TIMES BANYUWANGI, MANGGARAI BARAT – Asosiasi Travel Agent Indonesia (ASTINDO) yang beranggotakan 1.200 pelaku usaha biro perjalanan wisata di 29 provinsi, menyelenggarakan Musyawarah Nasional (Munas) VI di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 27–30 Oktober 2025. Acara tersebut menjadi forum strategis untuk memacu industri travel agent agar lebih profesional, berkualitas, dan berfokus pada keberlanjutan.
Selain mencetak travel agent yang lebih profesional, kegiatan Munas VI bertajuk “Profesional, Berkualitas, Berkelanjutan” itu juga bertujuan dalam mendorong pertumbuhan pariwisata nasional yang berdaya saing dan sustainable.
Munas VI ASTINDO di Golo Mori Convention Center (GMCC) Labuan Bajo resmi dibuka pada Selasa (28/10/2025). Peresmian Munas ini menarik perhatian banyak pihak, ditandai dengan kehadiran sejumlah tokoh kunci pariwisata dan pemerintahan. Yang mana turut hadir antara lain Gubernur NTT, Bupati Manggarai Barat, Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), unsur FORKOPIMDA Manggarai Barat, Polda NTT, serta jajaran pengurus dan anggota ASTINDO se-Indonesia.
Munas VI ini menegaskan bahwa ASTINDO tak hanya sekadar forum konsolidasi organisasi. Lebih dari itu, Munas ini menjadi wadah strategis untuk memperkuat kolaborasi antara para pelaku industri perjalanan dengan pemerintah dan lembaga terkait, dengan satu tujuan, menciptakan ekosistem pariwisata yang tangguh, adaptif, serta berorientasi pada kualitas dan keberlanjutan.
Gubernur Nusa Tenggara Timur, Melki menyampaikan apresiasinya terhadap penyelenggaraan Munas VI ASTINDO di Labuan Bajo.
“Musyawarah Nasional ini sangat penting bagi ASTINDO untuk memperkuat solidaritas sekaligus menumbuhkan kepemimpinan yang visioner dan adaptif dalam industri pariwisata. Saya berharap ASTINDO terus memperkuat sinergi dan kolaborasi bersama pemerintah untuk membangun industri pariwisata yang tangguh, inovatif, dan berdaya saing,” ungkapnya Rabu (29/10/2025).
Sementara itu, Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi mengajak seluruh pihak untuk terus berkolaborasi dalam memajukan pariwisata daerah.
“Kami sadar bahwa pemerintah tidak bisa berjalan sendiri. Hanya dengan kerja kolaborasi, pariwisata kita bisa maju. ASTINDO mari kita bersinergi membangun dunia pariwisata yang diminati banyak orang. Tugas kita adalah memastikan peran ASTINDO agar pengunjung selalu ramai ke Labuan Bajo,” ujarnya.
“Kita bukan penonton sejati, tapi pelaku sejarah untuk hari esok. Jangan pernah bosan menyelenggarakan Munas di Labuan Bajo karena Labuan Bajo adalah pariwisata masa depan. Mari kita terus memperbaiki rumah pariwisata ini bersama-sama,” imbuh Edistasius Endi.
Ketua Umum DPP (Dewan Pengurus Pusat) ASTINDO, Pauline Suharno, menjelaskan bahwa selama empat tahun terakhir, ASTINDO terus berupaya memperkuat kapasitas dan jejaring para pelaku travel agent di seluruh Indonesia, terutama di daerah.
“ASTINDO berusaha mengumpulkan sedikit demi sedikit dana agar bisa membantu teman-teman travel agent dan tour operator di daerah yang fokus pada pasar domestik. Kami dari DPP mensubsidi keikutsertaan mereka di berbagai pameran seperti ASEAN Tourism Forum dan Wonderful Indonesia Tourism Fair, agar mereka tetap dapat mempromosikan destinasi dan usahanya,” ujar Pauline.
Peresmian Munas IV ASTINDO. (FOTO: BPOLBF For TIMES Indonesia)
Lebih lanjut, Pauline menambahkan, bahwa pada tahun 2023 ASTINDO juga mendapatkan mandat dari Kemenkomarves RI dan Kemenparekraf pada saat itu untuk menyelenggarakan sejumlah kegiatan strategis seperti “Di Indonesia Aja” Travel Fair, yang berfokus pada penjualan paket wisata domestik.
“Sejak 2023 hingga 2025, ASTINDO juga dipercaya oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta untuk menyelenggarakan Jakarta Travel Fair di berbagai kota. Kami juga rutin mengadakan event B2B seperti ASTINDO Nusantara Travel Exchange (ANTX) agar anggota dapat berjejaring dan berkolaborasi satu sama lain,” jelasnya.
Sebagai bentuk komitmen terhadap pembangunan pariwisata berkelanjutan, ASTINDO mulai mengimplementasikan prinsip Sustainable Development Goals (SDGs) dengan mengurangi produksi sampah, menggunakan suvenir yang bermanfaat, serta menggalakkan Walking Tour untuk menekan emisi karbon.
Senada dengan itu, Plt. Direktur Utama BPOLBF, Dwi Marhen Yono, menyampaikan terima kasih atas pemilihan tempat MUNAS VI ASTINDO di Labuan Bajo, dalam paparannya Marhen menyampaikan pentingnya sinergi antara asosiasi perjalanan seperti ASTINDO dengan pemerintah dalam memperkuat rantai nilai pariwisata, terutama di kawasan Labuan Bajo Flores sebagai destinasi super prioritas nasional.
“Labuan Bajo tidak hanya dikenal karena keindahan alamnya, tetapi juga karena kekuatan jejaring pelaku industrinya. Saat ini, pergerakan wisatawan ke Labuan Bajo terus menunjukkan tren positif dengan lebih dari 230 ribu kunjungan hingga pertengahan 2025, dan proyeksi mencapai 460 ribu di akhir tahun,” ungkap Marhen.
Marhen juga menjelaskan, bahwa BPOLBF terus mendorong pengembangan produk wisata tematik, peningkatan kapasitas desa wisata, dan integrasi antara industri perjalanan dengan komunitas lokal.
“Strategi pengembangan pariwisata Labuan Bajo Flores berfokus pada tiga hal utama: penguatan promosi melalui event-based tourism, peningkatan kualitas destinasi melalui program Gerakan Wisata Bersih, serta penciptaan paket wisata kolaboratif untuk menjaga pergerakan wisatawan di masa low season,” jelasnya.
Kehadiran ASTINDO, masih kata Marhen, sebagai asosiasi nasional memiliki peran penting dalam memperluas jaringan pasar dan memperkuat kemitraan lintas sektor. ASTINDO dapat menjadi jembatan bagi travel agent daerah untuk memperluas akses pasar, termasuk melalui program Komodo Travel Mart, Famtrip, dan kegiatan B2B yang mempertemukan pelaku usaha lokal dengan mitra nasional maupun internasional. Kami percaya, kolaborasi yang berkelanjutan adalah kunci agar Labuan Bajo tidak hanya menjadi destinasi unggulan, tetapi juga pusat pertumbuhan Pariwisata Timur Indonesia.
Melalui penyelenggaraan Munas VI ASTINDO di Labuan Bajo, diharapkan sinergi antara asosiasi, pemerintah, dan pelaku industri dapat semakin kuat, sehingga pariwisata Indonesia khususnya di kawasan Labuan Bajo Flores semakin dikenal sebagai destinasi unggulan yang profesional, berkualitas, dan berkelanjutan. (*)
| Pewarta | : Anggara Cahya |
| Editor | : Ferry Agusta Satrio |