TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Perindustrian (Disnakertransperin) Banyuwangi terus berupaya penuh dalam menekan angka pengangguran.
Hasilnya, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Banyuwangi berhasil turun tiga tahun berturut-turut dari 5,26 persen pada tahun 2022, menjadi 4,75 persen di 2023, dan kembali turun menjadi 4,03 persen pada 2024.
Kepala Disnakertransperin Banyuwangi, Abdul Latip, S.Sos., M.Si., mengatakan bahwa penurunan ini tidak lepas dari berbagai program yang dijalankan pihaknya. Mulai dari penyelesaian perselisihan industrial, peningkatan keterampilan pekerja, hingga perlindungan pekerja rentan.
“Kami mengedepankan pendekatan persuasif dengan perusahaan agar PHK bisa diminimalkan. Banyak perselisihan berhasil diselesaikan melalui musyawarah antara kedua belah pihak di perusahaan, dan jika tidak tercapai, kami fasilitasi mediasi di Disnakertransperin,” kata Latip, Rabu (13/8/2025).
Selain itu, masih Latip, peningkatan kompetensi tenaga kerja juga menjadi fokus utama. Disnakertrasnperin rutin menggelar pelatihan berbasis kebutuhan pasar kerja, seperti caregiver dan digital marketing.
“Pelatihan ini kami rancang agar pekerja memiliki keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja saat ini, sehingga mereka bisa lebih beradaptasi dan memiliki daya saing yang tinggi,” ujarnya.
Tak hanya fokus pada pelatihan, Disnakertransperin juga gencar melakukan sosialisasi hak-hak pekerja untuk mencegah terjadinya pelanggaran yang berujung pada PHK, serta menjalin kerja sama dengan berbagai perusahaan guna membuka peluang kerja baru.
Dikatakan Latip, inovasi digital turut digencarkan melalui aplikasi Gokerwangi, sebuah platform online yang terintegrasi dengan Smart Kampung untuk memudahkan masyarakat mencari informasi lowongan pekerjaan dan mendaftar dengan mudah serta cepat.
Di sektor perlindungan sosial, Disnakertransperin juga memberi perlindungan bagi pekerja informal atau Bukan Penerima Upah (BPU) dari risiko kecelakaan kerja dan kematian, serta memberikan jaminan hari tua melalui perlindungan BPJS Ketenagakerjaan.
“Cakupan perlindungan ini terus meningkat setiap tahunnya. Dari 4.000 orang pada 2023, naik menjadi 6.500 orang pada 2024, dan 10.000 orang pada 2025,” bebernya.
Orang nomor wahid di Disnakertransperin itu menegaskan, meski penurunan TPT adalah kabar baik, evaluasi tetap diperlukan. Hal ini perlu dicermati lebih dalam karena penurunan TPT tidak selalu berarti kondisi pasar kerja benar-benar membaik secara menyeluruh.
“Jadi, TPT yang turun setiap tahun pada dasarnya adalah kabar baik, tetapi penting untuk menggali lebih dalam data-data pendukung lainnya seperti pertumbuhan ekonomi, jenis pekerjaan yang diciptakan, dan tingkat kemiskinan,” jelasnya.
Dengan berbagai program yang dijalankan, Disnakertransperin Banyuwangi optimistis tren penurunan angka pengangguran dapat terus berlanjut dan memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat Bumi Blambangan. (*)
Pewarta | : Syamsul Arifin |
Editor | : Imadudin Muhammad |