilkan harga cabai, baik saat harga naik maupun saat harga turun.

"Kami meminta pemerintah untuk tidak hanya fokus pada pengendalian harga saat harga cabai naik, tapi juga memberikan perhatian yang sama ketika harga cabai turun drastis seperti saat ini," tegas Nanang.

Menurutnya, untuk mengatasi permasalahan harga cabai merah besar yang menurun ini, pemerintah diharapkan dapat menyerap dengan mendirikan pihak ketiga. Tujuannya tak lain untuk menjaga stabilitas harga cabai merah besar. 

“Adanya pihak ketiga bisa dijadikan untuk mengontrol harga, baik disaat panen raya maupun disaat kekurangan stok,” ujar Nanang.(*)

Pewarta : Fazar Dimas

Editor :