TIMES BANYUWANGI, MALANG – Bupati Malang H Sanusi berencana memborong bibit tebu cening hasil budidaya PT Tirta Harapan, Perkebunan Bayu Kidul, Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi. Tebu yang bisa tumbuh lebih dari empat meter tersebut akan dikembangkan di wilayah Kabupaten Malang.
Rencana tersebut disampaikan oleh Bupati Sanusi setelah melihat secara langsung tebu raksasa yaitu varietas cening yang tumbuh subur di perkebunan Bayu Kidul, Kamis (8/5/2025).
“Tebu cening Banyuwangi dari postur ketinggian itu, lebih tinggi dari tebu BL yang ada di Malang,” kata Sanusi.
Untuk mengembangkan tebu cening di Malang, menurut Sanusi, pihaknya berencana membeli bibitnya langsung dari Perkebunan Bayu Kidul milik Sunarsis untuk ditanam di lahan seluas 15 hektare.
“Kalau untuk tanaman tebu ada 43 ribu hektar di Malang,” terangnya.
Salah satu alasan Bupati Malang ingin mencoba mengembangkan tebu cening di Malang, karena postur tebu yang tinggi, sehingga diharapkan dapat memproduksi lebih besar saat panen.
Bagaimana tidak, produksi tebu cening di Perkebunan Bayu Kidul sendiri mencapai kurang lebih 1.500 kuintal atau 150 ton per hektare.
“Jadi produksinya dua kali lipat hasil tebu yang di Malang,” kata Sanusi.
Dalam kunjungannya ke Banyuwangi, Bupati Malang juga melakukan uji brix untuk mengetahui kadar gula yang terkandung. Setelah brix tebu cening diukur dengan Refraktometer Brix, didapatkan hasil yaitu 19 untuk bagian pucuk tebu, 20 bagian tengah tebu dan 20 dibagian bawah tebu.
Dari ketiga hasil itu akan dicari rendemenya atau hasil gula yang akan diperoleh dari tebu, dengan cara menambahkan ketiga hasil tersebut (20+20+19), setelah ditemukan hasilnya (59) kemudian membaginya dengan 3. Selanjutnya hasil pembagian tersebut (19,6) dibagi lagi 2. Hasil akhirnya (9,8) lantas dikurangi 1. Dari hasil rumus tersebut didapatkan hasil rendemen sebesar 8,8.
“Di Malang sendiri rata-rata 8 rendemen yang dari pabrik,” ujar Sanusi.
“Kita coba nanti tebu cening bagaimana kalau di Malang, karena beda ketinggian beda tanah itu akan beda juga nanti,” imbuhnya.
Mendapat kunjungan Bupati Malang, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi, Ilham Juanda mengatakan, jika potensi perkebunan tebu di Banyuwangi cukup menjanjikan.
Jijika dibandingkan, luas perkebunan tebu di Malang mencapai 43 ribu hektare sedangkan luas perkebunan tebu di Banyuwangi sekitar 8.500 hektar. Namun hasil tebu di Bumi Blambangan juga cukup besar.
“Kalau untuk perkebunan tebu rakyatnya di Banyuwangi itu kurang lebih 100 hektar. Artinya ini potensi masih bisa dikembangan untuk tebu rakyat,” kata Ilham.
Adanya tebu raksasa cening ini, menjadi sebuah solusi dalam meningkatkan produktivitas tebu di Banyuwangi tanpa menambah luasan lahan untuk perkebunan tebu.
“Jadi jika tebu biasa di Banyuwangi sekarang produktivitasnya 80 ton per hektarnya, kalau dengan tebu cening produksinya bisa dua kali lipat yaitu 150 ton per hektarnya, itu kita maksimalkan,” ujar Ilham.
“Artinya tidak mengurangi dari lahan-lahan kayu keras,” imbuhnya. (*)
Pewarta | : Anggara Cahya |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |