TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Bagi para Slankers, nama Reynold, tentu sudah tidak asing lagi. Ya, benar. Pemilik nama lengkap Reynold Affandi ini adalah eks gitaris grup band legenda Indonesia, Slank.
Untuk kali kedua, pria keren yang akrab disapa Penyot tersebut kembali berkunjung ke Bumi Blambangan. Dia ditemani Jojo Percia, Zyco Arvida dan Bintang.
Alasan Reynold memutuskan ke Banyuwangi, cukup mengejutkan. Dia kepincut, terkesan dan jatuh hati pada keanekaragaman seni, budaya dan tradisi kabupaten paling ujung timur pulau Jawa. Termasuk eksotisme keindahan alamnya.
“Beberapa bulan lalu saya berkunjung ke Banyuwangi, saya sangat terkesan dengan seni, budaya dan tradisinya. Alamnya pun indah mempesona,” ucap Reynold kepada TIMES Indonesia, Sabtu (6/5/2023).
Penyot melihat Banyuwangi juga memiliki warna musik tradisional yang unik. Perpaduan musik etnik rancak, mendayu, dengan ketukan kental aura mistis. Yang seolah mampu memaksa siapa saja yang mendengar untuk masuk dalam alunan hingga tak terasa badan ikut bergoyang.
Dengan niat kuat belajar dan mendalami seni budaya, jangan heran beberapa hari di Banyuwangi, rombongan bersilaturahmi tatap muka dengan sejumlah tokoh. Sebut saja Taufik Oklek, pegiat seni pemilik Studio Musik Relief, Dusun Krajan 2, Desa Gambiran, Kecamatan Gambiran.
Disitu mereka berdiskusi tentang tumbuh kembang seni musik di Banyuwangi. Obrolan terlihat cukup intim. Apalagi masyarakat Suku Osing, yang merupakan suku asli Bumi Blambangan, dikenal memiliki jiwa seni tinggi. Bahkan memiliki jenis musik tradisional sendiri, seperti kendang kempul dan lainnya.
“Jadi, berkunjung dan berwisata di Banyuwangi, kami bukan hanya refreshing. Tapi kami juga dapat banyak pengalaman serta wawasan baru,” ungkap eks gitaris Slank di album ‘Lagi Sedih’ ini.
Pada Jumat (5/5/2023), didampingi Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Banyuwangi, Muhamad Lutfi, S.Sos, M.Si, rombongan juga bertemu dengan puluhan budayawan dan pegiat sejarah di Waroeng Kemarang, Desa Tamansuruh, Kecamatan Glagah.
Kebetulan saat itu, Komunitas Osing Pelestari Adat Tradisi (KOPAT) dan Masyarakat Adat Nusantara (MATRA) sedang menggelar Pre Launching buku ‘Blambangan Kuno’ serta Launching gendhing ‘Kesengsem Gandrung’.
Di sela acara, Reynold, Jojo Percia dan Zyco Arvida, berkesempatan memamerkan kebolehan. Sontak suasana mendadak semarak penuh suka cita. Genjrengan gitar, vokal yang empuk ditelinga, dipadu dengan alunan musik tradisional, sukses menghipnotis para budayawan dan pegiat sejarah untuk merangsek maju. Mereka bergoyang lepas sambil mengabadikan momen dengan gawai masing-masing.
Suasana terasa makin syahdu ketika ketiga artis ibukota menyanyikan lagu berjudul ‘Untuk Banyuwangi’. Tembang ini digarap setelah mereka menginjakan kaki di Bumi Blambangan. Dan terinspirasi dari panorama alam serta keramahan masyarakatnya.
Selain itu, Reynold, Jojo Percia dan Zyco Arvida, yang sudah berikrar satu dalam wadah band ‘SOS’ juga melantunkan lagu berjudul ‘Bahagia Selalu’. Termasuk lagu ‘Tong Kosong’ milik Slank.
Bicara soal musikalitas, si babang Penyot, memang gak ada matinya. Setelah hengkang dari Slank, dia masih terlibat di banyak project. Kepiawaiannya mengulik nada senar gitar pun mengantar terbentuknya band RsG dengan single andalan ‘Vitamin’. Bagi yang penasaran bisa mengintip di akun Youtube RsG TV.
Paling anyar, Reynold bersama Jojo Percia dan Zyco Arvida membentuk band ‘SOS’. Penampilannya bisa dipantengin di akun Youtube mereka. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Reynold Eks Gitaris Slank Kepincut Budaya Banyuwangi
Pewarta | : Syamsul Arifin |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |