TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Ratusan sopir truk lokal Banyuwangi, Jawa Timur, hingga kini masih memblokade jalan perkebunan tebu dan jalan masuk Pabrik Gula Glenmore. Akibatnya, perusahaan dibawah naungan PT Sinergi Gula Nusantara (PT SGN) tersebut terpaksa stop produksi gula selama 3 hari, terhitung sejak awal aksi blokade jalan yang dilakukan para sopir, yakni Sabtu, 28 Juni 2025 lalu.
Tak hanya itu, aksi blokade jalan juga menghalangi rombongan truk pengangkut tebu dari Jember yang hendak masuk ke Pabrik Gula Glenmore.
Para sopir nekad menutup akses jalan masuk perkebunan tebu dan jalan masuk Pabrik Gula Glenmore, lantaran merasa didzolimi oleh PT Fajar, Jember, selaku pemenang tunggal tender penyedia Grabber, yakni alat mengangkat tebu ke bak truk.
Informasi yang dihimpun TIMES Indonesia, pada panen raya tebu 2025 sekaligus musim giling 2025, di perkebunan PTPN I Regional 4 HGU Glenmore dan PTPN I Regional 5 wilayah kerja Banyuwangi, Pabrik Gula Glenmore membuka lelang untuk rekanan penyedia Grabber dan penyedia armada truk pengangkut tebu. Disini dikabarkan, PT Fajar, Jember, menjadi pemenang tunggal untuk tender penyedia Grabber.
Untuk tender penyedia armada truk pengangkut tebu, PT Fajar hanya menjadi pemenang dibeberapa titik. Sebagian besar sisanya dimenangkan oleh rekanan lain.
Meski yang dipertaruhkan adalah kesuksesan program Swasembada Gula Nasional dan Ketahanan Pangan Nasional, diduga proses lelang dilakukan tanpa mempertimbangkan kemampuan teknis atau verifikasi lapangan. Alias hanya didasarkan pada penawaran terendah saja.
Terbukti, Grabber yang disediakan oleh PT Fajar, disinyalir kondisinya tidak memadai. Bahkan sebagian dalam kondisi rusak. Imbasnya, proses pengangkutan tebu dari perkebunan terhambat. Bahkan, ada ribuan ton tebu diwilayah PTPN I Regional 4 HGU Glenmore, yang sampai sebulan lebih tidak terangkut ke Pabrik Gula Glenmore, lantaran Grabber bermasalah.
Kondisi Grabber yang bermasalah pun mengakibatkan para sopir gigit jari. Mereka yang sudah bersiap dilokasi, harus balik kanan tanpa membawa muatan tebu.
Mereka yang pada musim panen raya tebu sebelumnya bisa bekerja lancar, kini maksimal hanya bisa angkut 2 kali dalam seminggu.
Makin membuat para sopir truk lokal Banyuwangi muntab, PT Fajar, disebut-sebut pilih kasih dalam menempatkan Grabber. Dengan kata lain, Grabber dengan kualitas baik hanya ditaruh dilokasi dimana PT Fajar turut memenangkan tender penyedia armada truk pengangkut tebu.
“Dilokasi yang tender penyedia armada tidak dimenangkan PT Fajar, disitu Grabber yang disiapkan tidak memadai, malah kadang rusak. Operator Grabber juga kurang bisa bekerjasama dengan sopir,” ucap Juru Bicara sopir truk lokal Banyuwangi, Moch Taufan, Senin (30/6/2025).
Dengan kondisi tersebut, maka jangan heran jika ratusan sopir truk lokal Banyuwangi, nekad memblokade jalan perkebunan tebu dan jalan masuk Pabrik Gula Glenmore.
Dijelaskan, aksi blokade jalan yang dilakukan ini juga sebagai bentuk protes kepada Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, atas minimnya kepedulian PT SGN terhadap suksesnya program Swasembada Gula Nasional. Peningkatan produktivitas Pabrik Gula Glenmore dan kepedulian terhadap nasib sopir armada serta tenaga tebang tebu.
“Bagaimana mau produktif dan program Swasembada Gula Nasional bisa sukses, jika tebu yang telah ditebang mangkrak sampai sebulan lebih gara-gara Grabber rusak. Tebu mangkrak seminggu saja sudah jelas berkurang, susut, apalagi mangkrak sebulan lebih,” papar Ivan, sapaan akrab Mich Taufan.
“Jika tonase tebu susut, bagaimana nasib para tenaga tebang tebu, mereka itu dibayar berdasarkan tonase. Tonase susut, bayaran mereka kan ikut susut, apa tidak kasihan pada mereka, mereka rayat kecil. Masak yang begini ini yang disebut bahwa BUMN itu mensejahterakan,” imbuhnya.
Atas kemarahan dan kekecewaan yang dirasakan, para sopir truk lokal Banyuwangi, mendesak PT SGN untuk segera menganulir PT Fajar, dari pemenang tunggal tender Grabber.
“Sebelumnya, pemenang tender Grabber itu lebih dari dua rekanan, pengangkutan lancar, para sopir bisa bekerja tiap hari, musim giling Pabrik Gula Glenmore pun juga lancar,” tandasnya.
Terkait terhentinya musim giling selama 3 hari imbas aksi blokade para sopir, General Manager (GM) Pabrik Gula Glenmore, Sugondo, enggan berkomentar. Dia tidak menjawab pertanyan wartawan. Sementara itu, awak media juga belum berhasil melakukan konfirmasi kepada PT Fajar, Jember. (*)
Pewarta | : Syamsul Arifin |
Editor | : Imadudin Muhammad |