TIMES BANYUWANGI, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan potensi cuaca ekstrem di Nusa Tenggara Barat (NTB) selama sepekan ke depan. Fenomena ini dipicu oleh dampak tidak langsung dari Bibit Siklon Tropis Invest 96S yang saat ini terdeteksi di perairan barat Australia.
Dampak dan Pergerakan Bibit Siklon
Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid, Satria Topan Primadi, Minggu (9/2/2025) menjelaskan bahwa kehadiran bibit siklon ini menyebabkan peningkatan curah hujan, kecepatan angin, serta tinggi gelombang laut di wilayah NTB. Berdasarkan pemantauan, sistem badai ini—yang juga disebut Tropical Low 18U—bergerak dengan kecepatan 13 km/jam ke arah barat daya.
Menurut laporan dari Badan Meteorologi Australia, badai tersebut berpotensi berkembang menjadi siklon tropis pada Senin, 10 Februari 2025, dengan pergerakan yang diprediksi semakin menjauh ke arah barat daya menuju pantai Pilbara, Australia Barat.
Faktor Pemicu Cuaca Ekstrem
Selain dampak dari bibit siklon, aktivitas gelombang atmosfer Ekuatorial Rossby dan pengaruh Monsun Asia turut memperparah kondisi cuaca di NTB. Monsun Asia membawa uap air dari wilayah Asia melewati Indonesia menuju Australia, yang berkontribusi pada peningkatan intensitas hujan dan potensi bencana hidrometeorologi.
Imbauan BMKG
BMKG mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, angin kencang, serta gelombang tinggi yang berisiko mengganggu aktivitas maritim. Peningkatan risiko bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor juga perlu diantisipasi.
"Kami mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi bencana yang dapat terjadi akibat kondisi cuaca ekstrem ini," kata Satria. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Dampak Bibit Siklon 96S, BMKG Keluarkan Peringatkan Cuaca Ekstrem di NTB
Pewarta | : Antara |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |