TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Badai belum berlalu, masyarakat masih dihantui dengan bencana alam yang melanda Kota Gandrung bulan ini. Dalam upaya mengobati kekhawatiran masyarakat, Pemkab Banyuwangi, kini gencar mempublikasikan nomor telepon darurat yang dipajang di setiap desa.

Salah satunya seperti yang dapat ditemui di Desa Rejosari, Kecamatan Glagah. Banner yang berbunyi "Apabila wilayah saudara terjadi bencana segera hubungi dengan nomer tertera" itu nampak terpasang dengan kokoh.

Kepala Desa Rejosari, Asis, mengungkapkan, hal ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh Pemkab Banyuwangi dengan tujuan, untuk memudahkan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan bilamana terjadi suatu musibah atau bencana.

"Kami mendapat instruksi dari Pemerintah Banyuwangi untuk memasang papan nama, dimaksudkan sebagai memudahkan masyarakat koordinasi dengan Pemdes dan Instansi terkait  bilamana terjadi sebuah bencana alam," jelasnya, Kamis (27/10/2022).

Asis menambahkan, dengan adanya nomor telepon darurat ini, harapanya masyarakat dapat tetap merasa aman dan nyaman. Karena ini sebagai wujud bahwa pemerintah siap melayani dan cepat dalam penanganan panggilan warga. Disisi lain, itu juga sebuah upaya dari pemerintah desa (Pemdes) untuk memetakan lokasi daerah rawan bencana diwilayah desanya.

Sejumlah perangkat desa diturunkan untuk memasang papan nama tersebut, dengan pemilihan lokasi penempatan yang strategis, karena banner dipasang pada tepi jalur yang ramai dilalui masyarakat.

Proses Pemasangan banner nomor telepon darurat. (Foto: Anggara Cahya /TIMES Indonesia)

Kemungkinan setiap desa  juga akan segera melakukan hal yang sama, namun sejauh ini masih Desa Rejosari yang pertama melakukan pemasangan papan nama tersebut.

Dalam papan nama itu tercantum beberapa instasi yang berkaitan dengan pelayanan masyarakat dan berkaitan dengan penanganan bencana. Seperti Pelayanan Call Center Banyuwangi, Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau Pusdalops BPBD Banyuwangi, Pemadam Kebakaran (Damkar) Banyuwangi, dan Petugas Lapangan BPBD Wilayah Glagah yang siap berangkat kapan saja bila ada masalah kebencanaan.

Selain institusi kebencanaan, pelayanan kesehatan seperti Dinas Kesehatan, Instansi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Blambangan dan Genteng juga tercantum guna penanganan bagian kesehatan untuk masyarakat.

Tercatut pula sejumlah dinas yang siap sedia membantu masyarakat seperti Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (Dinsos PPKB) Banyuwangi, Dinas Pekerjaan Umum pengairan Banyuwangi, Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Perumahan dan Pemukiman (PUCKPP) Banyuwangi dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banyuwangi, jika saja fasilitas penunjang masyarakat mengalami kerusakan.

Tak berhenti disitu, nomor dari Camat Glagah, Kades Rejosari, Polsek Glagah, Koramil Glagah, dan Humas Satuan Polisi Pamong Praja Banyuwangi, pun juga nampak melekat dalam banner. Untuk sejumlah nomer seperti Camat, Kades, Koramil dan Polsek akan berbeda disetiap wilayahnya.

Sebagai informasi, inilah daftar nomor telepon darurat yang tercantum dalam banner:

1. CALL CENTER : 112

2. PUSDALOPS BPBD : 081 134 398 00

3. PEMADAM KEBAKARAN : (0333) 422 113

4. DINAS KESEHATAN : 082 334 116 974

5. DINAS PU CIPTA KARYA PERMUKIMAN DAN PERUMAHAN : 081 293 070 018

6. DINAS PU PENGAIRAN : 081 235 151 286

7. DINAS LINGKUNGAN HIDUP : (0333) 424 113

8. DINAS SOSIAL PPKB : 081 249  084 666

9. HUMAS SATPOL PP : 081 136 469 19

10. IGD RSUD BLAMBANGAN : (0333) 421 118

11. IGD RSUD GENTENG : 081 134 399 04

Terkhusus untuk warga Desa Rejosari dan Kecamatan Glagah, berikut nomor yang dapat dihubungi jika anda berada dalam kondisi darurat:

1. CAMAT GLAGAH : 081 358 429 120

2. KADES REJOSARI : 082 141 291 770

3.  PETUGAS LAPANGAN BPBD WILAYAH GLAGAH : 085 334 059 248

4. POLSEK GLAGAH : 110

5. KORAMIL GLAGAH : 081 296 606 608

Perlu diingat, Bumi Blambangan masih dalam kondisi kewaspadaan terhadap adanya cuaca ekstrem, bencana alam maupun bencana wabah penyakit masih kerap terjadi, oleh sebab itu Banyuwangi menggencarkan upaya publikasi nomor telepon darurat sebagai wadah keluhan dan keresahan masyarakat.(*)