https://banyuwangi.times.co.id/
Wisata

Labuan Bajo Kembangkan Ekonomi Restoratif Berbasis Bambu

Rabu, 29 Oktober 2025 - 12:27
Labuan Bajo Kembangkan Ekonomi Restoratif Berbasis Bambu Labuan Bajo kembangkan ekonomi kreatif berbasis bambu. (Foto : Dokumentasi TIMES Indonesia)

TIMES BANYUWANGI, MANGGARAI BARAT – Kegiatan super unik digeber Yayasan Bambu Lingkungan Lestari (YBLL). Bersama berbagai pemangku kepentingan lintas sektor, mereka menggelar Belajar Silang Lintas Sektor untuk Ekonomi Restoratif atau Pertanian, Regeneratif atau Ekonomi Kreatif dan Berinovasi.

Istimewanya, acara yang dilaksanakan pada Selasa pagi (28/10/2025) di Kampus Bambu Komodo (KBK), Labuan Bajo, Flores, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) tersebut dilakukan dengan berbasis bambu.

Kegiatan ini menghadirkan berbagai tokoh penting di tingkat nasional dan daerah. Seperti Wakil Menteri Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Gubernur NTT, Gubernur Maluku Utara, Gubernur Sumatera Barat, Bupati Manggarai Barat serta Plt. Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF).

Forum ini bertujuan untuk memperkuat sinergi lintas sektor dalam membangun ekonomi restoratif berbasis bambu sebagai pendekatan inovatif untuk pemulihan lingkungan. Peningkatan kesejahteraan masyarakat desa, dan penguatan ketahanan ekonomi daerah.

Melalui diskusi interaktif, peserta forum bersama-sama merumuskan arah kebijakan dan strategi kolaboratif untuk memperkuat ekosistem ekonomi bambu berkelanjutan di tingkat nasional dan daerah.

Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, menegaskan bahwa bambu merupakan bagian penting dari identitas budaya dan sosial masyarakat NTT.

Labuan-Bajo-kembangkan-ekonomi-kreatif-berbasis-bambu-A.jpgLabuan Bajo kembangkan ekonomi kreatif berbasis bambu. (Foto : Dokumentasi TIMES Indonesia)

“Bambu bukan sekadar tanaman, tetapi bagian dari kehidupan masyarakat NTT. Hampir setiap ritus budaya dan adat di daerah ini selalu melibatkan bambu. Karena itu, pengembangan industri hilirisasi bambu menjadi langkah strategis untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sekaligus menjaga identitas budaya kita,” katanya, Rabu (29/10/2025).

Sementara itu, Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi, S.E., menyampaikan optimisme terhadap masa depan industri bambu di wilayahnya.

“Manggarai Barat tidak hanya dikenal karena keindahan alamnya, tetapi juga ingin dikenal sebagai daerah penghasil bambu terbesar di Indonesia,” kata Edistasius Endi.

“Saat ini, dari 24.000 log bambu yang telah diproduksi, sebagian sudah diekspor ke luar negeri, dan untuk pasar dalam negeri telah digunakan sebagai bahan bangku dan meja sekolah di Jakarta,” imbuhnya.

Bupati Edistasius Endi juga menambahkan bahwa Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat terus mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya menanam bambu. Tidak hanya untuk industri, tetapi juga untuk ketahanan pangan.

“Rebung bambu kaya protein, dan dapat menjadi solusi lokal dalam penanganan stunting. Kami mendorong masyarakat untuk menanam dan melestarikan bambu sebagai bagian dari gerakan bersama membangun ekonomi hijau dan berkelanjutan,” tambahnya.

Sementara itu, Plt. Direktur Utama BPOLBF, Dwi Marhen Yono, turut menyampaikan dukungan penuh terhadap upaya pelestarian dan hilirisasi bambu di NTT. Selanjutnya, untuk mendukung eco dan edu wisata serta mendukung terciptanya pariwisata berkualitas dan berkelanjutan di Indonesia.

“BPOLBF memandang bambu sebagai sumber daya strategis yang mampu mendorong transformasi ekonomi restoratif di daerah. Melalui kolaborasi lintas sektor seperti yang dilakukan YBLL, kita dapat membangun rantai nilai bambu yang berkelanjutan, dari konservasi, produksi, hingga industri kreatif sehingga manfaat ekonominya benar-benar dirasakan oleh masyarakat serta menambah belanja wisatawan yang datang ke Labuan Bajo Flores,” ujar Marhen.

Penguatan industri bambu, lanjutnya, sejalan dengan mandat BPOLBF untuk mempercepat pengembangan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan di kawasan Destinasi Super Prioritas Labuan Bajo Flores.

“Kami mendukung penuh inisiatif yang tidak hanya memperkuat perekonomian masyarakat, tetapi juga menjaga kelestarian alam dan memperkaya identitas budaya daerah. Bambu adalah simbol harmoni antara manusia, alam, dan ekonomi,” tandasnya. (*)

Pewarta : Syamsul Arifin
Editor : Ferry Agusta Satrio
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Banyuwangi just now

Welcome to TIMES Banyuwangi

TIMES Banyuwangi is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.