https://banyuwangi.times.co.id/
Berita

Kisah Rusmiati dan Ngadnan, Pasangan Petani Naik Haji

Jumat, 21 Juni 2024 - 23:22
Kisah Rusmiati dan Ngadnan, Pasangan Petani Naik Haji Rusmiati dan Ngadnan, jemaah haji Indonesia. (FOTO: MCH 2024 Kemenag RI)

TIMES BANYUWANGI, MAKKAH – Rusmiati, jemaah haji Indonesia meski hampir berusia 80 tahun, tetap ceria dan lincah. Mimpi melaksanakan ibadah haji di Arafah akhirnya terwujud setelah penantian panjang. 

"Saya sangat bahagia, akhirnya bisa berada di Padang Arafah setelah menunggu 12 tahun. Kami menikmati proses menyempurnakan agama," ucap Rusmiati (79) usai prosesi wukuf di Arafah, Sabtu (15/6/2024).

Perjalanan Panjang Menuju Baitullah

Bersama suaminya, Ngadnan, mereka mengumpulkan sedikit demi sedikit uang dari hasil bertani dan gaji suami saat masih aktif bekerja. 

"Kami sangat ingin berhaji. Haji adalah proses menyempurnakan agama dan mendekatkan diri kepada Allah," ujar nenek lima anak, 14 cucu, dan 9 cicit ini.

Tahun 2017, anak sulung mereka mengajak umrah. Namun, hati Rusmiati belum lega karena belum berhaji dan belum ke Arafah.

"Semoga kami berdua sehat dan lancar menjalani ibadah hingga semua rangkaian haji selesai,” harapnya.

Kasih Sayang yang Tak Pernah Luntur

Dengan penuh semangat, Rusmiati bergegas menemui suaminya di salah satu sudut tenda Arafah. Tak lama, mereka kembali duduk bersama. Saat ditanya tentang keharmonisan rumah tangga mereka, Rusmiati tersenyum, "Yang penting selalu libatkan Allah dalam segala urusan kita. Kita hanya punya Allah, termasuk dalam menjaga keharmonisan rumah tangga."

Rusmiati berbagi kiat menjaga keharmonisan rumah tangga: selalu mendoakan pasangan, anak, cucu, dan keluarga.

 "Malam hari itu, tidur lalu bangun salat Tahajud, kemudian doakan semua. Jangan lupa juga puasa sunnah, Senin Kamis," tambahnya.

Perjuangan Ngadnan di Tanah Suci

Ngadnan (83), suami Rusmiati, ikut bercerita. Saat umrah tahun 2017, ia masih bisa tawaf dan sa’i sendiri. Namun, kondisi kesehatannya menurun karena diabetes dan kolesterol.

"Sekarang saya sering bergantung pada Ibu," ujarnya sambil tersenyum.

Meski demikian, Ngadnan sangat bersyukur. 

"Saya sangat bersyukur Allah beri kami umur panjang dan kesempatan berhaji. Akhirnya kami sampai juga di Arafah," katanya dengan mata berkaca-kaca.

Ngadnan mengaku tak lagi memiliki keinginan hawa nafsu untuk diri sendiri. Semua doa dipanjatkan untuk anak, cucu, cicit, serta tetangga dan kerabat yang selalu mendukung.

Pesan Cinta dari Tanah Suci

Pasangan ini berusaha mengirimkan foto dan pesan kepada anak-anak di Indonesia. Setelah dibantu tim MCH, mereka berhasil mengirim pesan suara kepada keluarga. 

"Anak cucuku sekalian, Bapak sama Ibu sekarang masih menjalankan ibadah puncak haji. Mohon doanya dari semua agar kami sehat selalu dan diridai Allah menjadi haji mabrur," pesan Ngadnan.

Kisah Rusmiati dan Ngadnan adalah potret keteguhan hati, rasa syukur, dan kasih sayang yang abadi. Meski usia senja dan berbagai cobaan, mereka tetap bersemangat menjalani ibadah haji, menyempurnakan agama, dan mendekatkan diri kepada Allah.

Kisah ini menginspirasi kita untuk selalu bersyukur, berusaha, dan berdoa, serta melibatkan Allah dalam setiap langkah kehidupan. (*)

Pewarta : Imadudin Muhammad
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Banyuwangi just now

Welcome to TIMES Banyuwangi

TIMES Banyuwangi is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.