https://banyuwangi.times.co.id/
Berita

Inilah Ragam Banyuwangi Festival yang Digelar di Bulan Suro

Jumat, 27 Juni 2025 - 16:54
Inilah Ragam Banyuwangi Festival yang Digelar di Bulan Suro Ritual adat Keboan Aliyan, Banyuwangi. (FOTO: Dok. TIMES Indonesia)

TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Bulan Suro dalam penanggalan Jawa atau Bulan Muharram dalam penanggalan Islam, selalu menjadi momen sakral yang sarat makna spiritual dan budaya. Di Banyuwangi, Jawa Timur, bulan ini dirayakan dengan berbagai festival tradisional yang menggambarkan kekayaan kearifan lokal serta penghormatan terhadap alam dan leluhur.

Berikut Banyuwangi Festival yang Digelar Selama Bulan Suro 2025:

1. Keboan Aliyan (27-29 Juni 2025)

Festival ini merupakan ritual tolak bala yang digelar di Desa Aliyan, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi. Warga berdandan menyerupai kerbau dan melakukan arak-arakan keliling desa.

Tradisi ini dipercaya sebagai bentuk permohonan keselamatan dan kesuburan lahan pertanian. Suasana mistis dan semangat gotong royong menjadi daya tarik utama bagi wisatawan.

2. Petik Laut Lampon (27 Juni 2025)

Digelar di pantai Lampon, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, Petik Laut Lampon adalah tradisi nelayan di Pantai Lampon, sebagai wujud syukur atas hasil laut yang mereka peroleh.

Tradisi yang telah berlangsung sejak tahun 1927, ini ditandai dengan pelarungan sesaji ke tengah laut menggunakan perahu berhias. Selain ritual, festival ini juga dimeriahkan dengan hiburan rakyat dan bazar kuliner.

3. Festival Tumpeng dan Takir Sewu Sraten (27 Juni 2025)

Di Desa Sraten, Kecamatan Cluring, Banyuwangi, masyarakat menggelar Festival Tumpeng dan Takir Sewu sebagai simbol rasa syukur atas hasil bumi.

Ribuan Takir atau sebutan wadah dari daun pisang, dan tumpeng disusun rapi dan diarak keliling desa dengan diikuti oleh kesenian jaranan, tari gandrung dan juga masyarakat desa.

4. Kebo-keboan Alasmalang (6 Juli 2025)

Hampir sama dengan Keboan Aliyan, tradisi ini berlangsung di Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi.

Dalam tradisi ini, sekelompok orang akan berdandan dan berperilaku seperti kerbau, lengkap dengan tanduk dan tubuh yang dilumuri oli hitam, kemudian diarak keliling desa. 

Ritual yang dipercaya sudah berlangsung sejak abad ke-18 ini dipercaya dapat mengusir penyakit dan mendatangkan berkah. Atmosfer magis dan antusiasme warga menjadikan festival ini sangat unik.

5. Petik Laut Muncar (8-10 Juli 2025)

Petik-Laut.jpg Tradisi Petik Laut Muncar, wujud syukur masyarakat Banyuwangi atas hasil laut. (FOTO: Ikromil Aufa/TIMES Indonesia)

Petik Laut Muncar merupakan upacara adat yang diadakan oleh masyarakat nelayan di Muncar, Banyuwangi, sebagai wujud ungkapan rasa syukur atas hasil laut yang melimpah dan permohonan keselamatan.

Tradisi yang biasa digelar pada tanggal 15 Suro (Muharram) ini diikuti oleh ratusan perahu yang dihias meriah dan mengiringi pelarungan Gitik atau sesaji yang berupa perahu kecil berisi berbagai macam hasil bumi dan laut, serta kepala hewan, pancing emas, dan lain-lain.

Rangkaian festival di Bulan Suro ini tak sekadar perayaan, melainkan cermin kuatnya nilai-nilai tradisi, spiritualitas, dan kebersamaan yang tetap hidup dalam denyut nadi masyarakat Banyuwangi.

Dari aroma sesaji yang melayang di udara hingga lantunan doa yang bersahut-sahutan, setiap detiknya adalah warisan yang terus dijaga dengan penuh cinta dan penghormatan. (*)

Pewarta : Syamsul Arifin
Editor : Imadudin Muhammad
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Banyuwangi just now

Welcome to TIMES Banyuwangi

TIMES Banyuwangi is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.