https://banyuwangi.times.co.id/
Berita

Sosok Inspiratif Fatmawati, Dirikan Sekolah Gratis Hingga Rangkul Anak Difabel di Banyuwangi

Sabtu, 26 November 2022 - 11:59
Sosok Inspiratif Fatmawati, Dirikan Sekolah Gratis Hingga Rangkul Anak Difabel di Banyuwangi Fatmawati, Founder Yayasan Pendidikan dan Sosial "Cerdas" Banyuwangi sekaligus pendiri bimbel cerdas, PAUD Inklusi dan TK Cerdas (FOTO : Anggara Cahya /TIMES Indonesia)

TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Momen Hari Guru Nasional adalah sebuah hadiah bagi para pejuang pembangun generasi muda bangsa, tak luput sebuah nama tersemat sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Dialah Fatmawati, founder Sekolah Gratis Yayasan Pendidikan dan Sosial 'CERDAS' Banyuwangi.

Lahir di Banyuwangi, 05 September 1973. Fatmawati dibesarkan dalam lingkungan Pesantren, dengan ayahnya Abu Amin yang seorang pendidik. Nyatanya sifat tersebut menurun pada Fatmawati yang kala itu sudah mengajari ngaji saat ia duduk di bangku Sekolah Dasar atau SD.

Passion itu terus melekat hingga ia mengajar secara privat door to door, namun sayang semua tak berjalan sesuai kehendaknya, Fatmawati yang kerap disapa Fatma itu harus berhenti lantaran anaknya sakit, kendati demikian para murid yang ia ajari tak ingin lepas darinya, akhirnya ia mendirikan bimbingan belajar "Les-lesan Cerdas" tahun 2005.

Namun kisah dimulai saat Fatma tergerak hatinya ketika melihat anak-anak usia dini sekitar lingkungan rumahnya yaitu di Jalan Kolonel Sugiono, Tukang Kayu, Banyuwangi yang kala itu hanya bermain, bernyanyi yang tidak sesuai umur mereka dan tak mengenyam pendidikan karena orang tua yang tak punya biaya.

"Anak usia dini hafal nyanyi 'manuke, manuke cucak rowo, cucak rowo dowo buntute'. Kan kasian dengernya," jelas Fatma, Sabtu (26/11/2022).

Melihat kondisi itu Fatma dengan tulus berinisiatif untuk merangkul mereka semua agar mendapatkan hak pendidikan yang sama tanpa menarik sepeser uang dari mereka. Terbentuklah Pendidikan Anak Usia Dini atau PAUD Cerdas pada 9 April 2008.

PAUD yang didirikan oleh ibu dua anak itu disambut positif oleh masyarakat sekitar dan murid yang ingin belajar juga bertambah dibantu tiga relawan yang dengan sukarela meluangkan tenaga membantu memberikan ilmunya. 

Tak disangka pada 2009, secara tiba-tiba perempuan 49 tahun tersebut didatangi oleh wali murid dengan membawa anaknya yang difabel untuk diberikan kesempatan belajar yang sama seperti anak-anak pada umumnya dan dengan senang hati Fatma mengulurkan tanganya.

Seiring berjalannya waktu, dengan bertambahnya murid difabel, bukan membuat Fatma merasa terbebani. Malah membuat ia semakin semangat untuk membuka tangannya lebih lebar dan lebih giat dalam menambah wawasan mengajar anak-anak difabel hingga bisa menggandeng lembaga terapis difabel Banyuwangi.

Fatmawati-2.jpgFatmawati berkegiatan bersama dengan anak-anak PAUD Inklusi di Jalan Kolonel Sugiono, Tukang Kayu, Banyuwangi (FOTO : Anggara Cahya /TIMES Indonesia)

"Akhirnya saya ikut pelatihan di Puskesmas dan Sekolah Luar Biasa atau SLB untuk mengasah lagi ilmu mengajar saya untuk anak berkebutuhan khusus," ucapnya.

Fatma juga menjelaskan bahwa sekolah Inklusif seperti ini bukan perkara mudah, mulai dari manajemen pembelajaran dan pengelolaan murid, karena penangkapan anak itu berbeda-beda apalagi anak dengan kebutuhan khusus memiliki cara tersendiri.

"Untuk mengatasi itu, Alhamdulillah Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini BP PAUD Jawa Timur melakukan bimbingan pada kami," tukasnya.

Lalu pengelolaan wali murid, tak semua wali murid mampu menerima murid yang berkebutuhan khusus. Sebab, beberapa murid yang berkebutuhan khusus lebih agresif kepada murid lainnya.

Maka dari itu ada program parenting yang melibatkan wali murid, sehingga wali murid diberi pemahaman untuk memberikan edukasi dan menciptakan lingkungan yang baik bagi anak-anaknya.

Dan yang terakhir pengelolaan lingkungan supaya tercipta suasana kondusif, karena stigma masyarakat mengganggap bahwa PAUD Inklusif adalah hanya untuk anak difabel, padahal tempat tersebut didirikan untuk semua anak-anak tak terkecuali difabel.

"Alhamdulillah saya senang memberikan hal positif pada masyarakat, dan merasa bangga karena output perkembangan semua anak-anak tak terkecuali difabel setelah lulus mereka bisa percaya diri untuk bersosialisasi dan memiliki tujuan," ucapnya.

Dengan kebaikannya dalam merangkul anak-anak difabel dan mewadahi anak-anak kurang mampu, wanita lulusan sarjana pertanian Universitas Negeri Jember itu banyak mendapatkan penghargaan seperti Juara 1 lomba karya Tulis untuk pengelola PAUD Banyuwangi tahun 2015.

Juga, Penghargaan dari Kick Andy Foundation tahun 2016, Pemenang Educational Award kategori Pendidik Berdedikasi 2017 Dinas Pendidikan Banyuwangi, Pemenang Perempuan Inspiratif Nova Kategori Pendidikan atau PIN Award tingkat Nasional tahun 2017.

Tak lupa, ada penghargaan 'Perempuan Inspiratif tahun 2018' dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan atau Kemendikbud sebagai tokoh Peduli PAUD tahun 2018 dan Penghargaan Education Award tahun 2018 dari Dinas Pedidikan atau Dispendik Banyuwangi  sebagai Juara Nasional Insan Peduli PAUD.

Yang menjadi keajaiban adalah dengan Fatma membuat sekolah gratis untuk anak-anak dan Difabel, Alfina Adila Madania anak pertamanya kini bersekolah gratis di Saint Petersburg State University of Culture and Art di Rusia jurusan Motion Design.

Sampai kini perjuangan Fatmawati mendirikan Lembaga Pendidikan dan Sosial 'CERDAS' Banyuwangi yang terdiri dari Bimbingan belajar, PAUD Inklusi hingga Taman Kanak-kanak atau TK bisa membuat 10 kelas dengan 140 murid termasuk 23 anak berkebutuhan khusus. (*)

Pewarta : Syamsul Arifin
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Banyuwangi just now

Welcome to TIMES Banyuwangi

TIMES Banyuwangi is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.