TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Keberadaan klaster tarawih di Dusun Yudomulyo, Desa Ringintelu, Kecamatan Bangorejo, Banyuwangi, Jawa Timur, harus mendapat penanganan serius. Karena dikhawatirkan bisa memicu lonjakan jumlah warga terinfeksi Covid-19 saat momentum lebaran Idul Fitri 1442H.

Pernyataan tersebut disampaikan anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Banyuwangi, KH Ahmad Munib Syafaat, Lc, M.EI.

“Pemda (Pemerintah Daerah Banyuwangi) harus ekstra. Harus ada penanganan yang lebih maksimal, mengingat saat ini jelang lebaran,” ucapnya, Senin (10/5/2021).

Dalam penanganan klaster tarawih, Rektor Institut Agama Islam Darussalam (IAIDA) Blokagung ini berharap ada sebuah ketegasan dan keberanian dari pemerintah. Misal dengan melakukan penutupan atau isolasi terhadap daerah klaster.

“Jangan sampai momentum lebaran memunculkan klaster Idul Fitri,” ungkapnya.

Sebagai upaya menekan penyebaran, Gus Munib, sapaan akrabnya, juga intens melakukan komunikasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi. Dan kini pihak Satgas Covid-19 Kecamatan Bangorejo bersama Desa Ringintelu, telah melakukan pembatasan kegiatan masyarakat. Maupun akses keluar masuk warga.

Terakhir, hasil tracing Covid-19 Dinkes Banyuwangi, di klaster tarawih di Dusun Yudomulyo, Desa Ringintelu, Kecamatan Bangorejo, 62 orang dinyatakan positif Covid-19. 6 orang meninggal dunia. 7 diantaranya masih dilakukan perawatan di rumah sakit. Sementara sisanya, isolasi mandiri.(*)