https://banyuwangi.times.co.id/
Berita

Benda Megalitik Penanda Musim Tanam Ditemukan di Bondowoso, Bentuknya Unik dan Baru Satu-satunya

Rabu, 12 Oktober 2022 - 15:43
Benda Megalitik Penanda Musim Tanam Ditemukan di Bondowoso, Bentuknya Unik dan Baru Satu-satunya Benda megalitik berupa batu dakon yang dijadikan sebagai penanda musim tanam ditemukan dan dipindahkan ke PIMB (FOTO: Hery for TIMES Indonesia)

TIMES BANYUWANGI, PROBOLINGGOKabupaten Bondowoso, Jawa Timur, dikenal sebagai surga megalitikum. Sebutan itu bukan sesuatu yang berlebihan. Sebab benda megalitik di Bumi Ki Ronggo ini hampir tersebar di semua kecamatan.

Bahkan di Kabupaten Bondowoso, tepatnya di Desa Pekauman, Kecamatan Grujugan, terdapat Pusat Informasi Megalitikum Bondowoso (PIMB). Di dalam terdapat koleksi berbagai jenis benda megalitik.

Bahkan terbaru, Juru Pelihara (Jupel) Megalitikum di Kabupaten Bondowoso, kembali menemukan benda megalitik.

Penemuan tersebut berlokasi di Desa Jebung Lor, Kecamatan Tlogosari. Adapun jenisnya adalah batu dakon. Batu tersebut dipercaya sebagai penanda musim tanam. 

Bahkan penemuan benda megalitik ini masih sangat baru, karena sebelumnya bentuk bantu ini tidak ditemukan di lokasi itu.

Benda megalitik tersebut sudah dipindahkan dan diletakkan di Pusat Informasi Megalitikum Bondowoso (PIM) sejak Selasa (11/10/2022) kemarin.

Selama ini batu dakon yang ditemukan baik oleh petugas maupun warga ukurannya cukup besar. Akibatnya para petugas kesulitan untuk memindahkan.

Sementara batu yang baru ditemukan, ukurannya cukup kecil dan mudah dipindahkan. Selin itu bentuknya cukup unik. Sebab batu tersebut memiliki lubang kecil yang sejajar. 

Berdasarkan keterangan didapat, pada zaman terdahulu batu itu biasanya digunakan untuk memantau musim tanam dan perkembangan cuaca.

Bahkan dalam beberapa tempat di luar daerah, benda semacam itu juga banyak digunakan untuk sarana permainan. 

Sub Koordinator Sejarah dan Cagar Budaya pada Dinas Pariwisata Budaya Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Bondowoso, Hery Kusdaryanto mengatakan, batu dakon sebenarnya memang tersebar di sejumlah wilayah. 

Namun ukuran besar, sehingga sulit untuk dipindahkan. Oleh sebab itu, ketika ada batu yang cukup kecil serta memiliki keunikan, langsung dipindahkan ke PIMB. Namun tetap saja bobotnya cukup berat meskipun kecil.

Adapun satu keunikan dari batu tersebut kata dia, adalah memiliki lubang sejajar. Sementara sejumlah batu dakon yang ditemukan sebelumnya, tidak memiliki lubang yang sejajar, hanya lubang bulat di beberapa bagian saja. 

Benda tersebut biasanya dapat digunakan sebagai penanggalan atau kalender, pengingat awal dan akhir bercocok tanam. "Itu yang unik, yang tidak ditemukan di tempat lain," paparnya saat dikonfirmasi.

Menurutnya, di PIMB memang terdapat berbagai jenis benda megalitik. Mulai dari kubur batu, menhir, patung dan lain sebagainya. Namun untuk batu dakon, penemuan ini merupakan kali pertama yang kemudian dijadikan pajangan di sana. 

Biasanya PIMB kata dia, tidak jarang dikunjungi oleh para siswa bersama gurunya. Sebagai wahana pembelajaran tentang benda megalitikum.

Lebih lanjut, Hery juga menyebut, saat ini ada 1243 benda megalitik yang masih terus dipelihara dan dilestarikan.

Kebanyakan benda Megalitik masih berada di tempat aslinya, sementara sebagian lainnya sudah berada di PIMB. Serta yang dibawa dampak dari industri. "Disana hanya perwakilan-perwakilan," jelas dia.

Adapalun Pusat Informasi Megalitikum di Desa Pekauman, dibagi dua ruang. Pertama outdoor, yang terdiri dari batu-batu berukuran besar, dan indoor yang isinya batu megalitikum berukuran kecil dan sedang.

Pantauan Jurnalis TIMES Indonesia, batu-batu yang terdapat di luar ruang, ada Batu Kenong, Menhir, Dolmen, Batu Dakon, dan Batu Sarkofagus.

Sementara di dalam ruangan terdiri dari Arca Megalitik, Arca Kepala Manusia, Gilingan, Phalus, Lumpang Batu, Koin, Keris, dan beberapa jenis peninggalan sejarah yang lain. Semua jenis peninggalan itu, sudah diberikan keterangan, terutama kegunaannya di masa lalu.

Adapun benda megalitik di Kabupaten Bondowoso hampir tersebar di semua kecamatan. Terutama Kecamatan Grujugan, Maesan, Sumberwringin, Pujer, Wringin, Cerme, Kecamatan Bondowoso, dan sejumlah kecamatan lainnya. (*)

Pewarta : Moh Bahri
Editor : Muhammad Iqbal
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Banyuwangi just now

Welcome to TIMES Banyuwangi

TIMES Banyuwangi is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.