TIMES BANYUWANGI, JAKARTA – Kementerian Pertanian RI (Kementan RI) memastikan produksi beras dalam negeri dari berbagai daerah tetap akan memasok kebutuhan nasional terutama menjalang Ramadhan dan Idul Fitri 1445 Hijriah.
Ketua Kelompok Substansi Data Evaluasi dan Pelaporan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Rachmat dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat mengatakan jumlah produksi padi pada awal 2024 diprediksi dapat memasok kebutuhan nasional.
“Mulai dari Januari hingga Maret hasil produksi akan memasok kebutuhan nasional. Sebut saja pada Januari 2024, dari seluruh daerah di Indonesia diprediksi produksi padi berjumlah 1,6 juta ton gabah kering giling (GKG),” kata Rachmat.
Dia menyampaikan bahwa pada Februari, Kementan juga memprediksi produksi padi berkisar di angka 2,4 juta ton GKG. Kemudian pada Maret 2024, produksi padi diprediksi berjumlah 6,1 juta ton GKG.
“Dan prediksi April lebih tinggi lagi dibandingkan Maret. Salah satunya di Jawa Timur, misalnya di Ngawi, sudah mulai memasuki musim panen dan siap berproduksi. Ngawi salah satu sentra produksi nasional,” ucap Rachmat.
Di Jawa Timur, lanjut Rachmat mulai memasuki panen raya, diprediksi akan panen padi 239 ribu hektar pada Maret 2024 dan 300 ribu hektar diprediksi akan panen di April.
"Maret ini pun misalnya Ngawi diprediksi lahan padi yang akan panen seluas 18 ribu hektar. Itu membuktikan kemampuan berproduksi padi," kata Rachmat.
Rachmat menegaskan bahwa ketersediaan beras dapat terjaga dan kini mulai memasuki musim panen padi. Prediksi Maret akan menghasilkan beras sekitar 3,51 juta ton.
Kementerian Pertanian juga menyebut bahwa sejumlah daerah di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) telah melakukan panen padi guna mendukung pemenuhan stok pangan di pasaran.
Sejumlah daerah di Sumatera Selatan yang telah melakukan panen padi yakni Kabupaten Banyuasin yang terdiri dari enam kecamatan yaitu Muara Telang, Tanjung Lago, Air Salek, Muara Padang, Sumber Marga Telang, Muara Sugihan, Pulau Rimau dan Selat Penuguan.
Kementan mencatat Banyuasin sudah melakukan panen sejak Januari dan Februari bahkan pada Maret diprediksi akan panen seluas 46 ribu hektar. Diperkirakan musim panen raya di Sumatera Selatan akan terjadi pada Maret 2024 dengan prediksi seluas 81 ribu hektar.
Sementara itu, Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Tanaman Pangan Sumsel Tuti mengatakan Pemerintah Provinsi Sumsel optimistis tidak akan terjadi perubahan yang besar meski musim tanam bergeser dampak dari pengaruh El Nino di penghujung tahun 2023 lalu.
Meski ada pengaruh cuaca El Nino pada tahun 2023 yang membuat terjadinya pergeseran tanam, dimana sebelumnya puncak tanam terjadi Oktober dan November ternyata mundur Desember karena sebagian daerah belum turun hujan. Hanya saja puncak panen tidak akan mundur dan tetap berlangsung pada Maret-April 2024.
Tuti mengatakan dengan target peningkatan luas panen sebesar 12,39 persen pada tahun 2024, komoditas padi di Provinsi Sumatera Selatan diproyeksikan mampu terkerek naik.
Selain itu, Tuti mencatat bahwa produktivitas Sumsel menunjukkan hasil yang cukup baik dan akan mencukupi kebutuhan pasar. Hasil panen padi rata-rata pada 2023 mencapai 5,5 ton per hektare, naik dari pada tahun sebelumnya yang mencapai 5,4 ton per hektare.
Tuti menuturkan pihaknya berharap dapat meningkatkan luas panen padi tahun ini sekitar 62,204 hektare (12,39 persen). Dia juga menyatakan bahwa salah satu upaya yang akan dilakukan adalah untuk meningkatkan produksi di beberapa lokasi lahan yang belum optimal.
“Jadi lahan sawah yang produksinya masih di bawah 5 ton ini yang akan kita bantu dan dampingi baik itu dengan memanfaatkan dana APBD maupun APBN,” kata Tuti. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Kementan: Produksi Beras Nasional Aman Jelang Ramadhan dan Idul Fitri
Pewarta | : Antara |
Editor | : Deasy Mayasari |