TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Suasana Banyuwangi Career Expo 2025 terasa berbeda. Bukan hanya ribuan lowongan kerja yang ditawarkan, tapi para pencari kerja juga mendapat kesempatan mengikuti tes psikologi untuk mengetahui minat dan bakat mereka secara gratis.

Ya, ajang yang berlangsung selama 3–4 Oktober 2025 di Gedung Theater Banyuwangi Park, Kecamatan Kabat, Banyuwangi ini, menghadirkan layanan psikologi hasil kolaborasi Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian, dan Transmigrasi (Disnakerperin) Banyuwangi Bersama Biro Tulip Psikologi Banyuwangi.

Kepala Disnakerperin Banyuwangi, Abdul Latip, menuturkan bahwa layanan psikologi ini menjadi salah satu bagian penting dalam mendampingi para pencari kerja. Menurutnya, banyak anak muda yang masih bingung menentukan arah setelah lulus sekolah atau kuliah.

“Kadang ada yang sudah bekerja, tapi merasa tidak cocok dengan pekerjaannya. Itu karena sejak awal tidak tahu apakah minat dan kemampuannya sesuai dengan perusahaannya. Lewat tes psikologi ini, mereka bisa mengenali potensi dirinya lebih jelas,” kata Latip, Sabtu (4/10/2025).

Latip menjelaskan, kerja sama dengan Biro Tulip Psikologi Banyuwangi, sebenarnya sudah terjalin sejak 2019. Meski sempat terhenti karena pandemi, sejak 2023 hingga sekarang kolaborasi ini kembali dihidupkan.

Bahkan di tahun ini, layanan yang diberikan tidak hanya tes minat dan bakat, tapi juga pembekalan terkait mental health di dunia kerja.

“Isu kesehatan mental saat bekerja sedang banyak dibicarakan. Jadi kami ingin para pencari kerja juga siap secara mental, bukan hanya keterampilan. Dengan bimbingan psikolog, mereka bisa lebih percaya diri dan mampu mengeksplorasi dirinya,” jelas Latip.

Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, saat mengunjungi stan Biro Tulip Psikologi Banyuwangi. (FOTO: Ikromil Aufa/TIMES Indonesia)

Sementara itu, Direktur Biro Tulip Psikologi Banyuwangi, Dhea Dana Mariska, S.Psi, M.Psi, Psikolog, mengatakan bahwa layanan yang diberikan dalam Banyuwangi Career Expo 2025 meliputi tes minat dan bakat, tes kesehatan mental, hingga konseling dan konsultasi secara gratis.

“Tujuannya agar para pencari kerja bisa memetakan dirinya sejak awal. Mereka jadi tahu kelebihan dan kekurangannya, sehingga lebih siap saat menghadapi seleksi kerja,” ujar Dhea.

“Banyak yang datang mengeluh, misalnya sudah wawancara tapi tidak kunjung dipanggil. Dari tes ini akhirnya ketahuan apa yang perlu diperbaiki,” imbuhnya.

Dhea mengatakan, melalui pendampingan psikolog, para jobseeker juga diajak lebih peka terhadap budaya perusahaan yang akan dimasuki. Menurutnya, seringkali anak muda asal menerima pekerjaan, tapi ternyata tidak cocok dengan lingkungannya, lalu memilih mengundurkan diri.

“Nah, lewat asesmen ini kita bisa meminimalisir hal itu agar antara pencari kerja dan perusahaan bisa sejalan,” ucapnya.

Hadir bersama 7 personel psikolog, Biro Tulip Psikologi Banyuwangi membuka stan layanan yang selalu ramai dikunjungi pencari kerja.

Antusiasme terlihat dari banyaknya peserta yang rela antre untuk mengikuti tes maupun konsultasi langsung. Selama dua hari pelaksanaan, tercatat ratusan pejuang pencari pekerjaan memanfaatkan layanan ini, mulai dari lulusan SMA, mahasiswa, hingga pekerja yang selama ini bingung dengan kariernya.

Dengan hadirnya layanan psikologi di ajang Banyuwangi Career Expo, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi tidak hanya membuka pintu kesempatan kerja, tetapi juga membantu generasi muda lebih siap melangkah, mengenali diri, dan merancang masa depan dengan percaya diri. (*)