TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Jalur pendakian Gunung Raung via Wonorejo, Desa Kalibaru Wetan, Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi, ditutup sementara imbas terjadinya erupsi menerus gunung yang membentang di Kabupaten Banyuwangi, Bondowoso, dan Jember itu.
Berdasarkan surat pengumuman yang dikeluarkan sekretariat pendakian Mt. Raung 3344 MDPL, keputusan penutupan ini dilakukan demi menjaga keselamatan para pendaki serta mencegah risiko yang dapat ditimbulkan oleh aktivitas vulkanik yang masih berlangsung.
“Semua pengunjung atau wisatawan yang sudah terlanjur berangkat menuju base camp ataupun sudah memesan tiket transportasi, bisa koordinasi dengan penyedia jasa trip masing-masing,” tulis Ketua Sekretariat Mt. Raung 3344 MDPL, Supriyono, dikutip Sabtu (14/6/2025).
“Dan yang sudah sampai di base camp bisa stay ataupun kembali ke rumah masing-masing demi keselamatan,” sambungnya.
Selain itu, pihak sekretariat mengimbau wisatawan yang telah berada di base camp atau yang sudah terlanjur memesan jasa transportasi untuk mempertimbangkan alternatif wisata lain yang tersedia di Banyuwangi.
“Maka dengan adanya surat ini, pendakian Gunung Raung via Kalibaru dinyatakan tutup per tanggal 15 Juni 2025, hingga batas waktu yang tidak bisa ditentukan,” tutup Supriyono.
Sementara itu, menurut laporan Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Raung di Dusun Mangaran, Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon, Banyuwangi, mencatat kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah selatan dan barat daya pada erupsi hari ini, Sabtu (14/6/2025).
“Tinggi kolom letusan teramati kurang lebih 750 meter di atas puncak atau kurang lebih 4.082 meter di atas permukaan laut,” tulis anggota PPGA Raung, Benny Setyawan.
Hingga kini, Gunung yang memiliki julukan ‘The Mountain Extreme of Java’ itu masih berstatus level II atau waspada berdasar rekomendasi yang dikeluarkan Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM.
Masyarakat dan pengunjung atau wisatawan dilarang mendekati pusat erupsi di kawah puncak dengan radius 3 km dan menuruni kaldera serta bermalam di kawasan kawah. (*)
Pewarta | : Muhamad Ikromil Aufa |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |