TIMES BANYUWANGI, JAKARTA – Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, Selasa (2/4/2024) mengeluarkan peringatan keras kepada Israel dengan mengatakan, Iran "akan menghukum" Israel setelah serangan terhadap konsulat Iran di Suriah.
Serangan hari Senin terhadap konsulat di Damaskus menyebabkan sedikitnya tujuh pejabat militer Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) meninggal dunia, termasuk komandan senior IRGC Mayjen Mohammad Reza Zahedi dan Jenderal Mohammad Hadi Haj Rahimi.
Militer Israel mengatakan mereka tidak mengomentari laporan asing, namun juru bicara militer mengatakan intelijen Israel menyatakan bahwa bangunan tersebut bukanlah konsulat atau kedutaan, melainkan bangunan militer pasukan Quds.
Menurut kantor berita negara IRNA, Khamenei menulis bahwa "rezim jahat akan dihukum oleh tangan orang-orang pemberani kami. Dengan kehendak Tuhan, kami akan membuat mereka menyesali kejahatan ini dan kejahatan serupa lainnya".
Ali Shamkhani, penasihat politik Khamenei dan mantan sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran mengatakan pada hari Selasa dalam sebuah postingan di X, apakah AS mengetahui “serangan” Israel atau tidak, tidak mempengaruhi tanggung jawab langsung dan konsekuensinya atas serangan di Suriah.
Amerika Serikat tealh membantah mengetahui rencana serangan tersebut.
Sementara itu, bendera AS dan Israel dibakar oleh orang-orang berkumpul di ibu kota Iran pada Senin malam untuk memprotes pemboman konsulat Iran di Damaskus, yang menurut Teheran dilakukan oleh Israel.
Para pengunjuk rasa itu meneriakkan slogan-slogan seperti "Matilah Israel!" dan "Balas dendam! Pembalasan dendam!".
PBB Mengutuk
Juru bicara Sekjen PBB, Antonio Guterres mengatakan, Sekretaris Jenderal PBB mengutuk serangan mematikan terhadap konsulat Iran di ibu kota Suriah, Damaskus, pada hari Senin itu.
Stephane Dujarric mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa Sekjen PBB menegaskan kembali bahwa prinsip tidak dapat diganggu gugatnya lokasi dan personel diplomatik dan konsuler harus dihormati dalam semua kasus sesuai dengan hukum internasional.
Pernyataan tersebut juga menyerukan agar kita menahan diri dan memperingatkan bahwa setiap kesalahan perhitungan bisa menyebabkan konflik yang lebih luas di wilayah yang sudah bergejolak.
Juga konsekuensi yang menghancurkan bagi warga sipil yang telah mengalami penderitaan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Suriah, Lebanon, Wilayah Pendudukan Palestina, dan Timur Tengah yang lebih luas.
Israel Bunuh Pekerja Bantuan Internasional
Israel juga telah membunuh setidaknya tujuh orang pekerja bantuan internasional, Badan amal World Central Kitchen (WCK) lewat serangan udara.
Serangan udara itu menyebabkan atap mobil yang ditumpangi pekerja WCK berlubang setelah tertembus rudal Israel.
"Enam pekerja bantuan internasional WCK dan sopir mereka yang berasal dari Palestina meninggal dunia," kata kelompok bantuan tersebut pada hari Selasa.
Para pekerja itu dijatuhi rudal ketika mereka sedang mengantarkan makanan dari pengiriman terbarunya ke Gaza, di mana ratusan ribu warga Palestina terpaksa berada di ambang krisis, kelaparan akibat serangan Israel terhadap Hamas.
Karena serangan tersebut, WCK menunda pengiriman bantuan makanan penting ke Gaza pada Selasa, di mana serangan Israel telah mendorong ratusan ribu warga Palestina ke jurang kehancuran. kelaparan.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengakui bahwa pasukannya telah melakukan serangan yang tidak disengaja terhadap orang-orang yang tidak bersalah.
Israel yang mendapat dukungan dari AS itu menghadapi kebencian internasional, karena setelah menghancurkan konsulat Iran di Suriah dan menyebabkan dua jendral penting Iran juga merusak mobil Badan amal World Central Kitchen (WCK) yang menyebabkan tujuh personelnya meninggal dunia. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Setelah Israel Hancurkan Konsulatnya di Suriah, Iran Bersiap Melampiaskan Dendam
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Ronny Wicaksono |