TIMES BANYUWANGI, BANTUL – Anggota DPD RI asal DIY, Hilmy Muhammad, memberikan apresiasi tinggi kepada Pemerintah Kabupaten Bantul (Pemkab Bantul) yang menggagas Gerakan Pilah Sampah dari Rumah.

Melalui Surat Edaran Bupati, ASN, PPPK, tenaga honorer, pegawai BUMN/BUMD, dan pamong kalurahan diwajibkan menjadi pelopor pemilahan sampah serta pengolahan sampah organik dengan biopori.

“Langkah ini sangat visioner. Menjadikan ASN sebagai teladan akan memberi dampak luas, sebab rakyat biasanya mengikuti apa yang dilakukan pemimpinnya,” ujar Gus Hilmy, Kamis (11/9).

Menurut data BPS, jumlah ASN di Bantul mencapai 6.154 orang pada akhir 2024. Dengan jumlah itu, potensi pengurangan sampah dinilai signifikan.

Jika setiap ASN beserta keluarga mampu mengolah minimal 1 kilogram sampah organik per hari, maka pengurangan bisa mencapai 6 ton per hari atau hampir 7 persen dari total timbulan sampah Bantul yang mencapai 95 ton per hari.

Katib Syuriyah PBNU itu menegaskan, pengelolaan sampah tanpa pemilahan terbukti gagal di banyak tempat karena keterbatasan tenaga dan sarana petugas kebersihan. Ia pun mendorong adanya mekanisme reward dan punishment agar kebijakan berjalan efektif.

Meski begitu, ia mengingatkan bahwa gerakan di hulu harus diimbangi dengan pengelolaan di hilir. Menurutnya, sampah sebaiknya diolah menjadi kompos, energi alternatif, atau produk daur ulang yang bernilai ekonomi.

Senator asal Yogyakarta itu berharap gagasan Bantul bisa menjadi contoh bagi daerah lain di DIY. “Gerakan ini bukan hanya untuk ASN, tapi harus sampai ke tingkat dukuh dan RT. Kampanye moral seperti ‘Sampahmu, Tanggung Jawabmu’ akan membentuk budaya bersih, disiplin, sehat, dan bertanggung jawab,” tegasnya.

Dengan sinergi antara pemerintah, ASN, dan masyarakat, Gus Hilmy optimistis DIY mampu mewariskan lingkungan yang lebih sehat dan lestari bagi generasi mendatang. (*)