TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Baru-baru ini varietas tebu cening menjadi perhatian lantaran bisa tumbuh subur dan maksimal dengan tinggi lebih dari 4 meter di wilayah Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi. Hal itu membuat Bupati Malang kepincut dan melakukan studi banding ke Bumi Blambangan.
Adanya sorotan terhadap tanaman perkebunan itu karena keberhasilan PT Tirta Harapan Perkebunan Bayu Kidul dalam membudidayakan tebu hingga tumbuh mencapai lebih dari 4 meter. Padahal diketahui, rata-rata tebu bisa tumbuh sekitar 2,5 hingga 4 meter.
Bahkan, usai studi banding di kebun yang berlokasi di bawah lereng Gunung Raung, Bupati Malang, MH Sanusi mengakui jika postur tebu cening Perkebunan Bayu Kidul lebih tinggi dari varietas tebu BR di Malang.
Pekerja kebun sedang melakukan klentek 3 atau akhir pada tebu cening. (FOTO: Anggara Cahya/TIMES Indonesia)
Hingga mendapat julukan ‘Si Raksasa Manis Banyuwangi’, tebu cening sendiri merupakan hasil pengembangan tebu atau bernama latin Saccharum officinarum Linn untuk menciptakan varietas tebu yang unggul dengan produktivitas yang baik.
Seperti dituturkan Manager PT Tirta Harapan, Perkebunan Bayu Kidul, Sunarsis melalui staf bagian kebun, Sugeng, menciptakan tebu unggul itu dibutuhkan banyak faktor diantaranya mulai dari tanah, ketinggian, ketepatan musim menanam hingga melakukan perawatan yang terukur sampai pemberantasan hama gulma dan kera.
“Dengan ketinggian yang pas yakni 550-750 meter diatas permukaan laut (Mdpl), dengan memenuhi kebutuhan pupuk yang cukup kurang lebih 1 ton per hektar,” kata Sugeng, Jumat (9/5/2025).
Sampai bisa dipanen, tebu cening membutuhkan waktu kurang lebih 11-12 bulan sejak ditanam. Adapun salah satu ciri khas tebu sudah bisa dipanen adalah telah berbunga.
“Apabila setelah berbunga tidak segera dipanen, maka tebu akan kehilangan kadar gula atau istilahnya ‘gabus’ mulai dari pucuk sampai batang bawah,” terang Sugeng.
Selain itu, yang juga menjadi syarat tebu sudah dapat dipanen yakni memiliki kadar gula atau brix mulai dari 17 keatas. Sedangkan tebu cening di Perkebunan Bayu Kidul setelah dilakukan pengukuran dengan Refraktometer Brix, didapatkan hasil yaitu 19 untuk bagian pucuk tebu, 20 di bagian batang tengah tebu dan 20 di bagian batang bawah tebu.
Dari ketiga hasil itu akan dicari rendemenya atau hasil gula yang akan diperoleh dari tebu, dengan cara menambahkan ketiga hasil tersebut (20+20+19), setelah ditemukan hasilnya (59) kemudian membaginya dengan 3. Selanjutnya hasil pembagian tersebut (19,6) dibagi lagi 2. Hasil akhirnya (9,8) lantas dikurangi 1. Dari hasil rumus tersebut didapatkan hasil rendemen sebesar 8,8.
“Untuk rendemen tebu cening setelah diukur dan dihitung menghasilkan 8,8 persen dan itu sudah bagus,” jelas Sugeng.
Tigginya tebu cening itu agar tebu bisa kuat, kokoh dan tidak roboh terletak pada bumbunan tebu. Yakni dengan meninggikan bumbunan tebu akan lebih kuat dan mengikat tanah lebih banyak.
Dengan pengalaman berkebun tebu selama 29 tahun sejak 1996, termasuk berhasil membudidayakan tebu cening selama 4 tahun, merupakan prestasi bagi PT Tirta Harapan Kebun Bayu Kidul.
Adanya varietas tebu cening yang telah dibudidayakan Perkebunan Bayu Kidul ini bisa menjadi solusi dalam meningkatkan produktivitas hasil tebu tanpa mengurangi lahan untuk tanaman keras khususnya di Banyuwangi. (*)
Pewarta | : Anggara Cahya |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |