TIMES BANYUWANGI, MALANG – Tak semua kesuksesan datang dari keaktifan di organisasi atau gemerlap prestasi non-akademik. Bagi Nilta Akmalia Mandala Putri, mahasiswi asal Banyuwangi, disiplin, ketekunan, dan restu orang tua justru menjadi kunci utama hingga ia berhasil menjadi lulusan terbaik Universitas Islam Malang (Unisma Malang) dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sempurna 4.0.

Mahasiswi Fakultas Agama Islam (FAI) dari Program Studi Pendidikan Bahasa Arab itu tak menyangka dirinya akan berdiri di barisan paling depan pada prosesi wisuda kali ini.

“Jujur saya tidak menyangka bisa menjadi lulusan terbaik dan mendapatkan IPK 4.0,” ujarnya.

Nilta dikenal sebagai orang yang penuh komitmen terhadap tanggung jawab akademiknya. Sejak awal kuliah, ia menetapkan satu prinsip yang terus dipegang teguh: tidak boleh membolos dan harus selalu mengerjakan tugas tepat waktu.

“Kalau kuliah ya harus masuk, dan tugas sebisa mungkin saya kerjakan sebaik-baiknya,” tutur Nilta.

Prinsip itu dijalankannya secara konsisten selama empat tahun. Hasilnya, bukan hanya nilai sempurna yang diraih, tapi juga kepuasan batin karena telah menunaikan amanah orang tua dengan sungguh-sungguh.

Menjadi mahasiswa di kota lain bukan hal mudah. Namun bagi Nilta, semangatnya tak pernah padam. Ia mengaku, motivasi terbesar datang dari kedua orang tuanya yang telah berjuang agar dirinya bisa menempuh pendidikan tinggi.

“Orang tua sudah melakukan banyak hal. Dari dukungan material sampai semangat, mereka selalu hadir. Itu yang membuat saya tidak ingin mengecewakan mereka,” ucapnya.

Sebagai anak pertama, Nilta juga ingin menjadi teladan bagi adik-adiknya. Ia berharap, capaian akademiknya bisa memotivasi mereka untuk berjuang dengan tekun dan bertanggung jawab.

“Saya ingin adik-adik saya nanti juga bisa kuliah dan memberikan yang terbaik untuk orang tua,” katanya lembut.

Selama berkuliah di Unisma, Nilta tak hanya belajar teori dan bahasa Arab. Ia juga mendapatkan banyak pengalaman sosial yang memperkaya cara pandangnya terhadap kehidupan.

“Di Unisma, saya punya teman dari berbagai daerah dan suku. Dari situ saya belajar banyak tentang karakter dan cara berpikir orang lain,” ungkapnya.

Bagi Nilta, keberagaman di kampus bukan sekadar perbedaan, tetapi ruang untuk saling memahami dan tumbuh bersama. Dia merasa lingkungan Unisma telah membentuknya menjadi pribadi yang lebih terbuka dan adaptif.

Kini setelah menuntaskan masa studinya, Nilta berencana untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Ia ingin terus memperdalam ilmunya agar bisa berkontribusi lebih luas di dunia pendidikan.

Kepada mahasiswa lain yang masih menempuh kuliah, Nilta menitipkan pesan sederhana namun bermakna:
“Kalau tidak tahu soal pelajaran, jangan malu bertanya. Teruslah belajar sampai benar-benar paham. Yang penting rajin dan konsisten," tuturnya.

Universitas Islam Malang (Unisma) sendiri dikenal sebagai salah satu kampus Islam unggulan di Indonesia yang menekankan keseimbangan antara kecerdasan intelektual, spiritual, dan moral. Melalui berbagai program akademik dan kegiatan kemahasiswaan, Unisma terus mendorong lahirnya generasi muda yang berintegritas. (*)