TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Di tengah meningkatnya isu eksploitasi alam, Forum 17-an Gusdurian Banyuwangi menggelar diskusi bertema “Alam dan Kemanusiaan: Semua Makhluk Memang Fana, Bagaimana dengan Eksploitasi?”, pada Minggu (20/7/25).
Forum yang digeber di Kantor Desa Padang, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi, ini menyatukan berbagai organisasi mahasiswa dan pemerhati lingkungan se-Bumi Blambangan.
Para pemantik diskusi pun dari beberapa yang memiliki fokus dan pengalaman terkait isu-isu lingkungan. Di antaranya, M. Ilyas dari Penggerak Jagat, Samsul Muarif dari Front Nahdliyyin untuk Kedaulatan Sumber Daya Alam (FNKSDA), Lukman dari Laskar Hijau, dan Putri Stevia dari Gestianan (Peradah Banyuwangi).
Koordinator Gusdurian Banyuwangi, Muhammad Sholeh Muria, menjelaskan bahwa kegiatan dengan tema tersebut, sengaja diselenggarakan untuk membangun kesadaran kolektif dan agar terus terjadi transmisi kesadaran terhadap generasi.
“Dengan tema tersebut, pemantik-pemantik yang memang kompeten di bidangnya, mengenai alam khususnya, akan memberikan cakrawala dengan variasi perspektif yang luas. Ini memang agar kita tidak abstain dengan kecintaan kita pada alam, khususnya kita sebagai generasi penerus,” kata Sholeh, Senin (21/7/2025).
Menurut Sholeh, maraknya isu lingkungan saat ini mencerminkan aktivitas eksploitasi alam yang berlebihan, yang tidak hanya merusak ekosistem tetapi juga berdampak langsung terhadap kehidupan manusia.
Tak hanya menyuguhkan data dan narasi, forum ini mengalirkan dialog yang intim. Salah satu audiens, Julia Putri Mandar, turut menyampaikan keresahannya terhadap perlakuan manusia terhadap alam.
Menurut Umma Lia, sapaan akrab Julia Putri Mandar, menjaga harmoni dengan alam adalah bagian dari tanggung jawab manusia sebagai makhluk yang berakal.
“Saya banyak melihat perlakuan-perlakuan yang tidak semestinya terhadap alam dan lingkup yang luas. Seperti binatang juga butuh rumah dan makanan. Tapi habitatnya kita rusak. Kita perlu menjalin kembali romantisme dengan alam,” ucapnya.
Sebagai informasi, Gusdurian Banyuwangi secara konsisten mengusung isu toleransi, demokrasi, HAM, dan lingkungan, yang sejalan dengan arah gerakan nasional Jaringan Gusdurian.
Dalam hal pelestarian, mereka juga mendukung langkah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi melalui program Banyuwangi Hijau, dari pengumpulan dan pemilahan sampah hingga penciptaan peluang ekonomi berbasis daur ulang.
Melalui forum ini, Gusdurian Banyuwangi tidak hanya merawat semangat dialog, tapi juga menanamkan benih-benih kesadaran ekologis di hati para generasi muda.
Di tengah dunia yang terus berubah, suara-suara kecil dari Padang Singojuruh menjadi pengingat bahwa harmoni antara alam dan manusia bukanlah wacana semata, melainkan tanggung jawab bersama yang tak boleh lepas dari genggaman. (*)
Pewarta | : Syamsul Arifin |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |