TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Banyuwangi, Jawa Timur, memang gudangnya inovasi. Terbaru, kabupaten di ujung timur pulau Jawa ini melaunching program ‘Bazar Inovasi Pendidikan’. Kegiatan yang dimotori Dinas Pendidikan Banyuwangi ini digeber secara serentak di 26 titik, baik sekolahan maupun Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), Sabtu, (10/9/2022).
Dalam paparan di SDN 4 Penganjuran, Kepala Bidang Pendidikan Masyarakat (Kabid Dikmas) Dinas Pendidikan Banyuwangi, Nuriyatus Sholeha menyampaikan, program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas mutu pelayanan dunia pendidikan. Dengan mendorong adanya inovasi disetiap satuan pendidikan. Termasuk perluasan inovasi melalui kerjasama dengan lembaga tertentu.
“Awalnya kami menerima 120 lebih inovasi dari satuan pendidikan,” katanya.
Nuri, sapaan akrab Nuriyatus Sholeha bercerita asal muasal tercetusnya 120 inovasi tersebut. Awalnya masing-masing sekolah diminta untuk membuat trobosan inovasi yang dapat memajukan kualitas pendidikan di Banyuwangi. Mulai dari tingkat Paud, TK, SD, SMP dan PKBM.
Dari seluruh inovasi yang diusulkan, selanjutnya diseleksi oleh Dinas Pendidikan Banyuwangi. Tujuannya untuk memastikan terobosan inovasi benar-benar berbobot atau sesuai dengan kebutuhan dunia pendidikan.
“Mempertimbangkan kategori, sisi kualitas dan prioritas kebutuhan dunia pendidikan, terdapat 40 inovasi yang kita setujui,” bebernya.
Selanjutnya, sekolah dengan inovasi yang telah dinyatakan masuk kualisifikasi diarahkan untuk menularkan kepada sekolah lain. Mulai dari mensosialisasikan, mengajarkan dan melakukan bimbingan kepada satuan pendidikan lain. Atau bisa disebut sebagai sekolah asuh sekolah.
“Dengan pola seperti ini, kita dapat sharing masalah pendidikan dan mempererat tali silaturahmi antar tenaga pendidik,” ungkap Nuri.
Program Bazar Inovasi Pendidikan sebenarnya adalah sebuah peluang bagi tiap satuan pendidikan untuk bisa tampil menjadi yang terbaik. Karena tidak menutup kemungkinan sekolah inovator dengan berjalannya waktu akan terlampaui sekolah replikator.
SDN 4 Penganjuran, Banyuwangi, sedang menularkan inovasi kepada tenaga didik dari sekolah-sekolah. (Foto: Fazar Dimas/TIMES Indonesia)
“Sekolah-sekolah replikator bisa belajar dari inovasi sekolah inovator, dengan cara amati, tiru, modifikasi sesuaikan dengan situasi masing-masing,” ujar Nuri.
“Ini merupakan sebuah tantangan bagi sekolah-sekolah inovator. Kalau mereka tidak terus berkembang, bisa-bisa ketinggalan oleh sekolah replikator yang punya semangat untuk terus berbenah menjadi yang terbaik,” imbuhnya.
Disampaikan, program ini sengaja dicetus guna menumbuhkan semangat satuan pendidikan untuk menjadi yang terbaik. Khususnya dalam memberikan pelayanan sektor pendidikan kepada peserta didik.
“Bukan ajang membeda-bedakan sekolah inovator dan replikator. Namun, untuk mendongkrak teman-teman tenaga pendidik untuk mencari jalan terbaik dan terfokus. Semoga dengan cara ini kualitas pendidikan di Banyuwangi semakin baik,” cetusnya.
Kabar baiknya, peluncuran Program Bazar Inovasi Pendidikan ini mendapat sambutan luar biasa dari kalangan guru. Bahkan inovasi yang dicetus satuan pendidikan bisa ikut diminati lintas jenjang pendidikan.
“Ada inovasi dari TK diminati SD. Inovasi SD ikut dipelajari SMP, dan sebaliknya saling tukar inovasi,” tutur Nuri.
Salah satu contoh, lanjutnya, SD 4 Penganjuran, pada Sabtu (10/9/2022) melakukan penularan inovasi kepada tenaga didik dan satuan pendidikan lainnya. Dalam paparan SD 4 Penganjuran menjabarkan salah satu inovasinya, yang diberi label ‘Baperan’. Yakni Belajar Perkalian dan Pembagian Bersama Antar Anak.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, Suratno, S Pd, MM menyampaikan bahwa program Bazar Inovasi Pendidikan merupakan upaya mendorong peningkatan kualitas pendidikan di Bumi Blambangan. Sekaligus wujud peran serta aktif dalam mensukseskan program Merdeka Belajar yang digaungkan pemerintah pusat.
“Juga untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila. Pelajar yang beriman dan bertaqwa kepada YME serta berakhlaq mulia, mandiri, gotong royong, berkebhinnekaan global, bernalar kritis, dan kreatif,” katanya.
Suratno mengatakan, sudah menjadi komitmen Dinas Pendidikan Banyuwangi. Berbagai upaya akan terus dilakukan guna meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). (*)
Pewarta | : Syamsul Arifin (MG-264) |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |