TIMES BANYUWANGI, MADIUN – Debat publik pasangan calon (paslon) menjadi salah satu tahapan kampanye Pilkada 2024 yang menarik perhatian masyarakat. Termasuk dalam pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Madiun (Pilbup Madiun).

Dua paslon yakni Ahmad Dawami-Sandika Ferryantiko (Menyala) dan Hari Wuryanto-Purnomo Hadi (Harmonis) berkesempatan menunjukkan kapasitas dan kompetensinya sebagai konstentan pada debat publik pertama, Rabu ( 22/10/2024).

Dua paslon menyampaikan visi dan misi di awal sesi debat publik. Paslon Menyala menyampaikan visi Kabupaten Madiun Maju Berakhlak Mulia dan Berkelanjutan dan misi Dasa Cita berisi 10 program unggulan. Sedangkan paslon Harmonis membeberkan visi Kabupaten Madiun Bersih, Sehat, Sejahtera (Bersahaja) dan enam misi.

Di sesi selanjutnya dua paslon menjawab pertanyaan dari panelis serta saling menanggapi. Sesi ini merupakan sesi penajaman visi misi masing-masing calon sesuai tema dan subtema terpilih yang telah dirumuskan para panelis. Berikutnya adalah sesi head to head dimana dua paslon saling memberi pertanyaan dan menjawab. Debat publik ditutup dengan sesi closing statement dua paslon. 

Pakar Komunikasi Politik Suko Widodo menyoroti performa dua paslon saat tampil pada debat perdana Pilbup Madiun. Suko menyebut kekurangan dan kelebihan masing-masing paslon. Menurutnya, paslon satu (Menyala) menyampaikan visi dan misi dengan gaya asertif. 

"Dalam gaya ini, pembicara menyampaikan pendapat dengan tegas dan berusaha menjelaskan," ungkap akademisi dari Universitas Airlangga Surabaya itu.

Karena pernah menjadi bupati, kata Suko, paslon satu dalam hal ini Ahmad Dawami atau yang akrab disapa Kaji Mbing cenderung defensif dan mempromosikan kinerja yang telah dilakukan.

"Hanya saja paslon satu kurang mengeksplorasi gagasan dan sering mengulang kalimat. Juga tampak kurang percaya diri terlihat dari gesture tangan saat berbicara," ungkap Suko. 

Sedangkan paslon dua (Harmonis), menurut Suko, menyampaikan visi misi dengan gaya argumentatif dan sedikit ofensif. Pendapat yang disampaikan rasional dan mudah dipahami.

"Diksi yang disampaikan kreatif dan dilengkapi dengan cara retoris yang tertata," kata Suko.

Paslon dua juga dinilai komunikatif dan punya kemampuan motivasi yang bagus. Selain itu, intonasi bicara terutama Purnomo Hadi calon wakil bupati cukup promotif dan menarik. Namun, Suko juga   terdapat kekurangan pada gaya berkomunikasi paslon dua.

"Sedikit kaku dan banyak mengulang kalimat," ungkap dosen Ilmu Komunikasi itu.

Dari penampilan dua paslon pada debat publik pertama, ada beberapa masukan yang disampaikan Suko. Kedua paslon diharapkan lebih komunikatif serta menyampaikan ide dan gagasan dengan bahasa yang mudah dipahami.

"Saran saya di debat berikutnya, kedua paslon tampil dengan gaya yang lebih menarik, ramah dan senyum," kata Suko.

Debat publik perdana yang diselenggarakan KPU Kabupaten Madiun digelar di RM Icha Orient Tarzan dan disiarkan secara langsung oleh lembaga penyiaran yang ditunjuk dan channel YouTube penyelenggara. Tema utama debat adalah Tata Kelola Pemerintahan, Penegakan Hukum dan Pemberdayaan Desa.

KPU Kabupaten Madiun menunjuk lima panelis dari kalangan akademisi. Yakni Dr.rer.Pol. Mada Sukmajati, MPP (Universitas Gajah Mada), Tri Hendra Wahyudi, S.IP., M.IP (Universitas Brawijaya), Dr. Arie Sujito (Universitas Gajah Mada), Dr. Aang Afandi, SE, MM (Politeknik Negeri Malang) dan Dr. Tri Wahyu Nugroho, S.P., M.Si. (Universitas Brawijaya).

Pelaksanaan debat publik pertama paslon Pilbup Madiun relatif lancar dan kondusif. Meskipun beberapa kali moderator mengingatkan para pendukung kedua paslon untuk tidak gaduh dan riuh di dalam ruang debat publik.

Debat publik sebagai tahapan kampanye Pilkada 2024 yang difasilitasi KPU Kabupaten Madiun diagendakan dua kali. Yakni pada 22 Oktober dan 6 November 2024. (*)